Panduan Pengguna - Aplikasi Akunting

1.1

Pendahuluan

Selamat Datang

Aplikasi Akunting adalah sistem pencatatan keuangan yang dirancang khusus untuk usaha kecil dan menengah (UKM) di Indonesia. Aplikasi ini mendukung standar akuntansi Indonesia (PSAK) dan kepatuhan perpajakan.

Cara Menggunakan Panduan Ini

Panduan ini disusun berdasarkan tugas yang ingin Anda selesaikan, bukan berdasarkan menu aplikasi. Cari bagian yang sesuai dengan kebutuhan Anda:

Anda Ingin...Baca Bagian
Mencatat pembayaran dari klienMencatat Pendapatan
Mencatat bayar listrik, vendor, gajiMencatat Pengeluaran
Pindahkan uang antar rekeningTransfer Antar Akun
Kirim struk via TelegramTelegram Receipt
Cetak laporan keuangan bulananLaporan Bulanan
Hitung dan lapor PPNTransaksi PPN & Laporan Pajak
Kelola proyek dan invoiceSetup Proyek
Setup awal aplikasiSetup Awal

Struktur Setiap Bab

Setiap bab dalam panduan ini mengikuti struktur yang sama:

  1. Kapan Anda Membutuhkan Ini - Situasi yang memerlukan fitur ini
  2. Konsep yang Perlu Dipahami - Penjelasan singkat konsep akuntansi terkait
  3. Skenario - Langkah demi langkah untuk kasus nyata
  4. Tips - Best practices dan saran
  5. Lihat Juga - Link ke bab terkait

Persyaratan Sistem

  • Browser modern (Chrome, Firefox, Safari, Edge)
  • Koneksi internet stabil
  • Resolusi layar minimal 1024x768

Konvensi Penulisan

KonvensiArti
Teks tebalTombol atau menu yang perlu diklik
Teks kodeNilai yang perlu dimasukkan
> Catatan:Informasi penting yang perlu diperhatikan

Daftar Isi

Pengantar

Bagian I: Operasi Harian

Bagian II: Pelaporan

Bagian III: Perpajakan

Bagian IV: Manajemen Proyek

Bagian V: Konfigurasi

Lampiran

1.2

Konsep Dasar Akuntansi

Kapan Anda Membutuhkan Ini

Baca bab ini jika Anda:

  • Baru pertama kali menggunakan aplikasi akuntansi
  • Ingin memahami istilah-istilah yang digunakan di aplikasi
  • Perlu memahami mengapa transaksi dicatat dengan cara tertentu

Apa Itu Akuntansi?

Akuntansi adalah proses mencatat, mengklasifikasi, dan melaporkan transaksi keuangan bisnis. Tujuannya:

  • Mengetahui kondisi keuangan bisnis
  • Membuat keputusan bisnis yang tepat
  • Memenuhi kewajiban pelaporan pajak

Persamaan Dasar Akuntansi

Aset = Kewajiban + Ekuitas
KomponenPengertianContoh
AsetApa yang dimiliki bisnisKas, piutang, peralatan
KewajibanApa yang dihutang bisnisHutang vendor, hutang pajak
EkuitasModal pemilikModal awal, laba ditahan

Setiap transaksi harus menjaga keseimbangan persamaan ini.

Debit dan Kredit

Setiap transaksi dicatat dalam dua sisi: debit dan kredit. Total debit harus sama dengan total kredit.

Jenis AkunBertambahBerkurang
AsetDebitKredit
KewajibanKreditDebit
EkuitasKreditDebit
PendapatanKreditDebit
BebanDebitKredit

Contoh: Terima Pembayaran dari Klien

Anda menerima Rp 10.000.000 dari klien untuk jasa konsultasi.

AkunDebitKredit
Kas/Bank10.000.000
Pendapatan Jasa 10.000.000
  • Kas (aset) bertambah → debit
  • Pendapatan bertambah → kredit

Contoh: Bayar Listrik

Anda membayar tagihan listrik Rp 500.000.

AkunDebitKredit
Beban Listrik500.000
Kas/Bank 500.000
  • Beban bertambah → debit
  • Kas (aset) berkurang → kredit

Bagan Akun (Chart of Accounts)

Bagan akun adalah daftar semua akun yang digunakan untuk mencatat transaksi. Akun dikelompokkan berdasarkan jenisnya:

KodeJenisContoh
1.x.xxAsetKas, Bank, Piutang, Peralatan
2.x.xxKewajibanHutang Usaha, Hutang Pajak
3.x.xxEkuitasModal, Laba Ditahan
4.x.xxPendapatanPendapatan Jasa, Pendapatan Lain
5.x.xxBebanGaji, Sewa, Listrik, Internet

Jurnal

Jurnal adalah catatan kronologis setiap transaksi. Setiap jurnal berisi:

  • Tanggal transaksi
  • Akun yang terlibat
  • Jumlah debit dan kredit
  • Keterangan

Status Transaksi

StatusArti
DraftTransaksi tersimpan tapi belum mempengaruhi saldo akun
PostedTransaksi sudah diposting, mempengaruhi saldo akun
VoidTransaksi dibatalkan, jurnal reversal otomatis dibuat

Periode Akuntansi

Bisnis biasanya menggunakan periode akuntansi:

  • Bulanan - Untuk laporan rutin dan pajak
  • Tahunan - Untuk tutup buku dan laporan keuangan akhir tahun

Tips untuk Pemula

  1. Catat segera - Catat transaksi sesegera mungkin setelah terjadi
  2. Simpan bukti - Simpan struk, invoice, dan dokumen pendukung
  3. Gunakan template - Aplikasi menyediakan template untuk transaksi umum
  4. Review rutin - Periksa laporan minimal sekali seminggu

Lihat Juga

2.1

Mencatat Pendapatan

Kapan Anda Membutuhkan Ini

Gunakan panduan ini ketika Anda:

  • Menerima pembayaran dari klien
  • Mencatat penjualan jasa atau produk
  • Menerima pendapatan bunga atau pendapatan lainnya

Konsep yang Perlu Dipahami

Pendapatan adalah penerimaan dari aktivitas bisnis utama. Dalam akuntansi:

  • Pendapatan dicatat di sisi kredit
  • Kas/Bank yang diterima dicatat di sisi debit
  • Jika ada PPN, lihat Transaksi PPN

Skenario 1: Terima Pembayaran Jasa (Tanpa PPN)

Situasi: Klien membayar invoice jasa konsultasi sebesar Rp 5.000.000 via transfer bank.

Langkah-langkah:

  1. Klik menu Transaksi di sidebar
  2. Klik tombol Transaksi Baru
  3. Pilih template Pendapatan Jasa
  4. Isi form:
    • Tanggal: Tanggal uang diterima
    • Jumlah: 5000000
    • Akun Sumber: Pilih rekening bank penerima (contoh: Bank BCA)
    • Keterangan: Pembayaran invoice INV-2025-001 - Konsultasi IT
    • No. Referensi: INV-2025-001
  5. Periksa Preview Jurnal:
    Debit  : Bank BCA           Rp 5.000.000
    Kredit : Pendapatan Jasa    Rp 5.000.000
    
  6. Klik Simpan & Posting

Hasil: Saldo Bank BCA bertambah Rp 5.000.000, Pendapatan Jasa bertambah Rp 5.000.000.

Skenario 2: Terima Pembayaran Jasa dengan PPN

Situasi: Klien membayar invoice jasa sebesar Rp 11.100.000 (sudah termasuk PPN 11%).

Langkah-langkah:

  1. Klik menu Transaksi di sidebar
  2. Klik tombol Transaksi Baru
  3. Pilih template Pendapatan Jasa dengan PPN
  4. Isi form:
    • Tanggal: Tanggal uang diterima
    • Jumlah: 11100000 (nilai inklusif PPN)
    • Akun Sumber: Bank BCA
    • Keterangan: Pembayaran invoice INV-2025-002 - Jasa Pengembangan Website
  5. Periksa Preview Jurnal:
    Debit  : Bank BCA           Rp 11.100.000
    Kredit : Hutang PPN         Rp  1.100.000 (PPN yang harus disetor)
    Kredit : Pendapatan Jasa    Rp 10.000.000 (DPP)
    
  6. Klik Simpan & Posting

Hasil: PPN Keluaran sebesar Rp 1.100.000 akan muncul di Laporan Pajak.

Catatan: Untuk detail perhitungan PPN, lihat Transaksi PPN.

Skenario 3: Terima DP (Down Payment) Proyek

Situasi: Klien membayar DP 30% untuk proyek senilai Rp 50.000.000.

Langkah-langkah:

  1. Klik menu Transaksi di sidebar
  2. Klik tombol Transaksi Baru
  3. Pilih template Terima DP Proyek
  4. Isi form:
    • Tanggal: Tanggal uang diterima
    • Jumlah: 15000000 (30% x 50.000.000)
    • Akun Sumber: Bank BCA
    • Proyek: Pilih proyek terkait
    • Keterangan: DP 30% Proyek Redesign Website
  5. Periksa Preview Jurnal:
    Debit  : Bank BCA                    Rp 15.000.000
    Kredit : Pendapatan Diterima Dimuka  Rp 15.000.000
    
  6. Klik Simpan & Posting

Hasil: DP dicatat sebagai kewajiban (pendapatan diterima dimuka). Pendapatan akan diakui saat milestone selesai. Lihat Tracking Proyek.

Skenario 4: Terima Pendapatan Bunga

Situasi: Bank memberikan bunga deposito Rp 250.000.

Langkah-langkah:

  1. Klik menu Transaksi di sidebar
  2. Klik tombol Transaksi Baru
  3. Pilih template Pendapatan Bunga
  4. Isi form:
    • Tanggal: Tanggal bunga dikreditkan
    • Jumlah: 250000
    • Akun Sumber: Bank BCA
    • Keterangan: Bunga deposito November 2025
  5. Klik Simpan & Posting

Skenario 5: Terima Pelunasan Piutang

Situasi: Klien yang sebelumnya berutang melunasi piutang Rp 8.000.000.

Langkah-langkah:

  1. Klik menu Transaksi di sidebar
  2. Klik tombol Transaksi Baru
  3. Pilih template Terima Pelunasan Piutang
  4. Isi form:
    • Tanggal: Tanggal uang diterima
    • Jumlah: 8000000
    • Akun Sumber: Bank BCA
    • Keterangan: Pelunasan piutang PT ABC
  5. Periksa Preview Jurnal:
    Debit  : Bank BCA        Rp 8.000.000
    Kredit : Piutang Usaha   Rp 8.000.000
    
  6. Klik Simpan & Posting

Hasil: Saldo Piutang Usaha berkurang, Kas bertambah.

Tips

  1. Catat segera - Catat pendapatan segera setelah uang diterima untuk akurasi laporan
  2. Gunakan referensi - Selalu isi nomor invoice/referensi untuk memudahkan rekonsiliasi
  3. Pilih proyek - Jika pendapatan terkait proyek, selalu pilih proyeknya untuk tracking profitabilitas
  4. Periksa preview - Selalu periksa Preview Jurnal sebelum posting

Troubleshooting

MasalahSolusi
Template tidak munculPeriksa apakah template aktif di menu Template
Saldo tidak berubahPastikan status transaksi sudah "Posted" bukan "Draft"
Nilai PPN salahPeriksa formula di template, lihat Kelola Template

Lihat Juga

Tampilan Layar

Form Transaksi
Form Transaksi

Form untuk membuat transaksi baru

Detail Transaksi
Detail Transaksi

Detail transaksi dengan jurnal dan audit trail

2.2

Mencatat Pengeluaran

Kapan Anda Membutuhkan Ini

Gunakan panduan ini ketika Anda:

  • Membayar tagihan utilitas (listrik, air, internet)
  • Membayar vendor atau supplier
  • Membayar gaji karyawan
  • Membayar sewa kantor
  • Membeli perlengkapan atau peralatan kantor
  • Pengeluaran operasional lainnya

Konsep yang Perlu Dipahami

Beban/Pengeluaran adalah biaya yang dikeluarkan untuk operasional bisnis. Dalam akuntansi:

  • Beban dicatat di sisi debit
  • Kas/Bank yang dibayarkan dicatat di sisi kredit
  • Jika ada PPN atau pemotongan PPh, lihat Transaksi PPN dan Transaksi PPh

Skenario 1: Bayar Tagihan Listrik

Situasi: Membayar tagihan listrik PLN sebesar Rp 850.000.

Langkah-langkah:

  1. Klik menu Transaksi di sidebar
  2. Klik tombol Transaksi Baru
  3. Pilih template Beban Listrik
  4. Isi form:
    • Tanggal: Tanggal pembayaran
    • Jumlah: 850000
    • Akun Sumber: Pilih rekening yang digunakan (contoh: Bank BCA atau Kas Kecil)
    • Keterangan: Tagihan listrik November 2025
    • No. Referensi: Nomor tagihan PLN
  5. Periksa Preview Jurnal:
    Debit  : Beban Listrik   Rp 850.000
    Kredit : Bank BCA        Rp 850.000
    
  6. Klik Simpan & Posting

Hasil: Beban Listrik bertambah, saldo Bank berkurang.

Skenario 2: Bayar Tagihan Internet

Situasi: Membayar tagihan internet bulanan Rp 500.000.

Langkah-langkah:

  1. Klik menu Transaksi di sidebar
  2. Klik tombol Transaksi Baru
  3. Pilih template Beban Internet
  4. Isi form:
    • Tanggal: Tanggal pembayaran
    • Jumlah: 500000
    • Akun Sumber: Bank BCA
    • Keterangan: Internet kantor November 2025
  5. Klik Simpan & Posting

Skenario 3: Bayar Vendor dengan PPh 23

Situasi: Membayar vendor jasa desain Rp 5.000.000, dipotong PPh 23 (2%).

Langkah-langkah:

  1. Klik menu Transaksi di sidebar
  2. Klik tombol Transaksi Baru
  3. Pilih template Pembayaran Jasa (PPh 23)
  4. Isi form:
    • Tanggal: Tanggal pembayaran
    • Jumlah: 5000000 (nilai bruto sebelum potong)
    • Akun Sumber: Bank BCA
    • Keterangan: Pembayaran jasa desain logo - CV Kreatif
  5. Periksa Preview Jurnal:
    Debit  : Beban Jasa Profesional   Rp 5.000.000
    Kredit : Bank BCA                 Rp 4.900.000 (nett setelah potong)
    Kredit : Hutang PPh 23            Rp   100.000 (2% x 5.000.000)
    
  6. Klik Simpan & Posting

Hasil: PPh 23 yang dipotong akan muncul di Laporan Pajak untuk disetor ke negara.

Catatan: Untuk detail pemotongan PPh 23, lihat Transaksi PPh.

Skenario 4: Bayar Gaji Karyawan

Situasi: Membayar gaji karyawan Rp 8.000.000.

Langkah-langkah:

  1. Klik menu Transaksi di sidebar
  2. Klik tombol Transaksi Baru
  3. Pilih template Beban Gaji
  4. Isi form:
    • Tanggal: Tanggal pembayaran gaji
    • Jumlah: 8000000
    • Akun Sumber: Bank BCA
    • Keterangan: Gaji November 2025 - Budi Santoso
  5. Periksa Preview Jurnal:
    Debit  : Beban Gaji      Rp 8.000.000
    Kredit : Bank BCA        Rp 8.000.000
    
  6. Klik Simpan & Posting

Catatan: Jika ada pemotongan PPh 21, gunakan template yang sesuai. Lihat Transaksi PPh.

Skenario 5: Bayar Sewa Kantor (Setahun Dimuka)

Situasi: Membayar sewa kantor Rp 24.000.000 untuk 12 bulan kedepan.

Langkah-langkah:

  1. Klik menu Transaksi di sidebar
  2. Klik tombol Transaksi Baru
  3. Pilih template Bayar Sewa Dimuka
  4. Isi form:
    • Tanggal: Tanggal pembayaran
    • Jumlah: 24000000
    • Akun Sumber: Bank BCA
    • Keterangan: Sewa kantor Jan-Des 2025
  5. Periksa Preview Jurnal:
    Debit  : Sewa Dibayar Dimuka   Rp 24.000.000
    Kredit : Bank BCA              Rp 24.000.000
    
  6. Klik Simpan & Posting
  7. Buat Jadwal Amortisasi untuk mengalokasikan beban ke setiap bulan. Lihat Jadwal Amortisasi.

Hasil: Sewa dicatat sebagai aset (dibayar dimuka), lalu diamortisasi Rp 2.000.000/bulan ke Beban Sewa.

Skenario 6: Beli ATK/Perlengkapan Kantor

Situasi: Membeli perlengkapan kantor (kertas, tinta printer, dll) Rp 350.000 tunai.

Langkah-langkah:

  1. Klik menu Transaksi di sidebar
  2. Klik tombol Transaksi Baru
  3. Pilih template Beban ATK
  4. Isi form:
    • Tanggal: Tanggal pembelian
    • Jumlah: 350000
    • Akun Sumber: Kas Kecil
    • Keterangan: Beli kertas HVS dan tinta printer
  5. Klik Simpan & Posting

Skenario 7: Bayar Vendor dengan PPN

Situasi: Membayar pembelian software subscription Rp 1.110.000 (sudah termasuk PPN 11%).

Langkah-langkah:

  1. Klik menu Transaksi di sidebar
  2. Klik tombol Transaksi Baru
  3. Pilih template Pembelian dengan PPN
  4. Isi form:
    • Tanggal: Tanggal pembayaran
    • Jumlah: 1110000 (nilai inklusif PPN)
    • Akun Sumber: Bank BCA
    • Keterangan: Subscription Adobe Creative Cloud
  5. Periksa Preview Jurnal:
    Debit  : Beban Software      Rp 1.000.000 (DPP)
    Debit  : PPN Masukan         Rp   110.000 (dapat dikreditkan)
    Kredit : Bank BCA            Rp 1.110.000
    
  6. Klik Simpan & Posting

Hasil: PPN Masukan dapat dikreditkan dengan PPN Keluaran. Lihat Laporan Pajak.

Skenario 8: Pengeluaran Terkait Proyek

Situasi: Membayar biaya hosting Rp 500.000 untuk proyek klien tertentu.

Langkah-langkah:

  1. Klik menu Transaksi di sidebar
  2. Klik tombol Transaksi Baru
  3. Pilih template Beban Proyek
  4. Isi form:
    • Tanggal: Tanggal pembayaran
    • Jumlah: 500000
    • Akun Sumber: Bank BCA
    • Proyek: Pilih proyek terkait (contoh: PRJ-2025-001)
    • Keterangan: Biaya hosting untuk Proyek Website PT ABC
  5. Klik Simpan & Posting

Hasil: Pengeluaran akan masuk ke analisis profitabilitas proyek. Lihat Analisis Profitabilitas.

Tips

  1. Kategorikan dengan tepat - Pilih template yang sesuai agar laporan akurat
  2. Simpan bukti - Foto struk dan lampirkan ke transaksi. Lihat Telegram Receipt
  3. Gunakan proyek - Hubungkan pengeluaran ke proyek untuk tracking biaya
  4. Amortisasi - Untuk pembayaran dimuka, buat jadwal amortisasi

Troubleshooting

MasalahSolusi
Template tidak sesuaiBuat template baru atau duplikat yang ada. Lihat Kelola Template
Lupa hubungkan ke proyekEdit transaksi draft, atau void dan buat ulang
PPh tidak terpotongGunakan template dengan PPh, atau edit formula template

Lihat Juga

Tampilan Layar

Daftar Transaksi
Daftar Transaksi

Daftar transaksi dengan filter status, periode, dan proyek

Form Transaksi
Form Transaksi

Form untuk membuat transaksi baru

2.3

Transfer Antar Akun

Kapan Anda Membutuhkan Ini

Gunakan panduan ini ketika Anda:

  • Memindahkan uang dari rekening bank ke rekening lain
  • Mengisi kas kecil dari rekening bank
  • Menyetor uang tunai ke bank
  • Transfer antar rekening bank yang berbeda

Konsep yang Perlu Dipahami

Transfer antar akun adalah pemindahan dana dari satu akun kas/bank ke akun kas/bank lainnya. Transaksi ini:

  • Tidak menambah atau mengurangi total aset
  • Hanya memindahkan dari satu tempat ke tempat lain
  • Kedua sisi (debit dan kredit) adalah akun aset
Debit  : Akun tujuan (bertambah)
Kredit : Akun sumber (berkurang)

Skenario 1: Isi Kas Kecil dari Bank

Situasi: Menarik uang Rp 2.000.000 dari Bank BCA untuk mengisi kas kecil kantor.

Langkah-langkah:

  1. Klik menu Transaksi di sidebar
  2. Klik tombol Transaksi Baru
  3. Pilih template Transfer Kas
  4. Isi form:
    • Tanggal: Tanggal penarikan
    • Jumlah: 2000000
    • Dari Akun: Bank BCA
    • Ke Akun: Kas Kecil
    • Keterangan: Isi kas kecil November 2025
  5. Periksa Preview Jurnal:
    Debit  : Kas Kecil   Rp 2.000.000
    Kredit : Bank BCA    Rp 2.000.000
    
  6. Klik Simpan & Posting

Hasil: Saldo Bank BCA berkurang Rp 2.000.000, Kas Kecil bertambah Rp 2.000.000. Total aset tetap sama.

Skenario 2: Setor Tunai ke Bank

Situasi: Menyetor uang tunai Rp 5.000.000 dari kas ke rekening Bank Mandiri.

Langkah-langkah:

  1. Klik menu Transaksi di sidebar
  2. Klik tombol Transaksi Baru
  3. Pilih template Transfer Kas
  4. Isi form:
    • Tanggal: Tanggal setoran
    • Jumlah: 5000000
    • Dari Akun: Kas Kecil
    • Ke Akun: Bank Mandiri
    • Keterangan: Setor tunai dari kas
  5. Periksa Preview Jurnal:
    Debit  : Bank Mandiri   Rp 5.000.000
    Kredit : Kas Kecil      Rp 5.000.000
    
  6. Klik Simpan & Posting

Skenario 3: Transfer Antar Bank

Situasi: Transfer Rp 10.000.000 dari Bank BCA ke Bank Mandiri untuk operasional.

Langkah-langkah:

  1. Klik menu Transaksi di sidebar
  2. Klik tombol Transaksi Baru
  3. Pilih template Transfer Kas
  4. Isi form:
    • Tanggal: Tanggal transfer
    • Jumlah: 10000000
    • Dari Akun: Bank BCA
    • Ke Akun: Bank Mandiri
    • Keterangan: Transfer operasional antar bank
    • No. Referensi: Nomor referensi transfer dari bank
  5. Klik Simpan & Posting

Skenario 4: Transfer dengan Biaya Admin

Situasi: Transfer Rp 10.000.000 dari Bank BCA ke Bank Mandiri, dikenakan biaya transfer Rp 6.500.

Untuk kasus ini, Anda perlu mencatat dua transaksi:

Transaksi 1: Transfer Pokok

  1. Buat transaksi Transfer Kas
  2. Jumlah: 10000000
  3. Dari: Bank BCA, Ke: Bank Mandiri

Transaksi 2: Biaya Admin

  1. Buat transaksi baru dengan template Beban Administrasi Bank
  2. Jumlah: 6500
  3. Akun Sumber: Bank BCA
  4. Keterangan: Biaya transfer ke Bank Mandiri

Preview Jurnal Gabungan:

Transfer:
Debit  : Bank Mandiri              Rp 10.000.000
Kredit : Bank BCA                  Rp 10.000.000

Biaya Admin:
Debit  : Beban Administrasi Bank   Rp      6.500
Kredit : Bank BCA                  Rp      6.500

Skenario 5: Pemindahan ke Deposito

Situasi: Menempatkan Rp 50.000.000 dari rekening giro ke deposito.

Langkah-langkah:

  1. Klik menu Transaksi di sidebar
  2. Klik tombol Transaksi Baru
  3. Pilih template Transfer Kas
  4. Isi form:
    • Tanggal: Tanggal penempatan
    • Jumlah: 50000000
    • Dari Akun: Bank BCA (Giro)
    • Ke Akun: Deposito BCA
    • Keterangan: Penempatan deposito 3 bulan
  5. Klik Simpan & Posting

Tips

  1. Catat tanggal yang tepat - Gunakan tanggal aktual transfer, bukan tanggal pencatatan
  2. Simpan referensi - Catat nomor referensi transfer untuk rekonsiliasi
  3. Biaya admin terpisah - Catat biaya administrasi bank sebagai transaksi terpisah
  4. Verifikasi saldo - Cek saldo di aplikasi dengan mutasi bank

Troubleshooting

MasalahSolusi
Saldo tidak balancePeriksa apakah ada transaksi yang belum diposting
Akun tidak muncul di dropdownPastikan akun bertipe Kas/Bank di Bagan Akun
Biaya admin tidak tercatatBuat transaksi terpisah untuk biaya admin

Lihat Juga

Tampilan Layar

Form Transaksi
Form Transaksi

Form untuk membuat transaksi baru

2.4

Telegram Receipt

Kapan Anda Membutuhkan Ini

Gunakan panduan ini ketika Anda:

  • Ingin mengirim foto struk/kwitansi dari HP langsung ke aplikasi
  • Ingin menyimpan bukti transaksi secara digital
  • Ingin mempercepat pencatatan transaksi dari struk fisik

Konsep yang Perlu Dipahami

Fitur Telegram Receipt memungkinkan Anda:

  1. Mengirim foto struk via Telegram bot
  2. Sistem menyimpan gambar dan menunggu review
  3. Anda memilih template dan memposting transaksi dari aplikasi

Ini memudahkan pencatatan karena Anda bisa langsung foto struk dari lokasi, lalu proses di kantor kemudian.

Penting: Setiap Pengguna Harus Link Sendiri

Setiap orang yang ingin mengirim struk via Telegram harus menghubungkan akun Telegram mereka dengan akun aplikasi mereka:

  • Office Manager (user A) → Link Telegram-nya → Struk masuk atas nama user A
  • Accountant (user B) → Link Telegram-nya → Struk masuk atas nama user B
  • Boss (user C) → Link Telegram-nya → Struk masuk atas nama user C

Alasan:

  • Keamanan: Hanya user yang ter-autorisasi bisa mencatat transaksi
  • Audit: Sistem mencatat siapa yang mengirim struk
  • Permissions: Setiap user punya hak akses yang berbeda

Jika seseorang belum link dan mengirim struk, bot akan membalas: "Akun belum terhubung. Ketik /start untuk mulai."

Skenario 1: Setup Telegram Bot (Sekali Saja)

Situasi: Pertama kali menggunakan fitur Telegram Receipt.

Langkah-langkah:

  1. Buka Telegram di HP
  2. Cari bot @AplikasiAkuntingBot (atau nama bot yang dikonfigurasi)
  3. Ketik /start untuk memulai
  4. Bot akan meminta kode akses
  5. Di aplikasi web, buka menu Pengaturan > Telegram
  6. Salin Kode Akses yang ditampilkan
  7. Kirim kode tersebut ke bot
  8. Bot akan mengkonfirmasi: "Akun berhasil terhubung"

Hasil: HP Anda sekarang terhubung ke akun aplikasi.

Skenario 2: Kirim Struk Belanja

Situasi: Anda baru saja membeli perlengkapan kantor dan mendapat struk dari kasir.

Langkah-langkah:

Di HP (Telegram):

  1. Buka chat dengan @AplikasiAkuntingBot
  2. Foto struk dengan jelas (pastikan angka terbaca)
  3. Kirim foto ke bot
  4. Tambahkan caption (opsional): ATK dari Toko ABC - Rp 350.000
  5. Bot akan konfirmasi: "Struk diterima, silakan proses di aplikasi"

Di Aplikasi Web:

  1. Klik menu Transaksi di sidebar
  2. Anda akan melihat notifikasi "X struk menunggu diproses"
  3. Klik notifikasi tersebut atau buka tab Struk Pending
  4. Klik struk yang baru dikirim
  5. Review gambar struk
  6. Isi form transaksi:
    • Template: Beban ATK
    • Tanggal: Tanggal di struk
    • Jumlah: 350000
    • Keterangan: Pembelian ATK - Toko ABC
  7. Klik Simpan & Posting

Hasil: Transaksi tercatat dengan lampiran gambar struk.

Skenario 3: Kirim Struk dengan Caption Detail

Situasi: Anda ingin memberikan informasi lebih detail saat mengirim struk.

Format Caption yang Disarankan:

[Kategori] - [Vendor/Toko] - Rp [Jumlah]
Keterangan tambahan jika perlu

Contoh:

  • Listrik - PLN - Rp 850.000
  • Internet - Biznet - Rp 500.000
  • Makan siang meeting - Restoran XYZ - Rp 250.000
  • Parkir - Rp 10.000

Caption ini akan muncul saat Anda memproses struk di aplikasi, memudahkan pengisian form.

Skenario 4: Kirim Banyak Struk Sekaligus

Situasi: Anda punya beberapa struk yang perlu dicatat setelah meeting seharian.

Langkah-langkah:

Di HP (Telegram):

  1. Buka chat dengan bot
  2. Kirim foto struk satu per satu (jangan kirim sekaligus dalam satu pesan)
  3. Berikan caption untuk setiap foto
  4. Ulangi untuk semua struk

Di Aplikasi Web:

  1. Buka menu Transaksi > Struk Pending
  2. Anda akan melihat daftar semua struk yang belum diproses
  3. Klik struk pertama, isi form, posting
  4. Lanjut ke struk berikutnya
  5. Ulangi sampai semua struk terproses

Skenario 5: Batalkan Struk yang Salah Kirim

Situasi: Anda tidak sengaja mengirim foto yang bukan struk.

Langkah-langkah:

  1. Di aplikasi web, buka Struk Pending
  2. Klik struk yang salah
  3. Klik tombol Hapus atau Abaikan
  4. Konfirmasi penghapusan

Skenario 6: Lampirkan Dokumen ke Transaksi yang Sudah Ada

Situasi: Anda sudah mencatat transaksi, tapi ingin menambahkan lampiran bukti.

Langkah-langkah:

  1. Buka detail transaksi yang sudah ada
  2. Di bagian Lampiran, klik Tambah Lampiran
  3. Upload file dari komputer, atau
  4. Pilih dari Struk Pending yang sudah dikirim via Telegram
  5. Klik Simpan

Tips

  1. Foto dengan jelas - Pastikan angka dan tanggal terbaca
  2. Satu struk satu foto - Jangan gabung beberapa struk dalam satu foto
  3. Caption singkat - Tambahkan informasi penting di caption
  4. Proses rutin - Biasakan memproses struk setiap hari agar tidak menumpuk
  5. Backup otomatis - Gambar struk tersimpan di sistem sebagai bukti

Troubleshooting

MasalahSolusi
Bot tidak meresponPastikan bot online, cek dengan /status
Struk tidak muncul di aplikasiRefresh halaman, tunggu beberapa detik
Kode akses tidak validGenerate ulang kode di Pengaturan > Telegram
Foto tidak jelasKirim ulang dengan pencahayaan lebih baik

Lihat Juga

3.1

Laporan Harian

Kapan Anda Membutuhkan Ini

Gunakan panduan ini ketika Anda:

  • Ingin mengecek transaksi yang sudah dicatat hari ini
  • Ingin melihat saldo kas dan bank terkini
  • Ingin memverifikasi apakah ada transaksi yang belum diposting
  • Ingin melihat mutasi akun tertentu

Konsep yang Perlu Dipahami

Laporan harian membantu Anda:

  • Monitoring - Memastikan semua transaksi tercatat
  • Verifikasi - Mencocokkan saldo aplikasi dengan saldo aktual
  • Deteksi - Menemukan kesalahan pencatatan lebih awal

Skenario 1: Cek Kondisi Keuangan Hari Ini (Dashboard)

Situasi: Pagi hari, Anda ingin melihat ringkasan kondisi keuangan bisnis.

Langkah-langkah:

  1. Buka aplikasi, halaman Dashboard akan tampil otomatis
  2. Lihat kartu-kartu KPI:
    • Kas & Bank - Total saldo kas dan bank saat ini
    • Piutang - Total piutang yang belum dibayar
    • Hutang - Total hutang yang harus dibayar
    • Transaksi - Jumlah transaksi bulan ini
  3. Untuk melihat periode lain, gunakan pemilih bulan di atas

Informasi yang Ditampilkan:

KartuArti
PendapatanTotal pendapatan bulan ini vs bulan lalu
BebanTotal pengeluaran bulan ini vs bulan lalu
Laba BersihPendapatan - Beban
Margin Laba(Laba / Pendapatan) × 100%

Skenario 2: Cek Transaksi Hari Ini

Situasi: Akhir hari kerja, Anda ingin memastikan semua transaksi sudah tercatat.

Langkah-langkah:

  1. Klik menu Transaksi di sidebar
  2. Di filter Periode, pilih tanggal hari ini
  3. Klik Tampilkan atau tekan Enter
  4. Review daftar transaksi yang muncul:
    • Periksa apakah semua transaksi hari ini sudah ada
    • Perhatikan status transaksi (Draft/Posted)
  5. Jika ada yang kurang, catat segera

Tips Verifikasi:

  • Cocokkan dengan struk/bukti yang Anda miliki
  • Pastikan tidak ada transaksi yang masih Draft
  • Perhatikan total pengeluaran dan pemasukan

Skenario 3: Cek Saldo Bank

Situasi: Anda ingin mencocokkan saldo di aplikasi dengan saldo di mobile banking.

Langkah-langkah:

  1. Klik menu Buku Besar di sidebar
  2. Di filter Akun, pilih rekening bank (contoh: Bank BCA)
  3. Di filter Periode, biarkan kosong untuk melihat sampai hari ini
  4. Klik Tampilkan
  5. Lihat Saldo Akhir di bagian bawah
  6. Bandingkan dengan saldo di mobile banking

Jika Saldo Tidak Cocok:

SelisihKemungkinan Penyebab
Aplikasi lebih besarAda transaksi pengeluaran yang belum dicatat
Aplikasi lebih kecilAda penerimaan yang belum dicatat
Selisih kecilBiaya admin bank yang belum dicatat

Skenario 4: Lihat Mutasi Akun

Situasi: Anda ingin melihat detail transaksi yang mempengaruhi akun tertentu.

Langkah-langkah:

  1. Klik menu Buku Besar di sidebar
  2. Pilih Akun yang ingin dilihat
  3. Pilih Periode (tanggal awal - tanggal akhir)
  4. Klik Tampilkan
  5. Tabel mutasi menampilkan:
    • Tanggal - Tanggal transaksi
    • Keterangan - Deskripsi transaksi
    • Debit - Penambahan (untuk akun aset)
    • Kredit - Pengurangan (untuk akun aset)
    • Saldo - Saldo berjalan setelah transaksi

Skenario 5: Cek Transaksi Draft yang Belum Diposting

Situasi: Anda ingin memastikan tidak ada transaksi yang masih draft.

Langkah-langkah:

  1. Klik menu Transaksi di sidebar
  2. Di filter Status, pilih Draft
  3. Klik Tampilkan
  4. Jika ada transaksi draft:
    • Review apakah sudah benar
    • Klik untuk membuka detail
    • Posting jika sudah yakin, atau hapus jika tidak valid

Catatan: Transaksi Draft tidak mempengaruhi saldo akun. Pastikan semua transaksi valid sudah diposting.

Skenario 6: Cari Transaksi Tertentu

Situasi: Anda ingin mencari transaksi berdasarkan nomor referensi atau keterangan.

Langkah-langkah:

  1. Klik menu Transaksi di sidebar
  2. Di kolom Pencarian, ketik kata kunci:
    • Nomor transaksi (TRX-2025-xxxx)
    • Nomor referensi (INV-xxx, PO-xxx)
    • Kata dalam keterangan (nama vendor, nama klien)
  3. Tekan Enter atau klik ikon search
  4. Hasil pencarian akan ditampilkan

Tips

  1. Rutinkan pengecekan - Biasakan cek transaksi di akhir hari kerja
  2. Rekonsiliasi rutin - Cocokkan saldo bank minimal seminggu sekali
  3. Posting segera - Jangan biarkan transaksi draft terlalu lama
  4. Simpan bukti - Lampirkan bukti transaksi untuk audit trail

Troubleshooting

MasalahSolusi
Saldo tidak updatePastikan transaksi sudah Posted, bukan Draft
Transaksi tidak munculPeriksa filter periode dan status
Dashboard kosongPastikan ada transaksi di periode yang dipilih

Lihat Juga

Tampilan Layar

Dashboard
Dashboard

Tampilan utama dengan KPI keuangan bulanan

Daftar Transaksi
Daftar Transaksi

Daftar transaksi dengan filter status, periode, dan proyek

Buku Besar
Buku Besar

Tampilan buku besar dengan saldo berjalan

3.2

Laporan Bulanan

Kapan Anda Membutuhkan Ini

Gunakan panduan ini ketika Anda:

  • Ingin melihat ringkasan keuangan bulanan
  • Perlu membuat laporan untuk manajemen atau investor
  • Menyiapkan data untuk laporan pajak bulanan
  • Menganalisis performa bisnis bulan ini vs bulan lalu

Konsep yang Perlu Dipahami

Ada empat laporan keuangan utama:

LaporanFungsiTipe
Neraca SaldoDaftar saldo semua akunTitik waktu
NeracaPosisi keuangan (aset, kewajiban, ekuitas)Titik waktu
Laba RugiPendapatan vs bebanPeriode
Arus KasAliran kas masuk dan keluarPeriode

Titik waktu = kondisi pada tanggal tertentu Periode = akumulasi selama rentang waktu

Skenario 1: Cetak Neraca Saldo Akhir Bulan

Situasi: Akhir bulan, Anda ingin memvalidasi bahwa pembukuan balance (debit = kredit).

Langkah-langkah:

  1. Klik menu Laporan di sidebar
  2. Pilih Neraca Saldo
  3. Pilih Tanggal: Tanggal akhir bulan (contoh: 30 November 2025)
  4. Klik Tampilkan
  5. Periksa laporan:
    • Total Debit harus sama dengan Total Kredit
    • Jika berbeda, ada kesalahan yang perlu ditelusuri

Memahami Neraca Saldo:

KolomArti
Kode AkunNomor akun di bagan akun
Nama AkunNama lengkap akun
DebitTotal saldo debit akun
KreditTotal saldo kredit akun

Cara Ekspor:

  1. Klik tombol Ekspor PDF untuk dokumentasi resmi
  2. Klik tombol Ekspor Excel untuk analisis lebih lanjut

Skenario 2: Cetak Laporan Laba Rugi Bulanan

Situasi: Anda ingin mengetahui apakah bisnis untung atau rugi bulan ini.

Langkah-langkah:

  1. Klik menu Laporan di sidebar
  2. Pilih Laba Rugi
  3. Pilih periode:
    • Tanggal Awal: 1 November 2025
    • Tanggal Akhir: 30 November 2025
  4. Klik Tampilkan
  5. Review laporan:
    • Pendapatan: Total penerimaan dari operasional
    • Beban: Total pengeluaran operasional
    • Laba/Rugi Bersih: Pendapatan - Beban

Memahami Laba Rugi:

Pendapatan Jasa               Rp 50.000.000
Pendapatan Lainnya            Rp  2.000.000
─────────────────────────────────────────
Total Pendapatan              Rp 52.000.000

Beban Gaji                    Rp 15.000.000
Beban Sewa                    Rp  5.000.000
Beban Utilitas                Rp  2.000.000
Beban Operasional Lain        Rp  3.000.000
─────────────────────────────────────────
Total Beban                   Rp 25.000.000

LABA BERSIH                   Rp 27.000.000

Skenario 3: Cetak Neraca (Balance Sheet)

Situasi: Anda ingin mengetahui posisi keuangan perusahaan saat ini.

Langkah-langkah:

  1. Klik menu Laporan di sidebar
  2. Pilih Neraca
  3. Pilih Tanggal: Tanggal akhir bulan
  4. Klik Tampilkan
  5. Periksa persamaan akuntansi:
    Aset = Kewajiban + Ekuitas
    

Struktur Neraca:

ASET
─────────────────────────────────────────
Aset Lancar
  Kas & Bank                  Rp 80.000.000
  Piutang Usaha               Rp 25.000.000
  Beban Dibayar Dimuka        Rp 10.000.000

Aset Tetap
  Peralatan                   Rp 50.000.000
  Akum. Penyusutan           (Rp 10.000.000)

Total Aset                   Rp 155.000.000

KEWAJIBAN
─────────────────────────────────────────
Kewajiban Lancar
  Hutang Usaha                Rp 15.000.000
  Hutang Pajak                Rp  5.000.000

Total Kewajiban               Rp 20.000.000

EKUITAS
─────────────────────────────────────────
Modal                        Rp 100.000.000
Laba Ditahan                  Rp  8.000.000
Laba Tahun Berjalan          Rp 27.000.000

Total Ekuitas                Rp 135.000.000

TOTAL KEWAJIBAN + EKUITAS    Rp 155.000.000

Skenario 4: Cetak Laporan Arus Kas

Situasi: Anda ingin mengetahui dari mana uang masuk dan ke mana uang keluar selama bulan ini.

Langkah-langkah:

  1. Klik menu Laporan di sidebar
  2. Pilih Arus Kas
  3. Pilih periode:
    • Tanggal Awal: 1 November 2025
    • Tanggal Akhir: 30 November 2025
  4. Klik Tampilkan
  5. Review laporan yang terbagi dalam tiga bagian:
    • Aktivitas Operasi: Kas dari kegiatan utama bisnis
    • Aktivitas Investasi: Kas dari pembelian/penjualan aset
    • Aktivitas Pendanaan: Kas dari modal/pinjaman

Memahami Arus Kas:

ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI
─────────────────────────────────────────
Penerimaan Jasa                Rp 50.000.000
Pembayaran Gaji               (Rp 15.000.000)
Pembayaran Sewa               (Rp  5.000.000)
Pembayaran Operasional        (Rp  5.000.000)
─────────────────────────────────────────
Arus Kas Bersih dari Operasi   Rp 25.000.000

ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI
─────────────────────────────────────────
Pembelian Peralatan           (Rp 10.000.000)
─────────────────────────────────────────
Arus Kas Bersih dari Investasi (Rp 10.000.000)

ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN
─────────────────────────────────────────
Setoran Modal                  Rp 20.000.000
─────────────────────────────────────────
Arus Kas Bersih dari Pendanaan Rp 20.000.000

RINGKASAN
─────────────────────────────────────────
Kenaikan Bersih Kas            Rp 35.000.000
Saldo Kas Awal                 Rp 45.000.000
SALDO KAS AKHIR                Rp 80.000.000

Rekonsiliasi dengan Neraca:

Laporan arus kas menampilkan rekonsiliasi saldo kas akhir dengan total saldo akun kas/bank di neraca. Keduanya harus sama.

Cara Ekspor:

  1. Klik tombol PDF untuk dokumentasi resmi
  2. Klik tombol Excel untuk analisis lebih lanjut
  3. Klik tombol Cetak untuk print langsung

Skenario 5: Bandingkan Performa Bulan Ini vs Bulan Lalu

Situasi: Anda ingin menganalisis tren performa bisnis.

Langkah-langkah:

  1. Cetak Laba Rugi bulan ini (lihat Skenario 2)
  2. Ekspor ke Excel
  3. Cetak Laba Rugi bulan lalu dengan cara yang sama
  4. Ekspor ke Excel
  5. Buat perbandingan di Excel:
    • Selisih nominal
    • Persentase perubahan
    • Tren naik/turun

Alternatif - Gunakan Dashboard:

  1. Buka Dashboard
  2. Lihat indikator perubahan di setiap kartu KPI
  3. Warna hijau = naik, merah = turun
  4. Persentase perubahan ditampilkan otomatis

Skenario 6: Siapkan Laporan untuk Manajemen

Situasi: Anda perlu menyiapkan laporan bulanan untuk meeting dengan direktur.

Langkah-langkah:

  1. Cetak keempat laporan untuk periode yang sama:
    • Neraca Saldo → untuk validasi
    • Laba Rugi → untuk performa
    • Neraca → untuk posisi keuangan
    • Arus Kas → untuk aliran kas
  2. Ekspor semua ke PDF
  3. Siapkan ringkasan:
    • Highlight pendapatan dan laba
    • Jelaskan perubahan signifikan dari bulan lalu
    • Identifikasi tren yang perlu diperhatikan
    • Jelaskan posisi kas dan pergerakannya

Skenario 7: Persiapan Laporan Pajak Bulanan

Situasi: Akhir bulan, Anda perlu data untuk SPT Masa PPN dan PPh.

Langkah-langkah:

  1. Untuk PPN: Lihat Laporan Pajak
  2. Untuk PPh: Lihat Laporan Pajak
  3. Untuk rekonsiliasi, cetak juga:
    • Neraca Saldo → cek saldo akun hutang pajak
    • Buku Besar → detail mutasi akun pajak

Tips

  1. Jadwalkan rutin - Cetak laporan di tanggal yang sama setiap bulan
  2. Validasi dulu - Cek Neraca Saldo balance sebelum cetak laporan lain
  3. Arsipkan - Simpan PDF laporan bulanan untuk dokumentasi
  4. Analisis tren - Bandingkan dengan periode sebelumnya
  5. Closing - Pastikan semua transaksi bulan tersebut sudah posted

Troubleshooting

MasalahSolusi
Neraca tidak balanceTelusuri akun dengan saldo tidak wajar
Laba berbeda dari ekspektasiPeriksa apakah ada transaksi yang tidak diposting
Data tidak lengkapPastikan periode yang dipilih sudah benar

Lihat Juga

Tampilan Layar

Neraca Saldo
Neraca Saldo

Laporan neraca saldo per tanggal

Neraca
Neraca

Laporan posisi keuangan (Neraca)

Laba Rugi
Laba Rugi

Laporan laba rugi per periode

3.3

Laporan Tahunan

Kapan Anda Membutuhkan Ini

Gunakan panduan ini ketika Anda:

  • Melakukan tutup buku akhir tahun
  • Menyiapkan laporan untuk SPT Tahunan
  • Membuat laporan keuangan tahunan untuk stakeholder
  • Melakukan evaluasi performa bisnis setahun penuh

Konsep yang Perlu Dipahami

Tutup Buku adalah proses menutup periode akuntansi tahunan, yang meliputi:

  1. Memastikan semua transaksi tahun tersebut tercatat
  2. Menyiapkan laporan keuangan tahunan
  3. Menutup akun pendapatan dan beban
  4. Memindahkan laba/rugi ke Laba Ditahan

Skenario 1: Checklist Sebelum Tutup Buku

Situasi: Akhir Desember, Anda mempersiapkan tutup buku.

Checklist yang Perlu Diperiksa:

NoItemStatus
1Semua transaksi sudah diposting (tidak ada Draft)
2Semua struk Telegram sudah diproses
3Saldo kas/bank sudah direkonsiliasi
4Jadwal amortisasi sudah berjalan sampai Desember
5Neraca Saldo balance (Debit = Kredit)
6Invoice yang belum dibayar sudah dicatat sebagai piutang
7Hutang yang belum dibayar sudah dicatat

Langkah Verifikasi:

  1. Klik menu Transaksi > filter Status: Draft
    • Posting atau hapus semua draft
  2. Klik menu Transaksi > Struk Pending
    • Proses semua struk yang belum dicatat
  3. Klik menu Buku Besar > pilih akun Kas dan Bank
    • Cocokkan dengan saldo aktual
  4. Klik menu Amortisasi
    • Pastikan entri Desember sudah posted
  5. Klik menu Laporan > Neraca Saldo
    • Verifikasi total debit = total kredit

Skenario 2: Cetak Laporan Keuangan Tahunan

Situasi: Anda perlu menyiapkan laporan keuangan lengkap untuk tahun 2025.

Langkah-langkah:

Laba Rugi Tahunan:

  1. Klik menu Laporan > Laba Rugi
  2. Pilih periode:
    • Tanggal Awal: 1 Januari 2025
    • Tanggal Akhir: 31 Desember 2025
  3. Klik Tampilkan
  4. Klik Ekspor PDF untuk dokumentasi
  5. Klik Ekspor Excel untuk analisis

Neraca Tahunan:

  1. Klik menu Laporan > Neraca
  2. Pilih Tanggal: 31 Desember 2025
  3. Klik Tampilkan
  4. Ekspor ke PDF dan Excel

Neraca Saldo Tahunan:

  1. Klik menu Laporan > Neraca Saldo
  2. Pilih Tanggal: 31 Desember 2025
  3. Klik Tampilkan
  4. Ekspor ke PDF dan Excel

Skenario 3: Analisis Performa Tahunan

Situasi: Anda ingin menganalisis performa bisnis selama setahun.

Metrik yang Perlu Dianalisis:

MetrikFormulaInterpretasi
Margin Laba Bersih(Laba Bersih / Pendapatan) × 100%Efisiensi menghasilkan laba
Pertumbuhan Pendapatan(Pendapatan Tahun Ini - Tahun Lalu) / Tahun Lalu × 100%Pertumbuhan bisnis
Rasio LancarAset Lancar / Kewajiban LancarKemampuan bayar jangka pendek

Langkah-langkah:

  1. Ekspor Laba Rugi ke Excel
  2. Hitung metrik di atas
  3. Bandingkan dengan target atau tahun sebelumnya
  4. Identifikasi area yang perlu improvement

Analisis per Bulan:

  1. Cetak Laba Rugi untuk setiap bulan
  2. Buat grafik tren pendapatan dan beban
  3. Identifikasi bulan dengan performa terbaik/terburuk

Skenario 4: Persiapan SPT Tahunan

Situasi: Anda menyiapkan data untuk pengisian SPT Tahunan.

Data yang Diperlukan:

Keperluan SPTSumber Data
Penghasilan brutoLaporan Laba Rugi - Total Pendapatan
Biaya operasionalLaporan Laba Rugi - Total Beban
Laba netoLaporan Laba Rugi - Laba Bersih
AsetNeraca - Total Aset
KewajibanNeraca - Total Kewajiban
ModalNeraca - Total Ekuitas
PPh yang sudah dipotongLaporan Pajak - PPh yang dipotong
PPNLaporan Pajak - Ringkasan PPN tahunan

Langkah-langkah:

  1. Cetak Laba Rugi tahunan (1 Jan - 31 Des)
  2. Cetak Neraca per 31 Desember
  3. Cetak Laporan Pajak tahunan:
    • Klik Laporan > Ringkasan Pajak
    • Pilih periode 1 Jan - 31 Des
  4. Kompilasi semua data untuk pengisian SPT

Skenario 5: Bandingkan Tahun ke Tahun

Situasi: Anda ingin membandingkan performa 2025 vs 2024.

Langkah-langkah:

  1. Cetak Laba Rugi 2025 (1 Jan - 31 Des 2025)
  2. Cetak Laba Rugi 2024 (1 Jan - 31 Des 2024)
  3. Ekspor keduanya ke Excel
  4. Buat tabel perbandingan:
                          2024            2025         Selisih    %
Pendapatan           400.000.000     500.000.000    100.000.000   25%
Beban               (250.000.000)   (300.000.000)   (50.000.000)  20%
Laba Bersih          150.000.000     200.000.000     50.000.000   33%
Margin Laba              37.5%           40%           2.5%        -

Skenario 6: Proses Tutup Buku

Situasi: Setelah semua laporan selesai, Anda melakukan tutup buku formal.

Catatan: Dalam aplikasi ini, tutup buku dilakukan secara otomatis:

  • Akun pendapatan dan beban akan reset di awal tahun baru
  • Laba/rugi tahun berjalan otomatis masuk ke perhitungan Ekuitas

Yang Perlu Dilakukan:

  1. Arsipkan semua laporan tahunan (PDF dan Excel)
  2. Backup database sebelum mulai tahun baru
  3. Verifikasi saldo awal tahun baru sama dengan saldo akhir tahun lalu

Tips

  1. Mulai lebih awal - Jangan menunggu sampai 31 Desember untuk memverifikasi
  2. Rekonsiliasi bertahap - Cek saldo bank setiap bulan, bukan hanya akhir tahun
  3. Dokumentasi lengkap - Simpan semua laporan dan backup
  4. Konsultasi - Jika ragu, konsultasikan dengan akuntan profesional

Troubleshooting

MasalahSolusi
Ada transaksi yang terlewatCatat sebagai transaksi tahun berjalan dengan keterangan
Neraca tidak balanceTelusuri satu per satu akun yang bermasalah
Laba berbeda dari perhitungan manualCek apakah semua beban sudah tercatat

Lihat Juga

Tampilan Layar

Laba Rugi
Laba Rugi

Laporan laba rugi per periode

Neraca
Neraca

Laporan posisi keuangan (Neraca)

4.1

Transaksi PPN

Kapan Anda Membutuhkan Ini

Gunakan panduan ini ketika Anda:

  • Menjual jasa atau produk yang dikenakan PPN
  • Membeli barang atau jasa dari vendor dengan faktur pajak
  • Ingin menghitung PPN yang harus disetor
  • Perlu mengkreditkan PPN Masukan dengan PPN Keluaran

Konsep yang Perlu Dipahami

Apa Itu PPN?

Pajak Pertambahan Nilai (PPN) adalah pajak yang dikenakan atas penyerahan barang/jasa kena pajak. Tarif PPN di Indonesia adalah 11%.

PPN Keluaran vs PPN Masukan

JenisKapan TerjadiAkunSaldo Normal
PPN KeluaranSaat menjual barang/jasaHutang PPN (2.1.03)Kredit
PPN MasukanSaat membeli barang/jasaPPN Masukan (1.1.25)Debit

Perhitungan PPN

Dari harga eksklusif (DPP):

DPP = Rp 10.000.000
PPN = DPP × 11% = Rp 1.100.000
Total = Rp 11.100.000

Dari harga inklusif:

Total = Rp 11.100.000
DPP = Total / 1.11 = Rp 10.000.000
PPN = Total - DPP = Rp 1.100.000

Net PPN Bulanan

Di akhir bulan, hitung:

Net PPN = PPN Keluaran - PPN Masukan
HasilArtiAksi
PositifKurang BayarSetor ke negara
NegatifLebih BayarKompensasi atau restitusi

Skenario 1: Penjualan Jasa dengan PPN

Situasi: Anda menagih klien Rp 11.100.000 untuk jasa konsultasi (sudah termasuk PPN).

Langkah-langkah:

  1. Klik menu Transaksi di sidebar
  2. Klik tombol Transaksi Baru
  3. Pilih template Pendapatan Jasa dengan PPN
  4. Isi form:
    • Tanggal: Tanggal invoice/pembayaran
    • Jumlah: 11100000 (nilai inklusif PPN)
    • Akun Sumber: Bank BCA
    • Keterangan: Invoice INV-2025-001 - Jasa Konsultasi IT
    • No. Referensi: Nomor faktur pajak
  5. Periksa Preview Jurnal:
    Debit  : Bank BCA           Rp 11.100.000
    Kredit : Hutang PPN         Rp  1.100.000 (PPN Keluaran)
    Kredit : Pendapatan Jasa    Rp 10.000.000 (DPP)
    
  6. Klik Simpan & Posting

Hasil: Hutang PPN (PPN Keluaran) bertambah Rp 1.100.000.

Skenario 2: Pembelian dengan Faktur Pajak (PPN Masukan)

Situasi: Anda membeli peralatan komputer Rp 5.550.000 (sudah termasuk PPN) dan mendapat faktur pajak.

Langkah-langkah:

  1. Klik menu Transaksi di sidebar
  2. Klik tombol Transaksi Baru
  3. Pilih template Pembelian dengan PPN
  4. Isi form:
    • Tanggal: Tanggal faktur
    • Jumlah: 5550000 (nilai inklusif PPN)
    • Akun Sumber: Bank BCA
    • Keterangan: Pembelian komputer - Toko Elektronik ABC
    • No. Referensi: Nomor faktur pajak dari vendor
  5. Periksa Preview Jurnal:
    Debit  : Peralatan Kantor   Rp 5.000.000 (DPP)
    Debit  : PPN Masukan        Rp   550.000 (dapat dikreditkan)
    Kredit : Bank BCA           Rp 5.550.000
    
  6. Klik Simpan & Posting

Hasil: PPN Masukan bertambah Rp 550.000 (dapat dikreditkan dengan PPN Keluaran).

Skenario 3: Pembelian Beban Operasional dengan PPN

Situasi: Anda membayar subscription software Rp 1.110.000 (sudah termasuk PPN).

Langkah-langkah:

  1. Klik menu Transaksi di sidebar
  2. Klik tombol Transaksi Baru
  3. Pilih template Beban dengan PPN
  4. Isi form:
    • Tanggal: Tanggal pembayaran
    • Jumlah: 1110000
    • Akun Sumber: Bank BCA
    • Keterangan: Subscription Adobe Creative Cloud
  5. Periksa Preview Jurnal:
    Debit  : Beban Software     Rp 1.000.000 (DPP)
    Debit  : PPN Masukan        Rp   110.000
    Kredit : Bank BCA           Rp 1.110.000
    
  6. Klik Simpan & Posting

Skenario 4: Cek Status PPN Bulanan

Situasi: Akhir bulan, Anda ingin mengetahui apakah PPN kurang bayar atau lebih bayar.

Langkah-langkah:

  1. Klik menu Laporan di sidebar
  2. Pilih Ringkasan PPN
  3. Pilih periode:
    • Tanggal Awal: 1 November 2025
    • Tanggal Akhir: 30 November 2025
  4. Klik Tampilkan
  5. Review hasil:
Ringkasan PPN November 2025

PPN Keluaran (Hutang PPN)     Rp 5.500.000
PPN Masukan                   Rp 2.200.000
─────────────────────────────────────────
Net PPN (Kurang Bayar)        Rp 3.300.000

Status: KURANG BAYAR
Batas Setor: 15 Desember 2025

Skenario 5: Setor PPN Kurang Bayar

Situasi: Dari laporan di atas, Anda perlu menyetor PPN Rp 3.300.000.

Langkah-langkah:

  1. Bayar PPN melalui bank atau e-billing
  2. Setelah mendapat bukti bayar:
  3. Klik menu Transaksi di sidebar
  4. Klik tombol Transaksi Baru
  5. Pilih template Setor PPN
  6. Isi form:
    • Tanggal: Tanggal setoran
    • Jumlah: 3300000
    • Akun Sumber: Bank BCA
    • Keterangan: Setor PPN Masa November 2025
    • No. Referensi: Nomor NTPN
  7. Periksa Preview Jurnal:
    Debit  : Hutang PPN         Rp 3.300.000
    Kredit : Bank BCA           Rp 3.300.000
    
  8. Klik Simpan & Posting

Hasil: Saldo Hutang PPN berkurang Rp 3.300.000.

Skenario 6: Penjualan dengan Harga Eksklusif PPN

Situasi: Anda menagih DPP Rp 10.000.000, PPN ditagih terpisah.

Langkah-langkah:

  1. Hitung total: DPP + PPN = 10.000.000 + 1.100.000 = 11.100.000
  2. Gunakan template Pendapatan Jasa dengan PPN
  3. Masukkan jumlah inklusif: 11100000
  4. Sistem akan menghitung:
    • DPP: Rp 10.000.000
    • PPN: Rp 1.100.000

Catatan: Template menggunakan formula amount / 1.11 untuk menghitung DPP dari nilai inklusif. Jika nilai DPP sudah diketahui, kalikan dengan 1.11 untuk mendapat nilai inklusif.

Tips

  1. Simpan faktur pajak - Faktur pajak adalah bukti untuk mengkreditkan PPN Masukan
  2. Rekonsiliasi bulanan - Cek saldo akun PPN sebelum menyetor
  3. Catat nomor faktur - Selalu catat nomor faktur pajak di referensi
  4. Batas waktu - Setor PPN paling lambat tanggal 15 bulan berikutnya

Kewajiban Pelaporan

KewajibanBatas Waktu
Setor PPNTanggal 15 bulan berikutnya
Lapor SPT Masa PPNTanggal 20 bulan berikutnya

Troubleshooting

MasalahSolusi
PPN tidak terhitungPastikan menggunakan template dengan PPN
Nilai PPN salahCek formula di template (harus amount * 0.11 / 1.11 untuk inklusif)
PPN Masukan tidak munculPastikan transaksi sudah diposting

Lihat Juga

Tampilan Layar

Form Transaksi
Form Transaksi

Form untuk membuat transaksi baru

Ringkasan PPN
Ringkasan PPN

Laporan ringkasan PPN Keluaran dan Masukan

4.2

Transaksi PPh

Kapan Anda Membutuhkan Ini

Gunakan panduan ini ketika Anda:

  • Membayar vendor jasa dan perlu memotong PPh 23
  • Membayar gaji karyawan dengan pemotongan PPh 21
  • Perlu menyetor PPh yang sudah dipotong ke negara
  • Ingin tracking pemotongan PPh untuk bukti potong

Konsep yang Perlu Dipahami

Jenis PPh yang Umum

JenisObjekTarifPemotong
PPh 21Gaji, honor, upahProgresifPemberi kerja
PPh 23Jasa teknik, konsultan, sewa2%Pengguna jasa
PPh 4(2)Sewa tanah/bangunan10%Penyewa
PPh 25Angsuran bulananBerdasar SPTWajib pajak

PPh 23 - Yang Paling Umum untuk UKM

Kapan Anda Memotong PPh 23:

  • Membayar jasa konsultan, desainer, programmer (outsource)
  • Membayar jasa teknik, manajemen
  • Membayar sewa peralatan (bukan tanah/bangunan)

Tarif: 2% dari nilai bruto (sebelum PPN)

Contoh:

Nilai jasa bruto: Rp 5.000.000
PPh 23 (2%):      Rp   100.000
Dibayar ke vendor: Rp 4.900.000

Kewajiban Pemotong

Sebagai pemotong PPh 23, Anda wajib:

  1. Memotong PPh saat membayar vendor
  2. Menyetor PPh ke negara (max tanggal 10 bulan berikutnya)
  3. Memberikan bukti potong ke vendor
  4. Melaporkan SPT Masa PPh 23 (max tanggal 20 bulan berikutnya)

Skenario 1: Bayar Vendor Jasa dengan PPh 23

Situasi: Anda membayar vendor desain grafis Rp 5.000.000 untuk desain logo.

Langkah-langkah:

  1. Klik menu Transaksi di sidebar
  2. Klik tombol Transaksi Baru
  3. Pilih template Pembayaran Jasa (PPh 23)
  4. Isi form:
    • Tanggal: Tanggal pembayaran
    • Jumlah: 5000000 (nilai bruto sebelum potong)
    • Akun Sumber: Bank BCA
    • Keterangan: Jasa desain logo - CV Kreatif Design
    • No. Referensi: Nomor invoice vendor
  5. Periksa Preview Jurnal:
    Debit  : Beban Jasa Profesional   Rp 5.000.000
    Kredit : Bank BCA                 Rp 4.900.000 (yang dibayar)
    Kredit : Hutang PPh 23            Rp   100.000 (yang dipotong)
    
  6. Klik Simpan & Posting

Hasil:

  • Anda membayar vendor Rp 4.900.000
  • PPh 23 Rp 100.000 masuk ke Hutang PPh 23 (harus disetor ke negara)

Skenario 2: Bayar Vendor dengan PPN dan PPh 23

Situasi: Vendor menagih Rp 5.550.000 (DPP 5.000.000 + PPN 550.000), Anda perlu memotong PPh 23.

Langkah-langkah:

  1. Klik menu Transaksi di sidebar
  2. Klik tombol Transaksi Baru
  3. Pilih template Pembayaran Jasa (PPN + PPh 23)
  4. Isi form:
    • Tanggal: Tanggal pembayaran
    • Jumlah: 5550000 (nilai inklusif PPN)
    • Akun Sumber: Bank BCA
    • Keterangan: Jasa konsultasi - PT Konsultan ABC
  5. Periksa Preview Jurnal:
    Debit  : Beban Jasa Konsultan     Rp 5.000.000 (DPP)
    Debit  : PPN Masukan              Rp   550.000
    Kredit : Bank BCA                 Rp 5.450.000 (yang dibayar)
    Kredit : Hutang PPh 23            Rp   100.000 (2% x DPP)
    
  6. Klik Simpan & Posting

Catatan: PPh 23 dihitung dari DPP (sebelum PPN), bukan dari nilai total.

Skenario 3: Bayar Vendor Tanpa PPh (Nilai Kecil)

Situasi: Beberapa template memiliki threshold untuk PPh 23. Jika di bawah Rp 2.000.000, PPh tidak dipotong.

Contoh dengan threshold:

Jumlah: Rp 1.500.000 (di bawah threshold Rp 2.000.000)

Preview Jurnal:
Debit  : Beban Jasa              Rp 1.500.000
Kredit : Bank BCA                Rp 1.500.000

(PPh 23 = 0 karena di bawah threshold)

Langkah-langkah:

  1. Gunakan template yang sudah dikonfigurasi dengan threshold
  2. Masukkan jumlah
  3. Sistem akan otomatis menghitung apakah PPh dipotong atau tidak

Skenario 4: Cek Status PPh yang Dipotong

Situasi: Anda ingin mengetahui total PPh 23 yang sudah dipotong dan harus disetor.

Langkah-langkah:

  1. Klik menu Laporan di sidebar
  2. Pilih Pemotongan PPh 23
  3. Pilih periode:
    • Tanggal Awal: 1 November 2025
    • Tanggal Akhir: 30 November 2025
  4. Klik Tampilkan
  5. Review hasil:
Pemotongan PPh 23 November 2025

Total Dipotong          Rp 500.000
Total Disetor           Rp 300.000
─────────────────────────────────────────
Saldo Hutang PPh 23     Rp 200.000

Batas Setor: 10 Desember 2025
Batas Lapor: 20 Desember 2025

Skenario 5: Setor PPh 23 ke Negara

Situasi: Anda perlu menyetor PPh 23 yang sudah dipotong.

Langkah-langkah:

  1. Buat billing pajak melalui e-billing DJP
  2. Bayar melalui bank atau ATM
  3. Setelah mendapat NTPN:
  4. Klik menu Transaksi di sidebar
  5. Klik tombol Transaksi Baru
  6. Pilih template Setor PPh 23
  7. Isi form:
    • Tanggal: Tanggal setoran
    • Jumlah: 200000 (sesuai saldo hutang)
    • Akun Sumber: Bank BCA
    • Keterangan: Setor PPh 23 Masa November 2025
    • No. Referensi: Nomor NTPN
  8. Periksa Preview Jurnal:
    Debit  : Hutang PPh 23      Rp 200.000
    Kredit : Bank BCA           Rp 200.000
    
  9. Klik Simpan & Posting

Hasil: Saldo Hutang PPh 23 berkurang.

Skenario 6: Bayar Sewa Gedung (PPh 4 ayat 2)

Situasi: Anda membayar sewa gedung/tanah Rp 24.000.000. PPh final 10%.

Langkah-langkah:

  1. Klik menu Transaksi di sidebar
  2. Klik tombol Transaksi Baru
  3. Pilih template Bayar Sewa Gedung (PPh 4(2))
  4. Isi form:
    • Tanggal: Tanggal pembayaran
    • Jumlah: 24000000
    • Akun Sumber: Bank BCA
    • Keterangan: Sewa gedung kantor 2025
  5. Periksa Preview Jurnal:
    Debit  : Beban Sewa              Rp 24.000.000
    Kredit : Bank BCA                Rp 21.600.000 (yang dibayar)
    Kredit : Hutang PPh 4(2)         Rp  2.400.000 (10%)
    
  6. Klik Simpan & Posting

Skenario 7: Bayar Gaji dengan PPh 21

Situasi: Membayar gaji karyawan Rp 10.000.000, PPh 21 terutang Rp 500.000.

Catatan: Perhitungan PPh 21 kompleks (PTKP, tarif progresif). Nilai PPh 21 biasanya sudah dihitung terlebih dahulu.

Langkah-langkah:

  1. Klik menu Transaksi di sidebar
  2. Klik tombol Transaksi Baru
  3. Pilih template Bayar Gaji (PPh 21)
  4. Isi form sesuai hasil perhitungan PPh 21
  5. Atau buat template kustom dengan nilai PPh yang sudah dihitung

Tips

  1. DPP untuk PPh 23 - Hitung PPh dari nilai sebelum PPN
  2. Threshold - Beberapa jasa memiliki batas minimal untuk pemotongan
  3. Bukti potong - Wajib memberikan bukti potong ke vendor
  4. Tepat waktu - Setor max tanggal 10, lapor max tanggal 20 bulan berikutnya

Kewajiban Pelaporan

Jenis PPhBatas SetorBatas Lapor
PPh 21Tanggal 10 bulan berikutnyaTanggal 20 bulan berikutnya
PPh 23Tanggal 10 bulan berikutnyaTanggal 20 bulan berikutnya
PPh 4(2)Tanggal 10 bulan berikutnyaTanggal 20 bulan berikutnya

Troubleshooting

MasalahSolusi
PPh tidak terpotongPastikan menggunakan template dengan PPh
Tarif PPh salahEdit formula di template
Threshold tidak berfungsiCek formula kondisional di template

Lihat Juga

Tampilan Layar

Form Transaksi
Form Transaksi

Form untuk membuat transaksi baru

Pemotongan PPh 23
Pemotongan PPh 23

Laporan pemotongan PPh 23 dari vendor

4.3

Laporan Pajak

Kapan Anda Membutuhkan Ini

Gunakan panduan ini ketika Anda:

  • Perlu menghitung PPN yang harus disetor
  • Ingin tracking PPh 23 yang sudah dipotong
  • Menyiapkan data untuk SPT Masa PPN dan PPh
  • Melakukan rekonsiliasi akun-akun pajak

Konsep yang Perlu Dipahami

Jenis Laporan Pajak

LaporanFungsiPeriode
Ringkasan PPNHitung PPN Keluaran vs MasukanBulanan
Pemotongan PPh 23Tracking PPh yang dipotongBulanan
Ringkasan PajakOverview semua akun pajakPeriodik

Kalender Pajak Bulanan

KewajibanBatas Waktu
Setor PPNTanggal 15 bulan berikutnya
Lapor SPT Masa PPNTanggal 20 bulan berikutnya
Setor PPh 21/23Tanggal 10 bulan berikutnya
Lapor SPT Masa PPh 21/23Tanggal 20 bulan berikutnya

Skenario 1: Cetak Ringkasan PPN Bulanan

Situasi: Akhir bulan, Anda perlu mengetahui status PPN untuk penyetoran.

Langkah-langkah:

  1. Klik menu Laporan di sidebar
  2. Scroll ke bagian Laporan Pajak
  3. Klik Ringkasan PPN
  4. Pilih periode:
    • Tanggal Awal: 1 November 2025
    • Tanggal Akhir: 30 November 2025
  5. Klik Tampilkan

Hasil yang Ditampilkan:

RINGKASAN PPN
Periode: 1 November 2025 - 30 November 2025

PPN KELUARAN
────────────────────────────────────────────
Penjualan Jasa           Rp  5.500.000
Penjualan Lainnya        Rp    550.000
────────────────────────────────────────────
Total PPN Keluaran       Rp  6.050.000

PPN MASUKAN
────────────────────────────────────────────
Pembelian Aset           Rp  1.100.000
Beban Operasional        Rp    550.000
────────────────────────────────────────────
Total PPN Masukan        Rp  1.650.000

PERHITUNGAN
────────────────────────────────────────────
PPN Keluaran             Rp  6.050.000
PPN Masukan             (Rp  1.650.000)
────────────────────────────────────────────
Net PPN                  Rp  4.400.000

Status: KURANG BAYAR
Jumlah yang harus disetor: Rp 4.400.000
Batas setor: 15 Desember 2025

Cara Ekspor:

  • Klik Cetak untuk versi print-friendly
  • Gunakan fitur print browser (Ctrl+P)

Skenario 2: Cetak Laporan PPh 23

Situasi: Anda perlu data PPh 23 yang sudah dipotong untuk SPT Masa.

Langkah-langkah:

  1. Klik menu Laporan di sidebar
  2. Scroll ke bagian Laporan Pajak
  3. Klik Pemotongan PPh 23
  4. Pilih periode November 2025
  5. Klik Tampilkan

Hasil yang Ditampilkan:

PEMOTONGAN PPh 23
Periode: November 2025

RINCIAN PEMOTONGAN
────────────────────────────────────────────
Tanggal     Vendor              DPP           PPh 23
05/11/2025  CV Kreatif Design   5.000.000     100.000
12/11/2025  PT Konsultan ABC    10.000.000    200.000
20/11/2025  Freelancer XYZ      3.000.000      60.000
────────────────────────────────────────────
TOTAL                           18.000.000    360.000

PENYETORAN
────────────────────────────────────────────
Total Dipotong                   Rp   360.000
Total Disetor                    Rp         0
────────────────────────────────────────────
Saldo Hutang PPh 23              Rp   360.000

Batas setor: 10 Desember 2025
Batas lapor: 20 Desember 2025

Skenario 3: Cetak Ringkasan Semua Akun Pajak

Situasi: Anda ingin overview semua kewajiban pajak dalam satu tampilan.

Langkah-langkah:

  1. Klik menu Laporan di sidebar
  2. Scroll ke bagian Laporan Pajak
  3. Klik Ringkasan Pajak
  4. Pilih periode
  5. Klik Tampilkan

Hasil yang Ditampilkan:

RINGKASAN PAJAK
Per 30 November 2025

AKUN PAJAK              SALDO         STATUS
────────────────────────────────────────────────────
PPN Masukan (1.1.25)    1.650.000 Dr  Dapat dikreditkan
Hutang PPN (2.1.03)     6.050.000 Cr  Harus disetor
Hutang PPh 21 (2.1.20)    500.000 Cr  Harus disetor
Hutang PPh 23 (2.1.21)    360.000 Cr  Harus disetor
Hutang PPh 4(2) (2.1.22)        0     -
Hutang PPh 25 (2.1.23)  1.000.000 Cr  Angsuran bulanan
────────────────────────────────────────────────────

RINGKASAN KEWAJIBAN
────────────────────────────────────────────────────
Net PPN (6.050.000 - 1.650.000)    Rp 4.400.000
PPh 21                             Rp   500.000
PPh 23                             Rp   360.000
PPh 25                             Rp 1.000.000
────────────────────────────────────────────────────
Total Kewajiban Pajak              Rp 6.260.000

Skenario 4: Rekonsiliasi Akun Pajak

Situasi: Anda ingin memverifikasi saldo akun pajak dengan detail transaksi.

Langkah-langkah:

  1. Klik menu Buku Besar di sidebar
  2. Pilih akun pajak (contoh: Hutang PPN - 2.1.03)
  3. Pilih periode November 2025
  4. Klik Tampilkan
  5. Review setiap transaksi:
    • Kredit = PPN Keluaran dari penjualan
    • Debit = Penyetoran PPN ke negara

Contoh Mutasi Hutang PPN:

Tanggal     Keterangan                    Debit      Kredit     Saldo
01/11/2025  Saldo Awal                                         2.000.000
05/11/2025  Penjualan INV-001                       1.100.000  3.100.000
10/11/2025  Setor PPN Oktober          2.000.000               1.100.000
15/11/2025  Penjualan INV-002                       2.200.000  3.300.000
25/11/2025  Penjualan INV-003                       2.750.000  6.050.000

Skenario 5: Persiapan SPT Masa PPN

Situasi: Anda perlu menyiapkan data untuk mengisi SPT Masa PPN di DJP Online.

Data yang Dibutuhkan:

Form SPTSumber Data
Penyerahan BKP/JKPLaporan Laba Rugi - Pendapatan
PPN KeluaranRingkasan PPN - Total PPN Keluaran
Pajak MasukanRingkasan PPN - Total PPN Masukan
Kurang/Lebih BayarRingkasan PPN - Net PPN

Langkah-langkah:

  1. Cetak Ringkasan PPN untuk periode masa pajak
  2. Catat total PPN Keluaran
  3. Catat total PPN Masukan
  4. Hitung Net PPN
  5. Isi SPT Masa PPN di DJP Online
  6. Setor jika kurang bayar
  7. Catat penyetoran di aplikasi (lihat Transaksi PPN)

Skenario 6: Persiapan SPT Masa PPh 23

Situasi: Anda perlu membuat bukti potong dan melaporkan SPT Masa PPh 23.

Data yang Dibutuhkan:

KeperluanSumber Data
Daftar bukti potongLaporan Pemotongan PPh 23
Total PPh 23Ringkasan Pajak
Detail per vendorMutasi Buku Besar Hutang PPh 23

Langkah-langkah:

  1. Cetak Laporan Pemotongan PPh 23
  2. Buat bukti potong untuk setiap vendor di e-Bupot
  3. Setor PPh 23 jika belum
  4. Laporkan SPT Masa PPh 23
  5. Catat penyetoran di aplikasi (lihat Transaksi PPh)

Tips

  1. Cetak rutin - Cetak laporan pajak di awal bulan untuk periode sebelumnya
  2. Arsipkan - Simpan semua laporan pajak sebagai dokumentasi
  3. Rekonsiliasi - Cocokkan saldo di aplikasi dengan bukti setor
  4. Deadline reminder - Catat batas waktu setor dan lapor di kalender

Troubleshooting

MasalahSolusi
Saldo PPN tidak cocokCek apakah ada transaksi yang belum diposting
PPh 23 tidak muncul di laporanPastikan menggunakan template dengan PPh
Laporan kosongPeriksa filter periode yang dipilih

Lihat Juga

Tampilan Layar

Ringkasan PPN
Ringkasan PPN

Laporan ringkasan PPN Keluaran dan Masukan

Pemotongan PPh 23
Pemotongan PPh 23

Laporan pemotongan PPh 23 dari vendor

Ringkasan Pajak
Ringkasan Pajak

Overview semua akun pajak

4.4

Kalender Pajak

Kapan Anda Membutuhkan Ini

Gunakan panduan ini ketika Anda:

  • Ingin melihat deadline pajak untuk bulan tertentu
  • Perlu tracking kewajiban pajak mana yang sudah selesai
  • Ingin memastikan tidak ada pajak yang terlambat
  • Mencari overview status pajak selama satu tahun

Konsep yang Perlu Dipahami

Kewajiban Pajak Bulanan

KewajibanBatas WaktuKeterangan
Setor PPh 21Tanggal 10Pajak penghasilan karyawan
Setor PPh 23Tanggal 10Pajak atas jasa
Setor PPh 4(2)Tanggal 10Pajak final (sewa, konstruksi)
Setor PPh 25Tanggal 15Angsuran pajak tahunan
Setor PPNTanggal 15Pajak pertambahan nilai
Lapor SPT PPh 21/23Tanggal 20Pelaporan SPT Masa
Lapor SPT PPNAkhir bulanPelaporan SPT Masa PPN

Status Kewajiban

StatusWarnaArti
SelesaiHijauSudah disetor/dilaporkan
MendekatiKuningDeadline dalam 7 hari
TerlambatMerahMelewati deadline
BelumAbu-abuBelum jatuh tempo

Skenario 1: Lihat Checklist Pajak Bulan Ini

Situasi: Awal bulan, Anda ingin melihat kewajiban pajak untuk masa pajak bulan lalu.

Langkah-langkah:

  1. Klik menu Kalender Pajak di sidebar
  2. Pilih periode:
    • Tahun: 2025
    • Bulan: Oktober (masa pajak)
  3. Lihat checklist dengan status masing-masing:
    • Hijau = Sudah selesai
    • Merah = Terlambat
    • Abu-abu = Belum selesai

Informasi yang Ditampilkan:

CHECKLIST PAJAK - Oktober 2025

☑ Setor PPh 21         Batas: 10 Nov 2025    [SELESAI]
☑ Setor PPh 23         Batas: 10 Nov 2025    [SELESAI]
☐ Setor PPh 4(2)       Batas: 10 Nov 2025    [BELUM]
☐ Setor PPh 25         Batas: 15 Nov 2025    [MENDEKATI]
☑ Setor PPN            Batas: 15 Nov 2025    [SELESAI]
☐ Lapor SPT PPh 21/23  Batas: 20 Nov 2025    [BELUM]
☐ Lapor SPT PPN        Batas: 30 Nov 2025    [BELUM]

Skenario 2: Tandai Kewajiban Selesai

Situasi: Anda sudah menyetor PPh 21 dan ingin menandai di sistem.

Langkah-langkah:

  1. Buka Kalender Pajak untuk masa pajak yang sesuai
  2. Cari item "Setor PPh 21"
  3. Klik tombol Tandai Selesai
  4. Isi informasi:
    • Tanggal Selesai: Tanggal penyetoran/pelaporan
    • Nomor Referensi: NTPN / Nomor tanda terima
    • Catatan: (opsional) Informasi tambahan
  5. Klik Simpan

Setelah Ditandai:

  • Status berubah menjadi hijau (SELESAI)
  • Tanggal dan referensi tercatat
  • Progress checklist terupdate

Skenario 3: Batalkan Status Selesai

Situasi: Anda salah menandai kewajiban sebagai selesai.

Langkah-langkah:

  1. Buka Kalender Pajak untuk masa pajak yang sesuai
  2. Cari item yang ingin dibatalkan
  3. Klik tombol Batalkan
  4. Konfirmasi pembatalan

Catatan: Status akan kembali ke belum selesai.

Skenario 4: Lihat Overview Tahunan

Situasi: Anda ingin melihat status pajak selama satu tahun penuh.

Langkah-langkah:

  1. Klik menu Kalender Pajak di sidebar
  2. Klik tab Tahunan atau link Lihat Tahunan
  3. Pilih tahun (contoh: 2025)
  4. Lihat grid 12 bulan dengan status:

Tampilan Overview:

            Jan  Feb  Mar  Apr  Mei  Jun  Jul  Agu  Sep  Okt  Nov  Des
PPh 21      ✓    ✓    ✓    ✓    ✓    ✓    ✓    ✓    ✓    ○    -    -
PPh 23      ✓    ✓    ✓    ✓    ✓    ✓    ✓    ✓    ✓    ○    -    -
PPh 4(2)    ✓    ✓    ✓    ✓    ✓    ✓    ✓    ✓    ✓    -    -    -
PPh 25      ✓    ✓    ✓    ✓    ✓    ✓    ✓    ✓    ✓    ○    -    -
PPN         ✓    ✓    ✓    ✓    ✓    ✓    ✓    ✓    ✓    ✓    -    -
SPT PPh     ✓    ✓    ✓    ✓    ✓    ✓    ✓    ✓    ✓    -    -    -
SPT PPN     ✓    ✓    ✓    ✓    ✓    ✓    ✓    ✓    ✓    -    -    -

Keterangan: ✓ Selesai | ○ Mendekati/Terlambat | - Belum

Skenario 5: Cek Dashboard Widget

Situasi: Anda ingin quick view status pajak dari dashboard.

Langkah-langkah:

  1. Buka Dashboard (halaman utama)
  2. Lihat widget Kalender Pajak yang menampilkan:
    • Jumlah deadline yang terlambat (merah)
    • Jumlah deadline yang mendekati (kuning)
  3. Klik widget untuk membuka detail

Widget menampilkan:

KALENDER PAJAK
─────────────────────
⚠ 2 Terlambat
⏰ 3 Mendekati (7 hari)

[Lihat Detail →]

Skenario 6: Lihat Deadline Terdekat

Situasi: Anda ingin fokus pada deadline yang paling urgent.

Langkah-langkah:

  1. Klik menu Kalender Pajak di sidebar
  2. Klik tab Mendatang
  3. Lihat daftar deadline yang diurutkan berdasarkan tanggal:
    • Terlambat: Yang sudah melewati deadline
    • Mendekati: Yang jatuh tempo dalam 7 hari
    • Akan Datang: Yang jatuh tempo lebih dari 7 hari

Tips

  1. Cek rutin - Buka kalender pajak setiap awal bulan
  2. Tandai segera - Update status begitu selesai setor/lapor
  3. Simpan referensi - Selalu catat NTPN/nomor tanda terima
  4. Dashboard - Manfaatkan widget untuk quick check harian
  5. Review tahunan - Cek overview tahunan untuk memastikan lengkap

Troubleshooting

MasalahSolusi
Deadline tidak munculCek apakah tahun dan bulan sudah benar
Status tidak updateRefresh halaman atau cek koneksi
Tidak bisa tandai selesaiPastikan tanggal selesai tidak kosong
Widget tidak munculWidget ada di halaman Dashboard utama

Lihat Juga

5.1

Setup Proyek

Kapan Anda Membutuhkan Ini

Gunakan panduan ini ketika Anda:

  • Mendapat kontrak proyek baru dari klien
  • Ingin melacak pendapatan dan biaya per proyek
  • Perlu mengatur milestone dan termin pembayaran
  • Ingin menganalisis profitabilitas per proyek

Konsep yang Perlu Dipahami

Apa Itu Manajemen Proyek di Aplikasi Ini?

Fitur proyek memungkinkan Anda:

  • Tracking pendapatan - Berapa yang sudah diterima dari proyek
  • Tracking biaya - Berapa yang sudah dikeluarkan untuk proyek
  • Analisis profit - Apakah proyek untung atau rugi
  • Progress monitoring - Seberapa jauh proyek sudah berjalan

Komponen Proyek

KomponenFungsi
Informasi DasarNama, klien, nilai kontrak, budget
MilestoneTahapan pekerjaan dengan bobot progress
Termin PembayaranJadwal pembayaran dari klien
Transaksi TerkaitSemua transaksi yang dihubungkan ke proyek

Status Proyek

StatusArti
ActiveProyek sedang berjalan
CompletedProyek selesai, masih tampil di laporan
ArchivedProyek diarsipkan, tidak tampil di dropdown

Skenario 1: Buat Proyek Baru

Situasi: Anda mendapat kontrak proyek pengembangan website senilai Rp 50.000.000.

Langkah-langkah:

  1. Klik menu Proyek di sidebar
  2. Klik tombol Proyek Baru
  3. Isi informasi dasar:
    • Kode: PRJ-2025-001 (atau auto-generate)
    • Nama: Website E-commerce PT ABC
    • Klien: Pilih PT ABC dari dropdown
    • Nilai Kontrak: 50000000
    • Budget: 35000000 (estimasi biaya internal)
    • Tanggal Mulai: 1 Desember 2025
    • Tanggal Selesai: 28 Februari 2026
    • Deskripsi: Pengembangan website e-commerce dengan fitur payment gateway
  4. Klik Simpan

Hasil: Proyek baru dibuat dengan status Active.

Skenario 2: Tambah Milestone

Situasi: Anda ingin membagi proyek menjadi 4 tahapan dengan bobot masing-masing.

Langkah-langkah:

  1. Buka detail proyek yang baru dibuat
  2. Scroll ke bagian Milestone
  3. Klik Tambah Milestone
  4. Untuk milestone pertama:
    • Nama: Analisis & Desain
    • Bobot: 20 (20% dari total proyek)
    • Target: 15 Desember 2025
  5. Klik Simpan
  6. Ulangi untuk milestone lainnya:
NoNamaBobotTarget
1Analisis & Desain20%15 Des 2025
2Pengembangan Frontend30%15 Jan 2026
3Pengembangan Backend30%31 Jan 2026
4Testing & Deployment20%28 Feb 2026

Catatan: Total bobot harus 100%.

Skenario 3: Setup Termin Pembayaran

Situasi: Klien setuju membayar dalam 3 termin: DP 30%, setelah milestone 2 selesai 40%, sisanya di akhir.

Langkah-langkah:

  1. Buka detail proyek
  2. Scroll ke bagian Termin Pembayaran
  3. Klik Tambah Termin

Termin 1 - Down Payment:

  • Nama: Down Payment
  • Persentase: 30 (30% dari kontrak = Rp 15.000.000)
  • Trigger: on_signing (saat kontrak ditandatangani)
  1. Klik Simpan

Termin 2 - Progress Payment:

  • Nama: Progress Payment
  • Persentase: 40 (40% = Rp 20.000.000)
  • Trigger: on_milestone
  • Milestone: Pilih Pengembangan Frontend
  1. Klik Simpan

Termin 3 - Final Payment:

  • Nama: Final Payment
  • Persentase: 30 (30% = Rp 15.000.000)
  • Trigger: on_completion (saat proyek selesai)
  1. Klik Simpan

Ringkasan Termin:

TerminPersentaseJumlahTrigger
DP30%Rp 15.000.000Saat kontrak
Progress40%Rp 20.000.000Milestone 2 selesai
Final30%Rp 15.000.000Proyek selesai

Skenario 4: Proyek dengan Klien Baru

Situasi: Anda mendapat proyek dari klien yang belum terdaftar.

Langkah-langkah:

  1. Buat klien terlebih dahulu:
    • Klik menu Klien di sidebar
    • Klik Klien Baru
    • Isi data klien (nama, alamat, NPWP, dll)
    • Klik Simpan
  2. Kembali ke menu Proyek
  3. Buat proyek baru dan pilih klien yang baru dibuat

Lihat Kelola Klien untuk detail manajemen klien.

Skenario 5: Duplikat Proyek yang Serupa

Situasi: Anda sering mengerjakan proyek dengan struktur serupa (misalnya website development).

Langkah-langkah:

  1. Buka detail proyek yang ingin dijadikan template
  2. Klik tombol Duplikat
  3. Ubah informasi yang berbeda:
    • Kode proyek baru
    • Nama proyek
    • Klien
    • Nilai kontrak
    • Tanggal
  4. Milestone dan termin akan terkopi dengan persentase yang sama
  5. Sesuaikan jika diperlukan
  6. Klik Simpan

Skenario 6: Edit Proyek yang Sudah Ada

Situasi: Ada perubahan nilai kontrak atau timeline proyek.

Langkah-langkah:

  1. Buka detail proyek
  2. Klik tombol Edit
  3. Ubah informasi yang diperlukan:
    • Nilai kontrak (jika ada addendum)
    • Budget (jika estimasi berubah)
    • Tanggal selesai (jika timeline bergeser)
  4. Klik Simpan Perubahan

Catatan: Perubahan nilai kontrak akan mempengaruhi perhitungan nilai termin pembayaran.

Tips

  1. Budget realistis - Estimasi budget dengan buffer 10-20% untuk contingency
  2. Milestone terukur - Buat milestone dengan deliverable yang jelas
  3. Bobot proporsional - Sesuaikan bobot dengan effort yang diperlukan
  4. Termin seimbang - Hindari termin terlalu besar di akhir (risiko cash flow)

Troubleshooting

MasalahSolusi
Klien tidak munculBuat klien terlebih dahulu di menu Klien
Total bobot tidak 100%Sesuaikan bobot milestone
Total termin tidak 100%Sesuaikan persentase termin

Lihat Juga

Tampilan Layar

Form Proyek
Form Proyek

Form untuk membuat proyek baru

Daftar Klien
Daftar Klien

Daftar klien dengan pencarian

5.2

Tracking Proyek

Kapan Anda Membutuhkan Ini

Gunakan panduan ini ketika Anda:

  • Ingin mengupdate progress milestone
  • Perlu mencatat pengeluaran terkait proyek
  • Ingin memonitor apakah proyek berisiko overrun
  • Perlu melihat ringkasan status proyek

Konsep yang Perlu Dipahami

Progress Proyek

Progress proyek dihitung dari milestone:

Progress = Σ (Bobot Milestone × Completion %)

Contoh: | Milestone | Bobot | Completion | Kontribusi | |-----------|-------|------------|------------| | Analisis | 20% | 100% | 20% | | Frontend | 30% | 50% | 15% | | Backend | 30% | 0% | 0% | | Testing | 20% | 0% | 0% | | Total Progress | | | 35% |

Cost Overrun Detection

Sistem mendeteksi risiko overrun dengan membandingkan:

  • % Budget terpakai vs % Progress

Jika budget terpakai lebih tinggi dari progress, ada risiko overrun.

Contoh Warning:

Budget:   Rp 35.000.000
Terpakai: Rp 21.000.000 (60%)
Progress: 35%

⚠️ RISIKO OVERRUN: 35% selesai tapi 60% budget terpakai

Skenario 1: Update Progress Milestone

Situasi: Tim sudah menyelesaikan tahap Analisis & Desain.

Langkah-langkah:

  1. Klik menu Proyek di sidebar
  2. Klik proyek yang bersangkutan
  3. Scroll ke bagian Milestone
  4. Klik milestone Analisis & Desain
  5. Update informasi:
    • Status: Ubah ke Completed
    • Completion: 100
    • Catatan: Dokumen SRS dan wireframe sudah disetujui klien
  6. Klik Simpan

Hasil: Progress proyek akan terupdate secara otomatis.

Skenario 2: Update Progress Parsial

Situasi: Milestone Frontend sudah 50% selesai.

Langkah-langkah:

  1. Buka detail proyek
  2. Klik milestone Pengembangan Frontend
  3. Update informasi:
    • Status: In Progress
    • Completion: 50
  4. Klik Simpan

Progress Bar:

Analisis & Desain    [████████████████████] 100%
Pengembangan Frontend [██████████          ] 50%
Pengembangan Backend [                    ] 0%
Testing & Deployment [                    ] 0%

Total Progress: 35%

Skenario 3: Catat Biaya Proyek

Situasi: Anda membayar biaya hosting Rp 500.000 untuk proyek ini.

Langkah-langkah:

  1. Klik menu Transaksi di sidebar
  2. Klik Transaksi Baru
  3. Pilih template Beban Proyek atau template yang sesuai
  4. Isi form:
    • Tanggal: Tanggal pembayaran
    • Jumlah: 500000
    • Akun Sumber: Bank BCA
    • Proyek: Pilih PRJ-2025-001 Website E-commerce PT ABC
    • Keterangan: Biaya hosting server development
  5. Klik Simpan & Posting

Hasil: Biaya akan masuk ke tracking proyek.

Skenario 4: Monitor Budget vs Actual

Situasi: Anda ingin melihat apakah proyek masih dalam budget.

Langkah-langkah:

  1. Klik menu Proyek di sidebar
  2. Klik proyek yang bersangkutan
  3. Lihat bagian Ringkasan Finansial:
RINGKASAN FINANSIAL

Pendapatan
─────────────────────────────
Nilai Kontrak          Rp 50.000.000
Sudah Diterima         Rp 15.000.000 (DP)
Belum Ditagih          Rp 35.000.000

Biaya
─────────────────────────────
Budget                 Rp 35.000.000
Biaya Aktual           Rp 12.500.000
Sisa Budget            Rp 22.500.000
% Budget Terpakai      36%

Profitabilitas
─────────────────────────────
Target Profit          Rp 15.000.000 (30%)
Estimasi Profit        Rp 22.500.000 (45%)
Progress               35%

Skenario 5: Handle Cost Overrun Warning

Situasi: Sistem menampilkan warning risiko overrun.

Langkah-langkah:

  1. Buka detail proyek

  2. Lihat warning di bagian atas:

    ⚠️ RISIKO OVERRUN
    Progress: 35% | Budget Terpakai: 60%
    Estimasi Total Biaya: Rp 60.000.000 (melebihi budget)
    
  3. Analisis penyebab:

    • Apakah ada biaya tidak terduga?
    • Apakah estimasi budget kurang akurat?
    • Apakah ada inefficiency dalam eksekusi?
  4. Tindakan yang bisa dilakukan:

    • Review dan optimasi biaya ke depan
    • Negosiasi addendum dengan klien jika scope bertambah
    • Update budget jika estimasi awal terlalu rendah

Skenario 6: Catat Penerimaan Pembayaran Proyek

Situasi: Klien membayar DP Rp 15.000.000.

Langkah-langkah:

  1. Klik menu Transaksi di sidebar
  2. Klik Transaksi Baru
  3. Pilih template Terima DP Proyek atau Terima Pembayaran Proyek
  4. Isi form:
    • Tanggal: Tanggal terima pembayaran
    • Jumlah: 15000000
    • Akun Sumber: Bank BCA
    • Proyek: Pilih proyek terkait
    • Keterangan: DP 30% Website E-commerce
  5. Klik Simpan & Posting

Hasil: Pendapatan proyek terupdate.

Skenario 7: Lihat Semua Transaksi Proyek

Situasi: Anda ingin melihat rincian semua transaksi yang terkait proyek.

Langkah-langkah:

  1. Buka detail proyek
  2. Scroll ke bagian Transaksi Terkait
  3. Lihat tabel transaksi:
TanggalKeteranganPendapatanBiaya
01/12/2025DP 30%15.000.000
05/12/2025Biaya hosting 500.000
10/12/2025Bayar freelancer design 3.000.000
15/12/2025Beli domain 200.000
  1. Klik Lihat Semua untuk detail lengkap di halaman Transaksi dengan filter proyek

Skenario 8: Ubah Status Proyek

Situasi: Proyek sudah selesai dan ingin ditandai completed.

Langkah-langkah:

  1. Pastikan semua milestone sudah 100%
  2. Pastikan semua pembayaran sudah diterima
  3. Buka detail proyek
  4. Klik tombol Edit
  5. Ubah Status ke Completed
  6. Klik Simpan

Untuk Arsip Proyek:

  • Ubah status ke Archived
  • Proyek tidak akan muncul di dropdown saat membuat transaksi baru

Tips

  1. Update rutin - Update progress minimal seminggu sekali
  2. Catat semua biaya - Pastikan semua pengeluaran dihubungkan ke proyek
  3. Monitor overrun - Segera tindak lanjuti jika ada warning
  4. Dokumentasi - Catat catatan di setiap update milestone

Troubleshooting

MasalahSolusi
Progress tidak updateCek bobot milestone sudah total 100%
Biaya tidak munculPastikan transaksi sudah diposting dengan proyek dipilih
Warning overrun terus munculUpdate budget jika estimasi awal tidak akurat

Lihat Juga

Tampilan Layar

Detail Proyek
Detail Proyek

Detail proyek dengan milestone dan termin pembayaran

Daftar Proyek
Daftar Proyek

Daftar proyek dengan filter status dan klien

5.3

Invoice & Penagihan

Kapan Anda Membutuhkan Ini

Gunakan panduan ini ketika Anda:

  • Perlu membuat invoice untuk menagih klien
  • Ingin melacak status pembayaran invoice
  • Menagih termin pembayaran berdasarkan milestone
  • Perlu melihat daftar piutang yang belum dibayar

Konsep yang Perlu Dipahami

Status Invoice

StatusArti
DraftInvoice dibuat tapi belum dikirim ke klien
SentInvoice sudah dikirim, menunggu pembayaran
PaidInvoice sudah dibayar penuh
PartialInvoice dibayar sebagian
OverdueSudah melewati jatuh tempo
CancelledInvoice dibatalkan

Hubungan Invoice dengan Proyek

  • Invoice dapat dibuat dari termin pembayaran proyek
  • Invoice juga bisa dibuat standalone tanpa proyek
  • Pembayaran invoice otomatis tercatat sebagai pendapatan proyek

Skenario 1: Buat Invoice dari Termin Proyek

Situasi: Milestone kedua proyek sudah selesai, saatnya menagih termin 40%.

Langkah-langkah:

  1. Klik menu Proyek di sidebar
  2. Buka detail proyek
  3. Scroll ke bagian Termin Pembayaran
  4. Pada termin Progress Payment (40%), klik Buat Invoice
  5. Form invoice akan terisi otomatis:
    • Klien: PT ABC (dari proyek)
    • Jumlah: Rp 20.000.000 (40% x 50.000.000)
    • Proyek: PRJ-2025-001
    • Keterangan: Progress Payment - Website E-commerce
  6. Lengkapi informasi:
    • Nomor Invoice: INV-2025-001 (atau auto-generate)
    • Tanggal Invoice: Tanggal hari ini
    • Jatuh Tempo: 14 hari dari tanggal invoice
    • Item/Deskripsi: Detail pekerjaan yang selesai
  7. Klik Simpan

Hasil: Invoice dibuat dengan status Draft.

Skenario 2: Buat Invoice Manual (Tanpa Proyek)

Situasi: Anda menagih klien untuk jasa konsultasi one-time Rp 5.000.000.

Langkah-langkah:

  1. Klik menu Invoice di sidebar
  2. Klik tombol Invoice Baru
  3. Isi form:
    • Nomor Invoice: INV-2025-002
    • Klien: Pilih klien dari dropdown
    • Tanggal Invoice: Tanggal hari ini
    • Jatuh Tempo: 30 hari
  4. Tambah item:
    • Deskripsi: Jasa Konsultasi IT - November 2025
    • Kuantitas: 1
    • Harga Satuan: 5.000.000
    • PPN: Centang jika dikenakan PPN
  5. Klik Simpan

Skenario 3: Kirim Invoice ke Klien

Situasi: Invoice sudah dibuat dan siap dikirim ke klien.

Langkah-langkah:

  1. Buka detail invoice
  2. Review kembali semua informasi
  3. Klik tombol Cetak PDF untuk download
  4. Kirim PDF ke klien via email atau media lain
  5. Klik tombol Tandai Terkirim
  6. Status berubah menjadi Sent

Isi Invoice yang Tercetak:

INVOICE
─────────────────────────────────────────

No. Invoice: INV-2025-001
Tanggal: 15 Januari 2026
Jatuh Tempo: 29 Januari 2026

Kepada:
PT ABC
Jl. Contoh No. 123
Jakarta

DESKRIPSI                          JUMLAH
─────────────────────────────────────────
Progress Payment 40%
Website E-commerce PT ABC      Rp 20.000.000

                               ─────────────
Subtotal                       Rp 20.000.000
PPN 11%                        Rp  2.200.000
                               ─────────────
TOTAL                          Rp 22.200.000

Skenario 4: Catat Pembayaran Invoice

Situasi: Klien sudah membayar invoice INV-2025-001.

Langkah-langkah:

Cara 1: Dari Halaman Invoice

  1. Buka detail invoice
  2. Klik tombol Catat Pembayaran
  3. Isi form:
    • Tanggal Bayar: Tanggal uang diterima
    • Jumlah: 22200000 (atau partial jika tidak penuh)
    • Akun: Bank BCA
    • Keterangan: Pembayaran INV-2025-001
  4. Klik Simpan
  5. Status invoice berubah menjadi Paid

Cara 2: Dari Menu Transaksi

  1. Klik menu Transaksi
  2. Buat transaksi baru dengan template Terima Pembayaran Invoice
  3. Isi jumlah dan referensi nomor invoice
  4. Posting transaksi
  5. Kembali ke invoice dan tandai sebagai Paid

Skenario 5: Handle Pembayaran Partial

Situasi: Klien membayar sebagian dari invoice (Rp 10.000.000 dari Rp 22.200.000).

Langkah-langkah:

  1. Buka detail invoice
  2. Klik Catat Pembayaran
  3. Masukkan jumlah partial: 10000000
  4. Klik Simpan
  5. Status berubah menjadi Partial
  6. Sisa yang harus dibayar: Rp 12.200.000

Tracking Pembayaran:

RIWAYAT PEMBAYARAN

Tanggal      Jumlah         Metode
15/01/2026   Rp 10.000.000  Transfer Bank BCA

Total Invoice:     Rp 22.200.000
Sudah Dibayar:     Rp 10.000.000
Sisa:              Rp 12.200.000

Skenario 6: Lihat Invoice Overdue

Situasi: Anda ingin mengetahui invoice mana yang sudah jatuh tempo.

Langkah-langkah:

  1. Klik menu Invoice di sidebar
  2. Di filter Status, pilih Overdue
  3. Klik Tampilkan
  4. Daftar invoice yang lewat jatuh tempo akan muncul
  5. Untuk setiap invoice overdue:
    • Hubungi klien untuk follow up
    • Kirim reminder pembayaran

Tips Follow Up:

  • Kirim reminder 3 hari sebelum jatuh tempo
  • Kirim reminder kedua di hari jatuh tempo
  • Hubungi via telepon jika sudah lebih dari 7 hari overdue

Skenario 7: Batalkan Invoice

Situasi: Invoice perlu dibatalkan karena ada kesalahan atau proyek dibatalkan.

Langkah-langkah:

  1. Buka detail invoice
  2. Pastikan invoice belum ada pembayaran
  3. Klik tombol Batalkan
  4. Pilih alasan:
    • Kesalahan data
    • Proyek dibatalkan
    • Klien membatalkan
    • Lainnya
  5. Masukkan catatan
  6. Klik Konfirmasi

Catatan: Invoice yang sudah ada pembayaran tidak bisa dibatalkan langsung.

Skenario 8: Lihat Ringkasan Piutang

Situasi: Anda ingin melihat total piutang yang belum dibayar.

Langkah-langkah:

  1. Buka Dashboard
  2. Lihat kartu Piutang untuk total outstanding
  3. Untuk detail:
    • Klik menu Invoice
    • Filter status: Sent + Partial + Overdue
    • Total yang muncul adalah piutang

Atau melalui Laporan:

  1. Klik menu Laporan > Buku Besar
  2. Pilih akun Piutang Usaha
  3. Lihat saldo akhir

Tips

  1. Nomor berurutan - Gunakan penomoran yang konsisten dan berurutan
  2. Jatuh tempo wajar - Standar 14-30 hari tergantung kesepakatan
  3. Detail jelas - Cantumkan detail pekerjaan yang bisa dipahami klien
  4. Follow up proaktif - Jangan tunggu overdue untuk follow up

Troubleshooting

MasalahSolusi
Tidak bisa batalkan invoiceCek apakah ada pembayaran, void pembayaran dulu
Jumlah termin salahEdit nilai kontrak atau termin di proyek
PPN tidak munculPastikan centang opsi PPN saat buat invoice

Lihat Juga

Tampilan Layar

Daftar Invoice
Daftar Invoice

Daftar invoice dengan filter status dan klien

5.4

Analisis Profitabilitas

Kapan Anda Membutuhkan Ini

Gunakan panduan ini ketika Anda:

  • Ingin mengetahui proyek mana yang paling menguntungkan
  • Perlu menganalisis profit margin per klien
  • Ingin mengevaluasi performa finansial proyek
  • Perlu data untuk pricing proyek serupa di masa depan

Konsep yang Perlu Dipahami

Apa Itu Profitabilitas Proyek?

Profitabilitas proyek mengukur seberapa besar laba yang dihasilkan dari proyek dibandingkan dengan pendapatannya.

Profit = Pendapatan - Biaya
Profit Margin = (Profit / Pendapatan) × 100%

Contoh:

Pendapatan Proyek:  Rp 50.000.000
Biaya Proyek:       Rp 32.000.000
─────────────────────────────────
Profit:             Rp 18.000.000
Profit Margin:      36%

Metrik Profitabilitas

MetrikFormulaArti
Gross ProfitPendapatan - Biaya LangsungLaba kotor proyek
Profit MarginProfit / Pendapatan × 100%Efisiensi menghasilkan laba
ROIProfit / Biaya × 100%Return atas investasi biaya

Skenario 1: Lihat Profitabilitas Satu Proyek

Situasi: Anda ingin menganalisis profit dari proyek yang sudah selesai.

Langkah-langkah:

  1. Klik menu Proyek di sidebar
  2. Klik proyek yang ingin dianalisis
  3. Scroll ke bagian Ringkasan Finansial:
RINGKASAN FINANSIAL
Proyek: PRJ-2025-001 - Website E-commerce PT ABC

PENDAPATAN
─────────────────────────────────────────
Nilai Kontrak              Rp 50.000.000
Pendapatan Diterima        Rp 50.000.000
Pendapatan Lainnya         Rp          0
─────────────────────────────────────────
Total Pendapatan           Rp 50.000.000

BIAYA
─────────────────────────────────────────
Biaya Freelancer           Rp 15.000.000
Biaya Hosting & Domain     Rp  2.000.000
Biaya Tools & Software     Rp  3.000.000
Biaya Lain-lain            Rp  1.500.000
─────────────────────────────────────────
Total Biaya                Rp 21.500.000

PROFITABILITAS
─────────────────────────────────────────
Gross Profit               Rp 28.500.000
Profit Margin              57%
ROI                        133%

Budget Awal                Rp 35.000.000
Variance                   Rp 13.500.000 (hemat)

Skenario 2: Bandingkan Profitabilitas Beberapa Proyek

Situasi: Anda ingin membandingkan performa finansial beberapa proyek.

Langkah-langkah:

  1. Klik menu Laporan di sidebar
  2. Pilih Laporan Profitabilitas
  3. Pilih filter:
    • Periode: Tahun 2025
    • Status: Completed (atau All)
  4. Klik Tampilkan

Hasil Laporan:

LAPORAN PROFITABILITAS PROYEK
Periode: 2025

Kode        Nama                     Pendapatan      Biaya         Profit      Margin
─────────────────────────────────────────────────────────────────────────────────────
PRJ-001     Website E-commerce       50.000.000     21.500.000    28.500.000    57%
PRJ-002     Mobile App ABC           80.000.000     55.000.000    25.000.000    31%
PRJ-003     Sistem Inventory         35.000.000     20.000.000    15.000.000    43%
PRJ-004     Website Company Profile  15.000.000      8.000.000     7.000.000    47%
─────────────────────────────────────────────────────────────────────────────────────
TOTAL                               180.000.000    104.500.000    75.500.000    42%

Insight dari Data:

  • PRJ-001 paling profitable (margin 57%)
  • PRJ-002 revenue tertinggi tapi margin terendah (31%)
  • Average margin: 42%

Skenario 3: Analisis Profitabilitas per Klien

Situasi: Anda ingin mengetahui klien mana yang paling menguntungkan.

Langkah-langkah:

  1. Klik menu Laporan di sidebar
  2. Pilih Profitabilitas per Klien
  3. Pilih periode
  4. Klik Tampilkan

Hasil Laporan:

PROFITABILITAS PER KLIEN
Periode: 2025

Klien           Jumlah      Pendapatan      Biaya         Profit      Margin
                Proyek
────────────────────────────────────────────────────────────────────────────
PT ABC            3         145.000.000    81.500.000    63.500.000    44%
CV Maju Jaya      2          45.000.000    28.000.000    17.000.000    38%
PT XYZ            1          25.000.000    18.000.000     7.000.000    28%
────────────────────────────────────────────────────────────────────────────
TOTAL             6         215.000.000   127.500.000    87.500.000    41%

Insight:

  • PT ABC klien paling profitable (44% margin, 3 proyek)
  • PT XYZ margin rendah (28%) - perlu evaluasi

Skenario 4: Identifikasi Proyek Merugi

Situasi: Anda ingin menemukan proyek dengan margin di bawah target (misalnya 30%).

Langkah-langkah:

  1. Buka Laporan Profitabilitas
  2. Urutkan berdasarkan Margin (ascending)
  3. Identifikasi proyek dengan margin < 30%
  4. Untuk setiap proyek bermasalah:
    • Buka detail proyek
    • Analisis breakdown biaya
    • Identifikasi penyebab margin rendah

Penyebab Umum Margin Rendah: | Penyebab | Indikator | Solusi | |----------|-----------|--------| | Scope creep | Biaya > budget | Kelola change request dengan ketat | | Underpricing | Nilai kontrak terlalu rendah | Revisi pricing untuk proyek serupa | | Inefficiency | Biaya tenaga kerja tinggi | Improve process | | Unexpected cost | Banyak biaya tidak terduga | Tambah contingency di pricing |

Skenario 5: Proyeksi Profitabilitas Proyek Berjalan

Situasi: Anda ingin memprediksi profit proyek yang sedang berjalan.

Langkah-langkah:

  1. Buka detail proyek yang sedang berjalan
  2. Lihat bagian Proyeksi Profitabilitas:
PROYEKSI PROFITABILITAS
Proyek: PRJ-2025-005 (In Progress - 60%)

Pendapatan
─────────────────────────────────────────
Nilai Kontrak              Rp 100.000.000
Sudah Diterima             Rp  60.000.000

Biaya
─────────────────────────────────────────
Budget                     Rp  70.000.000
Biaya Aktual (s.d. saat ini) Rp  48.000.000
% Budget Terpakai          69%
Progress                   60%

Proyeksi
─────────────────────────────────────────
Proyeksi Total Biaya       Rp  80.000.000 ⚠️
Proyeksi Profit            Rp  20.000.000
Proyeksi Margin            20%

⚠️ WARNING: Proyeksi biaya melebihi budget
Rekomendasi: Review dan optimasi biaya sisa proyek

Skenario 6: Export Data untuk Analisis Lanjutan

Situasi: Anda perlu data mentah untuk analisis di Excel atau presentasi.

Langkah-langkah:

  1. Buka Laporan Profitabilitas yang diinginkan
  2. Klik tombol Ekspor Excel
  3. File Excel akan terunduh dengan data:
    • Summary per proyek
    • Detail transaksi
    • Breakdown biaya

Analisis yang Bisa Dilakukan di Excel:

  • Trend profit margin per bulan
  • Pareto analysis (proyek/klien yang berkontribusi 80% profit)
  • Korelasi nilai kontrak dengan margin

Skenario 7: Tentukan Pricing Proyek Baru

Situasi: Anda mau menentukan harga untuk proyek serupa berdasarkan data historis.

Langkah-langkah:

  1. Buka Laporan Profitabilitas
  2. Filter proyek dengan tipe serupa
  3. Analisis:
    • Average cost untuk proyek sejenis
    • Target margin yang diinginkan (misal 40%)
  4. Hitung harga:
    Estimasi Biaya: Rp 25.000.000
    Target Margin: 40%
    
    Harga = Biaya / (1 - Margin)
    Harga = 25.000.000 / 0.6
    Harga = Rp 41.667.000 (bulatkan ke Rp 42.000.000)
    

Tips

  1. Review berkala - Analisis profitabilitas minimal setiap quarter
  2. Benchmark - Tetapkan target margin minimum (misalnya 30%)
  3. Lessons learned - Dokumentasi insight dari proyek yang berhasil/gagal
  4. Pricing database - Bangun database harga berdasarkan data historis

Troubleshooting

MasalahSolusi
Biaya tidak munculPastikan transaksi sudah dihubungkan ke proyek
Pendapatan tidak lengkapCek apakah semua pembayaran sudah dicatat
Data tidak konsistenPastikan semua transaksi sudah diposting

Lihat Juga

Tampilan Layar

Profitabilitas Proyek
Profitabilitas Proyek

Laporan profitabilitas per proyek

Profitabilitas Klien
Profitabilitas Klien

Laporan profitabilitas per klien

6.1

Setup Awal

Kapan Anda Membutuhkan Ini

Gunakan panduan ini ketika Anda:

  • Pertama kali menggunakan aplikasi
  • Ingin menambah akun baru ke bagan akun
  • Perlu mengatur saldo awal akun
  • Ingin mengimpor data dari sistem lain

Konsep yang Perlu Dipahami

Urutan Setup yang Disarankan

  1. Bagan Akun - Siapkan daftar akun sesuai kebutuhan bisnis
  2. Saldo Awal - Input saldo awal jika migrasi dari sistem lain
  3. Template Jurnal - Siapkan template untuk transaksi rutin
  4. Klien - Input data klien (jika ada)
  5. Proyek - Setup proyek yang sedang berjalan (jika ada)

Bagan Akun Bawaan

Aplikasi menyediakan bagan akun standar untuk perusahaan jasa IT:

KategoriContoh Akun
AsetKas, Bank BCA, Piutang Usaha, Peralatan
KewajibanHutang Usaha, Hutang Pajak, Pendapatan Diterima Dimuka
EkuitasModal, Laba Ditahan
PendapatanPendapatan Jasa, Pendapatan Lain
BebanGaji, Sewa, Listrik, Internet

Skenario 1: Review Bagan Akun Bawaan

Situasi: Pertama kali login, Anda ingin melihat akun yang sudah tersedia.

Langkah-langkah:

  1. Klik menu Akun di sidebar
  2. Lihat daftar akun yang tersedia
  3. Gunakan filter untuk menyaring:
    • Tipe: Aset, Kewajiban, Ekuitas, Pendapatan, Beban
    • Pencarian: Cari berdasarkan kode atau nama
  4. Review apakah akun-akun sudah sesuai kebutuhan

Skenario 2: Tambah Akun Bank Baru

Situasi: Anda membuka rekening baru di Bank Mandiri dan ingin menambahkannya.

Langkah-langkah:

  1. Klik menu Akun di sidebar
  2. Klik tombol Akun Baru
  3. Isi informasi:
    • Kode: 1.1.12 (sesuaikan dengan struktur yang ada)
    • Nama: Bank Mandiri
    • Tipe: Aset
    • Sub Tipe: Kas & Bank
    • Deskripsi: Rekening operasional Bank Mandiri
    • Saldo Normal: Debit
  4. Klik Simpan

Catatan: Kode akun harus unik dan mengikuti struktur:

  • 1.x.xx = Aset
  • 2.x.xx = Kewajiban
  • 3.x.xx = Ekuitas
  • 4.x.xx = Pendapatan
  • 5.x.xx = Beban

Skenario 3: Tambah Akun Beban Baru

Situasi: Anda perlu akun khusus untuk mencatat biaya marketing.

Langkah-langkah:

  1. Klik menu Akun di sidebar
  2. Klik tombol Akun Baru
  3. Isi informasi:
    • Kode: 5.2.10
    • Nama: Beban Marketing
    • Tipe: Beban
    • Sub Tipe: Beban Operasional
    • Deskripsi: Biaya promosi, iklan, dan marketing
    • Saldo Normal: Debit
  4. Klik Simpan

Skenario 4: Input Saldo Awal (Migrasi)

Situasi: Anda pindah dari sistem lain dan perlu input saldo awal per 1 Januari 2025.

Langkah-langkah:

  1. Siapkan neraca saldo dari sistem lama per tanggal cut-off
  2. Klik menu Transaksi di sidebar
  3. Klik tombol Transaksi Baru
  4. Pilih template Saldo Awal atau buat jurnal manual
  5. Untuk setiap akun dengan saldo:
    • Input jurnal debit/kredit sesuai saldo
    • Gunakan tanggal cut-off sebagai tanggal transaksi
    • Keterangan: "Saldo awal migrasi"

Contoh Jurnal Saldo Awal:

Tanggal: 31 Desember 2024 (atau 1 Januari 2025)

Debit  : Kas Kecil          Rp  5.000.000
Debit  : Bank BCA           Rp 50.000.000
Debit  : Piutang Usaha      Rp 20.000.000
Debit  : Peralatan          Rp 30.000.000
Kredit : Hutang Usaha       Rp 15.000.000
Kredit : Modal              Rp 90.000.000

Tips:

  • Pastikan total debit = total kredit
  • Verifikasi dengan Neraca Saldo setelah input

Skenario 5: Import Bagan Akun dari File

Situasi: Anda memiliki daftar akun dalam file Excel/JSON dan ingin mengimpornya.

Langkah-langkah:

  1. Siapkan file dengan format yang sesuai:
    • JSON atau Excel
    • Kolom: kode, nama, tipe, sub_tipe, deskripsi
  2. Klik menu Akun di sidebar
  3. Klik tombol Import
  4. Pilih file yang akan diimpor
  5. Review preview data
  6. Klik Import

Format JSON:

[
  {
    "kode": "1.1.12",
    "nama": "Bank Mandiri",
    "tipe": "ASET",
    "subTipe": "KAS_BANK",
    "deskripsi": "Rekening operasional"
  }
]

Skenario 6: Nonaktifkan Akun yang Tidak Dipakai

Situasi: Ada akun bawaan yang tidak relevan untuk bisnis Anda.

Langkah-langkah:

  1. Klik menu Akun di sidebar
  2. Cari akun yang ingin dinonaktifkan
  3. Klik akun tersebut
  4. Klik Edit
  5. Nonaktifkan toggle Status Aktif
  6. Klik Simpan

Efek:

  • Akun tidak muncul di dropdown saat membuat transaksi
  • Data historis tetap tersimpan
  • Akun tetap muncul di laporan jika ada saldo

Skenario 7: Setup Telegram Bot

Situasi: Anda ingin menggunakan fitur kirim struk via Telegram.

Untuk Administrator (Server Setup):

Lihat Setup Telegram Bot untuk:

  • Membuat bot di BotFather
  • Konfigurasi environment variables
  • Mendaftarkan webhook

Untuk End User (Menghubungkan Akun):

  1. Klik menu Pengaturan di sidebar
  2. Pilih tab Telegram
  3. Klik Hubungkan Telegram
  4. Salin kode verifikasi yang muncul
  5. Buka Telegram, cari bot yang dikonfigurasi
  6. Kirim kode verifikasi ke bot
  7. Verifikasi koneksi berhasil

Lihat Telegram Receipt untuk panduan penggunaan.

Skenario 8: Backup Data

Situasi: Anda ingin membuat backup data sebelum melakukan perubahan besar.

Langkah-langkah:

  1. Klik menu Pengaturan di sidebar
  2. Pilih tab Backup
  3. Klik Buat Backup
  4. File backup akan terunduh

Kapan Perlu Backup:

  • Sebelum import data baru
  • Sebelum tutup buku tahunan
  • Secara berkala (minimal bulanan)

Tips

  1. Mulai sederhana - Gunakan akun bawaan dulu, tambah sesuai kebutuhan
  2. Konsisten - Ikuti struktur kode akun yang sudah ada
  3. Dokumentasi - Isi deskripsi akun dengan jelas
  4. Test dulu - Coba input beberapa transaksi untuk memastikan setup benar

Troubleshooting

MasalahSolusi
Kode akun sudah dipakaiGunakan kode lain yang belum ada
Akun tidak muncul di dropdownPastikan akun aktif dan tipe sesuai
Neraca Saldo tidak balance setelah migrasiCek kembali jurnal saldo awal

Lihat Juga

Tampilan Layar

Daftar Akun
Daftar Akun

Daftar semua akun dalam bagan akun

Form Akun
Form Akun

Form untuk menambah atau mengubah akun

6.2

Kelola Template

Kapan Anda Membutuhkan Ini

Gunakan panduan ini ketika Anda:

  • Ingin membuat template untuk transaksi baru
  • Perlu mengedit formula di template yang ada
  • Ingin menduplikat template untuk variasi
  • Perlu menonaktifkan template yang tidak dipakai

Konsep yang Perlu Dipahami

Apa Itu Template Jurnal?

Template jurnal adalah pola pencatatan transaksi yang sudah dikonfigurasi. Manfaat:

  • Mempercepat input - Tidak perlu pilih akun satu per satu
  • Mengurangi kesalahan - Formula otomatis menghitung PPN, PPh
  • Konsistensi - Transaksi serupa tercatat dengan cara yang sama

Kategori Template

KategoriWarnaContoh
PendapatanHijauPendapatan Jasa, Pendapatan dengan PPN
PengeluaranMerahBeban Gaji, Beban Listrik
PembayaranBiruBayar Hutang, Bayar Vendor
PenerimaanCyanTerima Piutang, Terima DP
TransferUnguTransfer Bank, Isi Kas Kecil

Komponen Template

KomponenFungsi
NamaNama yang muncul di daftar template
KategoriPengelompokan template
Klasifikasi Arus KasOperasional, Investasi, atau Pendanaan
Baris JurnalAkun dan formula untuk debit/kredit

Skenario 1: Lihat dan Cari Template

Situasi: Anda ingin menemukan template yang sesuai untuk transaksi.

Langkah-langkah:

  1. Klik menu Template di sidebar
  2. Template ditampilkan dalam bentuk kartu
  3. Gunakan fitur pencarian dan filter:
    • Pencarian: Ketik nama template
    • Tab Kategori: Klik tab Pendapatan/Pengeluaran/dll
    • Tag: Filter berdasarkan tag (PPN, PPh, dll)

Fitur Favorit:

  • Klik ikon bintang untuk menandai template favorit
  • Template favorit muncul di bagian atas

Skenario 2: Buat Template Beban Baru (Sederhana)

Situasi: Anda perlu template untuk mencatat biaya parkir.

Langkah-langkah:

  1. Klik menu Template di sidebar
  2. Klik tombol Template Baru
  3. Isi informasi dasar:
    • Nama: Beban Parkir
    • Kategori: Pengeluaran
    • Klasifikasi Arus Kas: Operasional
    • Tipe Template: Sederhana
  4. Konfigurasi baris jurnal:
PosisiAkunFormula
DebitBeban Transportasiamount
Kredit(Akun Sumber)amount
  1. Klik Simpan Template

Hasil: Template siap digunakan. Saat membuat transaksi, user tinggal pilih akun sumber (Kas Kecil atau Bank) dan masukkan jumlah.

Skenario 3: Buat Template dengan PPN

Situasi: Anda perlu template untuk pembelian dengan PPN.

Langkah-langkah:

  1. Klik menu Template di sidebar
  2. Klik tombol Template Baru
  3. Isi informasi dasar:
    • Nama: Pembelian Perlengkapan dengan PPN
    • Kategori: Pengeluaran
    • Tag: PPN
  4. Konfigurasi baris jurnal:
PosisiAkunFormulaKeterangan
DebitPerlengkapan Kantoramount / 1.11DPP
DebitPPN Masukanamount * 0.11 / 1.11PPN
Kredit(Akun Sumber)amountTotal bayar
  1. Klik Simpan Template

Formula yang Digunakan:

  • amount / 1.11 = menghitung DPP dari nilai inklusif
  • amount * 0.11 / 1.11 = menghitung PPN dari nilai inklusif
  • amount = nilai total yang diinput user

Skenario 4: Buat Template dengan PPh 23

Situasi: Anda perlu template untuk bayar vendor jasa dengan pemotongan PPh 23.

Langkah-langkah:

  1. Klik menu Template di sidebar
  2. Klik tombol Template Baru
  3. Isi informasi dasar:
    • Nama: Pembayaran Jasa (PPh 23)
    • Kategori: Pembayaran
    • Tag: PPh23
  4. Konfigurasi baris jurnal:
PosisiAkunFormulaKeterangan
DebitBeban Jasa ProfesionalamountNilai bruto
Kredit(Akun Sumber)amount * 0.98Nett (setelah potong)
KreditHutang PPh 23amount * 0.02PPh dipotong
  1. Klik Simpan Template

Skenario 5: Template dengan PPh Kondisional (Threshold)

Situasi: PPh 23 hanya dipotong jika nilai di atas Rp 2.000.000.

Langkah-langkah:

  1. Buat template seperti Skenario 4
  2. Ubah formula PPh menjadi kondisional:
PosisiAkunFormula
DebitBeban Jasaamount
Kredit(Akun Sumber)amount > 2000000 ? amount * 0.98 : amount
KreditHutang PPh 23amount > 2000000 ? amount * 0.02 : 0

Format Formula Kondisional:

kondisi ? nilai_jika_benar : nilai_jika_salah

Contoh:

  • Jika amount = 3.000.000 → PPh = 60.000 (2%)
  • Jika amount = 1.500.000 → PPh = 0

Skenario 6: Test Formula Sebelum Simpan

Situasi: Anda ingin memastikan formula sudah benar sebelum menyimpan template.

Langkah-langkah:

  1. Di form template, setelah memasukkan formula
  2. Klik tombol Coba Formula
  3. Masukkan nilai contoh: 10000000
  4. Lihat hasil perhitungan:
Input: Rp 10.000.000

Hasil Perhitungan:
─────────────────────────────────
Beban Jasa Profesional (Dr)  Rp 10.000.000
Bank BCA (Cr)                Rp  9.800.000
Hutang PPh 23 (Cr)           Rp    200.000
─────────────────────────────────
Total Debit                  Rp 10.000.000
Total Kredit                 Rp 10.000.000 ✓
  1. Jika sudah benar, klik Simpan Template

Skenario 7: Duplikat Template yang Ada

Situasi: Anda ingin membuat variasi dari template yang sudah ada.

Langkah-langkah:

  1. Klik menu Template di sidebar
  2. Cari template yang ingin diduplikat
  3. Klik template untuk buka detail
  4. Klik tombol Duplikat
  5. Ubah nama: Beban Jasa Konsultan (PPh 23)Beban Jasa Desain (PPh 23)
  6. Ubah akun beban jika perlu
  7. Klik Simpan Template

Skenario 8: Edit Template yang Ada

Situasi: Tarif PPN berubah dari 11% menjadi 12%.

Langkah-langkah:

  1. Klik menu Template di sidebar
  2. Cari template dengan PPN
  3. Klik template untuk buka detail
  4. Klik Edit
  5. Ubah formula:
    • amount / 1.11amount / 1.12
    • amount * 0.11 / 1.11amount * 0.12 / 1.12
  6. Klik Simpan Perubahan

Catatan: Perubahan hanya berlaku untuk transaksi baru. Transaksi yang sudah ada tidak berubah.

Skenario 9: Nonaktifkan Template

Situasi: Ada template yang tidak lagi digunakan.

Langkah-langkah:

  1. Klik menu Template di sidebar
  2. Cari template yang ingin dinonaktifkan
  3. Klik template untuk buka detail
  4. Klik Edit
  5. Nonaktifkan toggle Status Template
  6. Klik Simpan

Efek:

  • Template tidak muncul saat buat transaksi baru
  • Transaksi historis tetap ada

Referensi Formula

FormulaHasilContoh (amount=11.100.000)
amountNilai input11.100.000
amount / 1.11DPP dari inklusif10.000.000
amount * 0.11 / 1.11PPN dari inklusif1.100.000
amount * 0.02PPh 23 (2%)222.000
amount * 0.98Nett setelah PPh 2310.878.000
1000000Nilai tetap1.000.000

Tips

  1. Naming convention - Gunakan nama yang jelas dan konsisten
  2. Tag - Tambahkan tag untuk memudahkan pencarian
  3. Test dulu - Selalu test formula sebelum simpan
  4. Dokumentasi - Isi deskripsi template dengan jelas

Troubleshooting

MasalahSolusi
Formula errorCek syntax, pastikan tidak ada typo
Total tidak balancePastikan total debit = total kredit
Template tidak munculCek apakah template aktif

Lihat Juga

Tampilan Layar

Daftar Template
Daftar Template

Daftar template jurnal dengan kategori dan pencarian

Detail Template
Detail Template

Konfigurasi dan formula template

Form Template
Form Template

Form untuk membuat template baru dengan formula

6.3

Kelola Klien

Kapan Anda Membutuhkan Ini

Gunakan panduan ini ketika Anda:

  • Ingin menambah klien baru
  • Perlu mengupdate informasi klien
  • Ingin melihat riwayat proyek dan invoice per klien
  • Perlu data klien untuk keperluan pajak (NPWP, alamat)

Konsep yang Perlu Dipahami

Data Klien

Data klien digunakan untuk:

  • Proyek - Menghubungkan proyek ke klien
  • Invoice - Header invoice dengan data klien lengkap
  • Laporan - Analisis profitabilitas per klien
  • Pajak - Bukti potong PPh dengan NPWP klien

Informasi Klien

FieldKegunaan
NamaNama lengkap perusahaan/individu
AliasNama pendek untuk pencarian
NPWPUntuk keperluan faktur pajak dan bukti potong
AlamatAlamat lengkap untuk invoice
EmailKontak untuk pengiriman invoice
TeleponKontak untuk follow up
PICPerson in charge / contact person

Skenario 1: Tambah Klien Baru (Perusahaan)

Situasi: Anda mendapat klien baru PT ABC.

Langkah-langkah:

  1. Klik menu Klien di sidebar
  2. Klik tombol Klien Baru
  3. Isi informasi:
    • Nama: PT ABC Indonesia
    • Alias: PT ABC
    • Tipe: Perusahaan
    • NPWP: 01.234.567.8-901.000
    • Alamat: Jl. Sudirman No. 123, Jakarta Pusat 10220
    • Email: finance@ptabc.co.id
    • Telepon: 021-12345678
    • PIC: Budi Santoso
    • Jabatan PIC: Finance Manager
  4. Klik Simpan

Hasil: Klien siap digunakan untuk proyek dan invoice.

Skenario 2: Tambah Klien Individu

Situasi: Anda punya klien perorangan untuk jasa konsultasi.

Langkah-langkah:

  1. Klik menu Klien di sidebar
  2. Klik tombol Klien Baru
  3. Isi informasi:
    • Nama: Andi Wijaya
    • Tipe: Individu
    • NPWP: 12.345.678.9-012.000 (jika ada)
    • Alamat: Jl. Melati No. 45, Bandung
    • Email: andi.wijaya@email.com
    • Telepon: 0812-3456-7890
  4. Klik Simpan

Skenario 3: Edit Informasi Klien

Situasi: Klien pindah alamat atau ganti kontak.

Langkah-langkah:

  1. Klik menu Klien di sidebar
  2. Cari klien yang ingin diedit
  3. Klik nama klien untuk buka detail
  4. Klik tombol Edit
  5. Ubah informasi yang diperlukan
  6. Klik Simpan Perubahan

Catatan: Perubahan alamat tidak mempengaruhi invoice yang sudah dibuat.

Skenario 4: Lihat Riwayat Klien

Situasi: Anda ingin melihat semua proyek dan invoice untuk klien tertentu.

Langkah-langkah:

  1. Klik menu Klien di sidebar
  2. Klik nama klien
  3. Di halaman detail, lihat:

Tab Proyek:

PROYEK PT ABC

Kode         Nama                    Status      Nilai
PRJ-001      Website E-commerce      Completed   50.000.000
PRJ-003      Mobile App             Active       80.000.000
PRJ-005      Maintenance 2025       Active       24.000.000
─────────────────────────────────────────────────────────
Total                                           154.000.000

Tab Invoice:

INVOICE PT ABC

No. Invoice   Tanggal      Jumlah        Status
INV-001       15/01/2025   22.200.000    Paid
INV-003       15/03/2025   33.300.000    Paid
INV-007       15/11/2025   11.100.000    Sent
─────────────────────────────────────────────────────────
Total                      66.600.000
Outstanding                11.100.000

Tab Transaksi:

TRANSAKSI TERKAIT PT ABC

Tanggal      Keterangan              Pendapatan    Biaya
01/01/2025   DP Proyek Website       15.000.000
15/01/2025   Progress Payment        20.000.000
...

Skenario 5: Cari Klien

Situasi: Anda ingin mencari klien tertentu dari daftar yang panjang.

Langkah-langkah:

  1. Klik menu Klien di sidebar
  2. Gunakan kolom Pencarian
  3. Ketik:
    • Nama klien
    • Alias
    • NPWP
    • Nama PIC
  4. Hasil pencarian akan ditampilkan

Skenario 6: Filter Klien berdasarkan Tipe

Situasi: Anda ingin melihat hanya klien perusahaan.

Langkah-langkah:

  1. Klik menu Klien di sidebar
  2. Di filter Tipe, pilih:
    • Semua - Tampilkan semua klien
    • Perusahaan - Hanya klien perusahaan
    • Individu - Hanya klien perorangan
  3. Daftar akan terfilter sesuai pilihan

Skenario 7: Nonaktifkan Klien

Situasi: Klien sudah tidak aktif dan tidak perlu muncul di dropdown.

Langkah-langkah:

  1. Klik menu Klien di sidebar
  2. Cari dan klik klien
  3. Klik Edit
  4. Nonaktifkan toggle Status Aktif
  5. Klik Simpan

Efek:

  • Klien tidak muncul di dropdown saat buat proyek/invoice baru
  • Data historis (proyek, invoice, transaksi) tetap ada
  • Klien masih muncul di laporan

Skenario 8: Export Data Klien

Situasi: Anda perlu data klien untuk keperluan lain.

Langkah-langkah:

  1. Klik menu Klien di sidebar
  2. Klik tombol Export
  3. Pilih format:
    • Excel - Untuk analisis atau mail merge
    • CSV - Untuk import ke sistem lain
  4. File akan terunduh

Data yang Diekspor:

  • Nama, alias, tipe
  • NPWP, alamat
  • Email, telepon
  • PIC, jabatan

Skenario 9: Analisis Klien Terbaik

Situasi: Anda ingin mengetahui klien mana yang paling menguntungkan.

Langkah-langkah:

  1. Klik menu Laporan di sidebar
  2. Pilih Profitabilitas per Klien
  3. Pilih periode
  4. Klik Tampilkan
  5. Lihat ranking klien berdasarkan profit

Lihat Analisis Profitabilitas untuk detail.

Tips

  1. Lengkapi data - Isi NPWP dan alamat lengkap untuk keperluan pajak
  2. Update rutin - Pastikan data kontak selalu up-to-date
  3. Gunakan alias - Alias memudahkan pencarian
  4. Catat PIC - Penting untuk follow up invoice

Troubleshooting

MasalahSolusi
Klien tidak muncul di dropdownPastikan klien aktif
NPWP format salahGunakan format: XX.XXX.XXX.X-XXX.XXX
Tidak bisa hapus klienKlien dengan proyek/invoice tidak bisa dihapus, nonaktifkan saja

Lihat Juga

Tampilan Layar

Daftar Klien
Daftar Klien

Daftar klien dengan pencarian

Detail Klien
Detail Klien

Detail klien dengan daftar proyek

Form Klien
Form Klien

Form untuk menambah klien baru

6.4

Jadwal Amortisasi

Kapan Anda Membutuhkan Ini

Gunakan panduan ini ketika Anda:

  • Membayar sewa kantor atau asuransi untuk periode panjang
  • Menerima pembayaran dimuka dari klien (retainer)
  • Memiliki aset tak berwujud yang perlu diamortisasi
  • Ingin mengalokasikan biaya/pendapatan secara merata ke beberapa periode

Konsep yang Perlu Dipahami

Apa Itu Amortisasi?

Amortisasi adalah proses mengalokasikan biaya atau pendapatan secara merata ke beberapa periode akuntansi.

Kenapa Perlu Amortisasi?

Tanpa amortisasi:

Januari: Bayar sewa Rp 24.000.000 (12 bulan)
         Beban Sewa: Rp 24.000.000 (semua di Januari)
Februari-Desember: Beban Sewa: Rp 0

Dengan amortisasi:

Januari: Bayar sewa Rp 24.000.000
         Sewa Dibayar Dimuka: Rp 24.000.000
Setiap bulan: Beban Sewa: Rp 2.000.000

Hasil: Laporan laba rugi lebih akurat karena beban diakui sesuai periode manfaatnya.

Tipe Jadwal Amortisasi

TipeNama IndonesiaContohPola Jurnal
prepaid_expenseBeban Dibayar DimukaSewa, asuransiDr. Beban / Cr. Dibayar Dimuka
unearned_revenuePendapatan Diterima DimukaRetainer, DPDr. Diterima Dimuka / Cr. Pendapatan
intangible_assetAset Tak BerwujudWebsite, softwareDr. Beban Amortisasi / Cr. Akum. Amortisasi

Status Jadwal

StatusArti
ActiveJadwal berjalan, masih ada entri yang akan diproses
CompletedSemua periode sudah selesai
CancelledJadwal dibatalkan

Skenario 1: Sewa Kantor Dibayar Dimuka

Situasi: Anda membayar sewa kantor Rp 24.000.000 untuk 12 bulan (Jan-Des 2025).

Langkah 1: Catat Pembayaran

  1. Klik menu Transaksi
  2. Buat transaksi dengan template Bayar Sewa Dimuka
  3. Isi:
    • Jumlah: 24000000
    • Keterangan: Sewa kantor Jan-Des 2025
  4. Posting transaksi

Langkah 2: Buat Jadwal Amortisasi

  1. Klik menu Amortisasi di sidebar
  2. Klik tombol Jadwal Baru
  3. Pilih Tipe Jadwal: Beban Dibayar Dimuka
  4. Isi informasi:
    • Nama: Sewa Kantor 2025
    • Keterangan: Sewa gedung kantor Jl. Sudirman
    • Akun Sumber: Sewa Dibayar Dimuka (1.1.30)
    • Akun Tujuan: Beban Sewa (5.1.02)
    • Jumlah Total: 24000000
    • Tanggal Mulai: 1 Januari 2025
    • Tanggal Selesai: 31 Desember 2025
    • Frekuensi: Bulanan
  5. Review perhitungan:
    • Jumlah per Periode: Rp 2.000.000
    • Jumlah Periode: 12
  6. Pilih opsi posting:
    • Auto-Post: Centang jika ingin otomatis
    • Tanggal Posting: 1 (tanggal 1 setiap bulan)
  7. Klik Simpan Jadwal

Hasil: Setiap bulan akan tercipta jurnal:

Debit  : Beban Sewa            Rp 2.000.000
Kredit : Sewa Dibayar Dimuka   Rp 2.000.000

Skenario 2: Asuransi Tahunan

Situasi: Membayar premi asuransi kantor Rp 6.000.000 untuk 12 bulan.

Langkah-langkah:

  1. Catat pembayaran ke akun Asuransi Dibayar Dimuka
  2. Buat jadwal amortisasi:
    • Tipe: Beban Dibayar Dimuka
    • Nama: Asuransi Kantor 2025
    • Akun Sumber: Asuransi Dibayar Dimuka
    • Akun Tujuan: Beban Asuransi
    • Jumlah: 6.000.000
    • Periode: 12 bulan
  3. Jumlah per Periode: Rp 500.000

Skenario 3: Pendapatan Diterima Dimuka (Retainer)

Situasi: Klien membayar retainer Rp 12.000.000 untuk maintenance 6 bulan.

Langkah 1: Catat Penerimaan

  1. Buat transaksi Terima DP Proyek atau Terima Retainer
  2. Jurnal:
    Debit  : Bank BCA                     Rp 12.000.000
    Kredit : Pendapatan Diterima Dimuka   Rp 12.000.000
    

Langkah 2: Buat Jadwal Amortisasi

  1. Klik menu Amortisasi
  2. Klik Jadwal Baru
  3. Pilih Tipe: Pendapatan Diterima Dimuka
  4. Isi:
    • Nama: Retainer Maintenance PT ABC
    • Akun Sumber: Pendapatan Diterima Dimuka
    • Akun Tujuan: Pendapatan Jasa
    • Jumlah: 12.000.000
    • Periode: 6 bulan
  5. Jumlah per Periode: Rp 2.000.000

Jurnal Bulanan:

Debit  : Pendapatan Diterima Dimuka   Rp 2.000.000
Kredit : Pendapatan Jasa              Rp 2.000.000

Skenario 4: Amortisasi Aset Tak Berwujud

Situasi: Anda mengembangkan website perusahaan senilai Rp 50.000.000, diamortisasi 5 tahun.

Langkah-langkah:

  1. Catat pembuatan website ke akun Aset Tak Berwujud - Website
  2. Buat jadwal amortisasi:
    • Tipe: Aset Tak Berwujud
    • Nama: Website Perusahaan
    • Akun Sumber: Akumulasi Amortisasi Website
    • Akun Tujuan: Beban Amortisasi
    • Jumlah: 50.000.000
    • Periode: 60 bulan (5 tahun)
  3. Jumlah per Periode: Rp 833.333

Jurnal Bulanan:

Debit  : Beban Amortisasi                    Rp 833.333
Kredit : Akumulasi Amortisasi Website        Rp 833.333

Skenario 5: Monitor Jadwal Amortisasi

Situasi: Anda ingin melihat status semua jadwal amortisasi.

Langkah-langkah:

  1. Klik menu Amortisasi di sidebar
  2. Lihat daftar jadwal:
    • Status: Active, Completed, Cancelled
    • Progress: Bar yang menunjukkan periode terselesaikan
    • Sisa: Jumlah yang belum diamortisasi
  3. Filter berdasarkan tipe atau status jika perlu

Skenario 6: Posting Manual Entri Amortisasi

Situasi: Anda tidak mengaktifkan auto-post dan perlu posting manual.

Langkah-langkah:

  1. Klik menu Amortisasi
  2. Klik jadwal yang bersangkutan
  3. Di daftar entri, lihat status masing-masing:
    • Pending: Belum waktunya
    • Draft: Sudah jatuh tempo, menunggu posting
    • Posted: Sudah diposting
  4. Untuk entri Draft, klik tombol Post
  5. Konfirmasi posting

Skenario 7: Lihat Detail Entri Amortisasi

Situasi: Anda ingin melihat entri mana yang sudah diproses.

Langkah-langkah:

  1. Klik menu Amortisasi
  2. Klik jadwal yang bersangkutan
  3. Scroll ke bagian Daftar Entri:
DAFTAR ENTRI AMORTISASI
Sewa Kantor 2025

No   Periode         Jumlah      Status    Jurnal
1    Jan 2025        2.000.000   Posted    JRN-001
2    Feb 2025        2.000.000   Posted    JRN-025
3    Mar 2025        2.000.000   Posted    JRN-048
4    Apr 2025        2.000.000   Draft     -
5    May 2025        2.000.000   Pending   -
...
12   Dec 2025        2.000.000   Pending   -

Total: 24.000.000
Sudah Posted: 6.000.000
Sisa: 18.000.000
  1. Klik nomor jurnal untuk melihat detail transaksi

Skenario 8: Batalkan Jadwal Amortisasi

Situasi: Kontrak sewa dibatalkan di tengah periode.

Langkah-langkah:

  1. Klik menu Amortisasi
  2. Klik jadwal yang akan dibatalkan
  3. Klik tombol Batalkan
  4. Konfirmasi pembatalan
  5. Status berubah menjadi Cancelled

Catatan:

  • Entri yang sudah Posted tidak akan di-reverse otomatis
  • Sisa saldo di akun sumber perlu di-adjust manual jika diperlukan

Penanganan Pembulatan

Sistem menangani pembulatan otomatis:

Total: Rp 100.000 untuk 3 periode

Periode 1: Rp 33.333
Periode 2: Rp 33.333
Periode 3: Rp 33.334 (menyerap selisih)

Tips

  1. Nama deskriptif - Sertakan tahun atau periode dalam nama jadwal
  2. Auto-post untuk rutin - Aktifkan untuk item yang tidak perlu review
  3. Manual untuk special - Nonaktifkan auto-post jika perlu validasi
  4. Review bulanan - Cek di awal bulan apakah entri terproses

Troubleshooting

MasalahSolusi
Entri tidak terpostingCek apakah tanggal sudah lewat dan auto-post aktif
Jumlah tidak sesuaiCek periode mulai dan selesai
Akun tidak munculPastikan akun yang dipilih aktif

Lihat Juga

Tampilan Layar

Daftar Jadwal Amortisasi
Daftar Jadwal Amortisasi

Daftar jadwal amortisasi dengan filter tipe dan status

Form Jadwal Amortisasi
Form Jadwal Amortisasi

Form untuk membuat jadwal amortisasi baru

6.5

Kelola Periode Fiskal

Kapan Anda Membutuhkan Ini

Gunakan panduan ini ketika Anda:

  • Ingin membuat periode akuntansi baru untuk tahun fiskal
  • Perlu menutup buku bulanan setelah semua transaksi selesai
  • Menandai bahwa SPT sudah dilaporkan untuk periode tertentu
  • Perlu membuka kembali periode yang sudah ditutup untuk koreksi

Konsep yang Perlu Dipahami

Status Periode Fiskal

StatusArtiTransaksi
OPENPeriode aktif, transaksi bisa diinputBoleh
CLOSEDBuku bulanan sudah ditutupTidak boleh
TAX_FILEDSPT sudah dilaporkanTidak boleh

Alur Status

OPEN → CLOSED → TAX_FILED
  ↑_______↓
   (reopen)

Periode bisa dibuka kembali (reopen) dari CLOSED ke OPEN, tapi periode yang sudah TAX_FILED tidak bisa diubah.

Skenario 1: Generate Periode untuk Satu Tahun

Situasi: Awal tahun, Anda ingin menyiapkan semua periode fiskal untuk tahun baru.

Langkah-langkah:

  1. Klik menu Periode Fiskal di sidebar
  2. Klik tombol Generate Tahun
  3. Pilih tahun yang ingin dibuat (contoh: 2025)
  4. Klik Generate
  5. Sistem akan membuat 12 periode (Januari - Desember)

Hasil:

  • 12 periode baru dengan status OPEN
  • Setiap periode memiliki tanggal awal dan akhir yang benar
  • Periode siap digunakan untuk pencatatan transaksi

Skenario 2: Buat Periode Tunggal

Situasi: Anda hanya perlu membuat satu periode tertentu.

Langkah-langkah:

  1. Klik menu Periode Fiskal di sidebar
  2. Klik tombol + Tambah Periode
  3. Pilih:
    • Tahun: 2025
    • Bulan: November
  4. Klik Simpan

Catatan: Sistem akan menolak jika periode sudah ada.

Skenario 3: Tutup Buku Bulanan

Situasi: Akhir bulan, semua transaksi sudah diinput dan Anda ingin mengunci periode.

Langkah-langkah:

  1. Klik menu Periode Fiskal di sidebar
  2. Filter berdasarkan tahun jika perlu
  3. Klik periode yang ingin ditutup (contoh: November 2025)
  4. Di halaman detail, periksa:
    • Pastikan semua transaksi sudah diposting
    • Cek neraca saldo balance
  5. Klik tombol Tutup Bulan
  6. (Opsional) Tambahkan catatan penutupan
  7. Klik Konfirmasi

Setelah Ditutup:

  • Status berubah menjadi CLOSED
  • Transaksi baru tidak bisa diinput untuk periode ini
  • Tanggal penutupan tercatat di sistem

Skenario 4: Tandai SPT Sudah Dilaporkan

Situasi: Anda sudah melaporkan SPT Masa untuk periode tertentu.

Langkah-langkah:

  1. Klik menu Periode Fiskal di sidebar
  2. Klik periode yang sudah ditutup (status: CLOSED)
  3. Klik tombol Tandai SPT Dilaporkan
  4. (Opsional) Masukkan catatan:
    • Nomor tanda terima SPT
    • Tanggal pelaporan
  5. Klik Konfirmasi

Setelah Ditandai:

  • Status berubah menjadi TAX_FILED
  • Periode terkunci permanen
  • Tidak bisa dibuka kembali

Skenario 5: Buka Kembali Periode

Situasi: Ada koreksi yang perlu dilakukan pada periode yang sudah ditutup.

Langkah-langkah:

  1. Klik menu Periode Fiskal di sidebar
  2. Klik periode dengan status CLOSED
  3. Klik tombol Buka Kembali
  4. Masukkan alasan pembukaan kembali (wajib)
  5. Klik Konfirmasi

Catatan Penting:

  • Hanya periode dengan status CLOSED yang bisa dibuka kembali
  • Periode TAX_FILED tidak bisa dibuka kembali
  • Alasan pembukaan tercatat untuk audit trail

Skenario 6: Filter dan Cari Periode

Situasi: Anda ingin mencari periode tertentu dari daftar yang panjang.

Langkah-langkah:

  1. Klik menu Periode Fiskal di sidebar
  2. Gunakan filter:
    • Tahun: Pilih tahun spesifik
    • Status: OPEN / CLOSED / TAX_FILED
  3. Daftar periode akan difilter sesuai kriteria

Skenario 7: Review Detail Periode

Situasi: Anda ingin melihat informasi lengkap tentang suatu periode.

Langkah-langkah:

  1. Klik menu Periode Fiskal di sidebar
  2. Klik periode yang ingin dilihat
  3. Di halaman detail, Anda dapat melihat:
    • Nama periode (contoh: November 2025)
    • Tanggal awal dan akhir
    • Status saat ini
    • Tanggal penutupan (jika sudah ditutup)
    • Catatan penutupan
    • Tanggal pelaporan SPT (jika sudah dilaporkan)

Tips

  1. Tutup secara berurutan - Tutup periode dari bulan terlama ke terbaru
  2. Validasi dulu - Cek laporan keuangan sebelum menutup periode
  3. Catat alasan - Selalu isi catatan saat menutup atau membuka kembali periode
  4. Jangan terburu-buru - Tutup periode setelah yakin semua transaksi lengkap
  5. Backup sebelum tutup - Lakukan backup sebelum menutup periode penting

Troubleshooting

MasalahSolusi
Tidak bisa menutup periodePastikan periode sebelumnya sudah ditutup
Tidak bisa membuka kembaliPeriode sudah TAX_FILED, tidak bisa diubah
Periode sudah adaGunakan periode yang sudah dibuat, tidak perlu buat baru
Transaksi ditolakCek status periode, mungkin sudah CLOSED

Lihat Juga

6.6

Setup Telegram Bot

Kapan Anda Membutuhkan Ini

Gunakan panduan ini ketika Anda:

  • Ingin mengaktifkan fitur Telegram Receipt di server
  • Pertama kali melakukan deployment aplikasi dengan fitur Telegram
  • Perlu mengkonfigurasi ulang koneksi Telegram bot

Konsep yang Perlu Dipahami

Arsitektur Integrasi Telegram

User HP (Telegram)
    │
    ▼
Telegram Server
    │
    ▼ (Webhook POST)
Aplikasi Akunting (/api/telegram/webhook)
    │
    ▼
TelegramBotService → DraftTransactionService

Telegram menggunakan webhook untuk mengirim update ke aplikasi. Setiap kali user mengirim pesan ke bot, Telegram akan melakukan HTTP POST ke URL webhook yang dikonfigurasi.

Komponen yang Dibutuhkan

KomponenFungsi
Bot TokenKredensial untuk berkomunikasi dengan Telegram API
Bot UsernameNama bot yang akan dicari user di Telegram
Webhook URLURL publik yang bisa diakses Telegram
Secret TokenToken rahasia untuk validasi request webhook

Skenario 1: Membuat Bot di Telegram

Situasi: Anda belum memiliki bot Telegram untuk aplikasi.

Langkah-langkah:

  1. Buka Telegram di HP atau desktop
  2. Cari @BotFather (bot resmi Telegram untuk membuat bot)
  3. Mulai chat dan ketik /newbot
  4. BotFather akan meminta nama bot, contoh: Aplikasi Akunting ArtiVisi
  5. BotFather akan meminta username bot, contoh: ArtivisiAkuntingBot
    • Username harus unik dan diakhiri dengan Bot
  6. Setelah berhasil, BotFather akan memberikan token:
    Done! Congratulations on your new bot. You will find it at t.me/ArtivisiAkuntingBot.
    You can now add a description, about section and profile picture for your bot.
    
    Use this token to access the HTTP API:
    7123456789:AAHx8qZ-abcdefghijklmnopqrstuvwxyz
    
  7. Simpan token ini dengan aman - jangan bagikan ke siapapun

Konfigurasi Tambahan di BotFather (Opsional):

/setdescription - Deskripsi bot
/setabouttext - Tentang bot
/setuserpic - Foto profil bot

Skenario 2: Konfigurasi Environment Variables

Situasi: Bot sudah dibuat, sekarang perlu dikonfigurasi di server.

Environment Variables yang Diperlukan:

# Aktifkan integrasi Telegram
TELEGRAM_BOT_ENABLED=true

# Token dari BotFather
TELEGRAM_BOT_TOKEN=7123456789:AAHx8qZ-abcdefghijklmnopqrstuvwxyz

# Username bot (tanpa @)
TELEGRAM_BOT_USERNAME=ArtivisiAkuntingBot

# URL webhook (domain publik aplikasi)
TELEGRAM_WEBHOOK_URL=https://akunting.example.com/api/telegram/webhook

# Secret token untuk validasi webhook (generate sendiri, min 32 karakter)
TELEGRAM_WEBHOOK_SECRET=abc123xyz789secrettoken456def

Cara Generate Secret Token:

# Linux/macOS
openssl rand -hex 32

# Atau gunakan online generator dengan min 32 karakter

Konfigurasi di Docker Compose:

services:
  app:
    environment:
      - TELEGRAM_BOT_ENABLED=true
      - TELEGRAM_BOT_TOKEN=${TELEGRAM_BOT_TOKEN}
      - TELEGRAM_BOT_USERNAME=${TELEGRAM_BOT_USERNAME}
      - TELEGRAM_WEBHOOK_URL=${TELEGRAM_WEBHOOK_URL}
      - TELEGRAM_WEBHOOK_SECRET=${TELEGRAM_WEBHOOK_SECRET}

Konfigurasi di Systemd:

[Service]
Environment="TELEGRAM_BOT_ENABLED=true"
Environment="TELEGRAM_BOT_TOKEN=7123456789:AAH..."
Environment="TELEGRAM_BOT_USERNAME=ArtivisiAkuntingBot"
Environment="TELEGRAM_WEBHOOK_URL=https://akunting.example.com/api/telegram/webhook"
Environment="TELEGRAM_WEBHOOK_SECRET=abc123xyz789..."

Skenario 3: Mendaftarkan Webhook ke Telegram

Situasi: Environment sudah dikonfigurasi, perlu mendaftarkan webhook ke Telegram.

Langkah-langkah:

  1. Pastikan aplikasi sudah berjalan dan webhook endpoint bisa diakses publik
  2. Jalankan command berikut untuk mendaftarkan webhook:
curl -X POST "https://api.telegram.org/bot<TOKEN>/setWebhook" \
  -H "Content-Type: application/json" \
  -d '{
    "url": "https://akunting.example.com/api/telegram/webhook",
    "secret_token": "abc123xyz789secrettoken456def",
    "allowed_updates": ["message"]
  }'

Ganti:

  • <TOKEN> dengan bot token
  • url dengan URL webhook aplikasi
  • secret_token dengan secret yang sama di environment

Response Sukses:

{
  "ok": true,
  "result": true,
  "description": "Webhook was set"
}
  1. Verifikasi webhook sudah terdaftar:
curl "https://api.telegram.org/bot<TOKEN>/getWebhookInfo"

Response:

{
  "ok": true,
  "result": {
    "url": "https://akunting.example.com/api/telegram/webhook",
    "has_custom_certificate": false,
    "pending_update_count": 0,
    "max_connections": 40
  }
}

Skenario 4: Setup dengan HTTPS (SSL/TLS)

Situasi: Telegram mensyaratkan webhook harus HTTPS.

Opsi 1: Menggunakan Reverse Proxy (Nginx)

server {
    listen 443 ssl;
    server_name akunting.example.com;

    ssl_certificate /etc/letsencrypt/live/akunting.example.com/fullchain.pem;
    ssl_certificate_key /etc/letsencrypt/live/akunting.example.com/privkey.pem;

    location /api/telegram/webhook {
        proxy_pass http://localhost:8080;
        proxy_set_header Host $host;
        proxy_set_header X-Real-IP $remote_addr;
        proxy_set_header X-Telegram-Bot-Api-Secret-Token $http_x_telegram_bot_api_secret_token;
    }
}

Opsi 2: Menggunakan Cloudflare Tunnel

# Install cloudflared
cloudflared tunnel create akunting
cloudflared tunnel route dns akunting akunting.example.com

# Jalankan tunnel
cloudflared tunnel run --url http://localhost:8080 akunting

Skenario 5: Testing Integrasi

Situasi: Semua konfigurasi selesai, perlu memastikan integrasi berfungsi.

Langkah-langkah:

  1. Buka Telegram, cari bot dengan username yang dikonfigurasi
  2. Kirim /start
  3. Bot harus merespon dengan pesan selamat datang
  4. Cek log aplikasi untuk memastikan request masuk:
    INFO TelegramBotService - Received message from username (userid)
    

Test dengan curl (Simulasi Webhook):

curl -X POST "http://localhost:8080/api/telegram/webhook" \
  -H "Content-Type: application/json" \
  -H "X-Telegram-Bot-Api-Secret-Token: abc123xyz789secrettoken456def" \
  -d '{
    "update_id": 123456789,
    "message": {
      "message_id": 1,
      "from": {
        "id": 12345,
        "is_bot": false,
        "first_name": "Test",
        "username": "testuser"
      },
      "chat": {
        "id": 12345,
        "type": "private"
      },
      "date": 1234567890,
      "text": "/status"
    }
  }'

Skenario 6: Troubleshooting Webhook

Situasi: Bot tidak merespon atau webhook tidak berfungsi.

Langkah Diagnosis:

  1. Cek status webhook:

    curl "https://api.telegram.org/bot<TOKEN>/getWebhookInfo"
    

    Perhatikan field:

    • pending_update_count - jumlah update yang menunggu
    • last_error_date - waktu error terakhir
    • last_error_message - pesan error
  2. Cek log aplikasi:

    # Cari error terkait Telegram
    grep -i telegram /var/log/aplikasi/app.log
    
  3. Cek konektivitas:

    # Pastikan endpoint bisa diakses dari luar
    curl -I https://akunting.example.com/api/telegram/webhook
    
  4. Reset webhook jika bermasalah:

    # Hapus webhook
    curl "https://api.telegram.org/bot<TOKEN>/deleteWebhook"
    
    # Set ulang
    curl -X POST "https://api.telegram.org/bot<TOKEN>/setWebhook" ...
    

Masalah Umum:

MasalahPenyebabSolusi
Bot tidak meresponWebhook belum terdaftarJalankan setWebhook
401 UnauthorizedSecret token tidak cocokSamakan secret di env dan webhook
502 Bad GatewayAplikasi tidak berjalanRestart aplikasi
SSL Certificate ErrorSertifikat tidak validGunakan Let's Encrypt atau self-signed dengan upload

Skenario 7: Menonaktifkan Integrasi

Situasi: Perlu menonaktifkan fitur Telegram sementara.

Langkah-langkah:

  1. Set environment variable:

    TELEGRAM_BOT_ENABLED=false
    
  2. Restart aplikasi

  3. (Opsional) Hapus webhook:

    curl "https://api.telegram.org/bot<TOKEN>/deleteWebhook"
    

Security Checklist

  • [ ] Token bot tidak di-commit ke repository
  • [ ] Secret token minimal 32 karakter
  • [ ] Webhook menggunakan HTTPS
  • [ ] Environment variables tidak ter-expose di log
  • [ ] Token disimpan di secrets manager (untuk production)

Referensi

Lihat Juga

7.1

Kelola Karyawan

Pendahuluan

Menu Karyawan digunakan untuk mengelola data karyawan yang akan diproses penggajiannya. Data karyawan mencakup informasi pribadi, status pajak (PTKP), data kepegawaian, dan informasi BPJS.

Mengakses Menu Karyawan

  1. Klik menu Karyawan di sidebar
  2. Halaman daftar karyawan akan ditampilkan

Daftar Karyawan

Halaman daftar menampilkan semua karyawan dengan informasi:

  • NIK (Nomor Induk Karyawan)
  • Nama lengkap
  • Jabatan
  • Departemen
  • Status (Aktif/Nonaktif)

Filter dan Pencarian

  • Pencarian: Ketik nama atau NIK karyawan
  • Filter Status: Pilih Aktif, Nonaktif, atau Semua
  • Filter Departemen: Pilih departemen tertentu

Menambah Karyawan Baru

  1. Klik tombol + Karyawan Baru
  2. Isi data pada form:

Data Pribadi

FieldKeterangan
NIKNomor Induk Karyawan (unik)
Nama LengkapNama sesuai KTP
EmailEmail karyawan
Nomor TeleponNomor HP aktif
AlamatAlamat lengkap

Data Pajak

FieldKeterangan
NPWPNomor Pokok Wajib Pajak (format: XX.XXX.XXX.X-XXX.XXX)
Status PTKPPenghasilan Tidak Kena Pajak

Status PTKP yang Tersedia

KodeKeteranganPTKP/Tahun
TK/0Tidak Kawin, tanpa tanggunganRp 54.000.000
TK/1Tidak Kawin, 1 tanggunganRp 58.500.000
TK/2Tidak Kawin, 2 tanggunganRp 63.000.000
TK/3Tidak Kawin, 3 tanggunganRp 67.500.000
K/0Kawin, tanpa tanggunganRp 58.500.000
K/1Kawin, 1 tanggunganRp 63.000.000
K/2Kawin, 2 tanggunganRp 67.500.000
K/3Kawin, 3 tanggunganRp 72.000.000
K/I/0Kawin, penghasilan istri digabung, tanpa tanggunganRp 112.500.000
K/I/1Kawin, penghasilan istri digabung, 1 tanggunganRp 117.000.000
K/I/2Kawin, penghasilan istri digabung, 2 tanggunganRp 121.500.000
K/I/3Kawin, penghasilan istri digabung, 3 tanggunganRp 126.000.000

Data Kepegawaian

FieldKeterangan
JabatanPosisi/title karyawan
DepartemenUnit kerja
Tanggal BergabungTanggal mulai bekerja
Tipe KaryawanTetap atau Kontrak

Data Bank

FieldKeterangan
Nama BankBank untuk transfer gaji
Nomor RekeningNomor rekening karyawan
Nama Pemilik RekeningNama sesuai buku rekening

Data BPJS

FieldKeterangan
No. BPJS KesehatanNomor kepesertaan BPJS Kesehatan
No. BPJS KetenagakerjaanNomor kepesertaan BPJS TK
  1. Klik Simpan untuk menyimpan data

Melihat Detail Karyawan

  1. Pada daftar karyawan, klik Lihat pada baris karyawan
  2. Halaman detail menampilkan:
    • Semua informasi karyawan
    • Status aktif/nonaktif
    • Tombol Edit dan Nonaktifkan/Aktifkan

Mengedit Data Karyawan

  1. Buka halaman detail karyawan
  2. Klik tombol Edit
  3. Ubah data yang diperlukan
  4. Klik Simpan

Mengaktifkan/Menonaktifkan Karyawan

Menonaktifkan Karyawan

  1. Buka halaman detail karyawan aktif
  2. Klik tombol Nonaktifkan
  3. Konfirmasi aksi

Karyawan nonaktif tidak akan diproses dalam penggajian bulanan.

Mengaktifkan Karyawan

  1. Buka halaman detail karyawan nonaktif
  2. Klik tombol Aktifkan

Validasi Data

Validasi NIK

  • NIK harus unik (tidak boleh duplikat)
  • Format bebas (alfanumerik)

Validasi NPWP

  • Format: XX.XXX.XXX.X-XXX.XXX
  • Harus unik per karyawan
  • Sistem akan memvalidasi format saat menyimpan

Tips Penggunaan

  1. Lengkapi data BPJS untuk memastikan perhitungan iuran BPJS akurat
  2. Perbarui status PTKP jika ada perubahan status pernikahan atau tanggungan
  3. Nonaktifkan karyawan yang sudah resign, jangan menghapus data
  4. Gunakan filter untuk menemukan karyawan dengan cepat

Lihat Juga

Tampilan Layar

Daftar Karyawan
Daftar Karyawan

Daftar karyawan dengan filter status dan departemen

Form Karyawan
Form Karyawan

Form untuk menambah atau mengubah data karyawan

7.2

Komponen Gaji

Pendahuluan

Menu Komponen Gaji digunakan untuk mengelola jenis-jenis pendapatan dan potongan yang akan digunakan dalam penggajian. Sistem sudah menyediakan komponen standar Indonesia (BPJS, tunjangan umum) yang dapat digunakan langsung atau disesuaikan.

Mengakses Menu Komponen Gaji

  1. Klik menu Komponen Gaji di sidebar
  2. Halaman daftar komponen gaji akan ditampilkan

Daftar Komponen Gaji

Halaman daftar menampilkan semua komponen dengan informasi:

  • Kode komponen
  • Nama komponen
  • Tipe (Pendapatan/Potongan/Kontribusi Perusahaan)
  • Nilai Default (nominal atau persentase)
  • Status (Aktif/Nonaktif)

Filter dan Pencarian

  • Pencarian: Ketik kode atau nama komponen
  • Filter Tipe: Pilih Pendapatan, Potongan, atau Kontribusi Perusahaan

Tipe Komponen

TipeKeteranganContoh
PendapatanMenambah penghasilan karyawanGaji Pokok, Tunjangan
PotonganMengurangi penghasilan karyawanBPJS Karyawan, PPh 21
Kontribusi PerusahaanDitanggung perusahaan, tidak mengurangi gajiBPJS Perusahaan

Komponen Bawaan Sistem

Sistem menyediakan 17 komponen standar Indonesia:

Pendapatan (EARNING)

KodeNamaKeterangan
GAPOKGaji PokokGaji pokok bulanan
TJ-TRANSTunjangan TransportasiDefault Rp 500.000
TJ-MAKANTunjangan MakanDefault Rp 500.000
TJ-POSISITunjangan JabatanBerdasarkan posisi
LEMBURUang LemburSesuai perhitungan
BONUSBonusBonus kinerja
THRTunjangan Hari RayaSesuai ketentuan

Kontribusi Perusahaan (COMPANY_CONTRIBUTION)

KodeNamaRate
BPJS-KES-PBPJS Kesehatan (Perusahaan)4%
BPJS-JHT-PBPJS JHT (Perusahaan)3.7%
BPJS-JKKBPJS JKK0.24%
BPJS-JKMBPJS JKM0.3%
BPJS-JP-PBPJS JP (Perusahaan)2%

Potongan (DEDUCTION)

KodeNamaRate
BPJS-KES-KBPJS Kesehatan (Karyawan)1%
BPJS-JHT-KBPJS JHT (Karyawan)2%
BPJS-JP-KBPJS JP (Karyawan)1%
PPH21PPh Pasal 21Dihitung otomatis
POT-LAINPotongan Lain-lainPinjaman, dll

Menambah Komponen Baru

  1. Klik tombol + Komponen Baru
  2. Isi data pada form:
FieldKeterangan
KodeKode unik komponen (huruf kapital)
NamaNama komponen
DeskripsiPenjelasan singkat
Tipe KomponenPendapatan/Potongan/Kontribusi Perusahaan
Jenis NilaiNominal Tetap atau Persentase
Nilai DefaultNominal (Rp) atau Persentase (%)
Urutan TampilAngka kecil ditampilkan lebih dulu
Diperhitungkan PajakCentang jika masuk perhitungan PPh 21
Kategori BPJSPilih jika terkait BPJS
  1. Klik Simpan

Jenis Nilai

Nominal Tetap

  • Nilai dalam Rupiah
  • Contoh: Tunjangan Makan Rp 500.000

Persentase

  • Nilai dalam persen dari basis perhitungan
  • Masukkan angka langsung (misal: 4 untuk 4%)
  • Contoh: BPJS Kesehatan 4% dari gaji pokok

Melihat Detail Komponen

  1. Pada daftar, klik Lihat pada baris komponen
  2. Halaman detail menampilkan:
    • Semua informasi komponen
    • Status aktif/nonaktif
    • Informasi audit (dibuat/diperbarui)

Mengedit Komponen

  1. Buka halaman detail komponen
  2. Klik tombol Edit
  3. Ubah data yang diperlukan
  4. Klik Simpan

Catatan: Komponen sistem (bawaan) tidak dapat diedit atau dinonaktifkan.

Mengaktifkan/Menonaktifkan Komponen

Menonaktifkan Komponen

  1. Buka halaman detail komponen aktif
  2. Klik tombol Nonaktifkan
  3. Konfirmasi aksi

Komponen nonaktif tidak akan muncul dalam pilihan saat mengatur gaji karyawan.

Mengaktifkan Komponen

  1. Buka halaman detail komponen nonaktif
  2. Klik tombol Aktifkan

Kategori BPJS

Kategori BPJS menandai komponen yang terkait dengan program BPJS:

KategoriProgram
KESEHATANBPJS Kesehatan
JHTJaminan Hari Tua
JKKJaminan Kecelakaan Kerja
JKMJaminan Kematian
JPJaminan Pensiun

Kategori ini digunakan untuk:

  • Mengelompokkan komponen terkait
  • Validasi rate sesuai ketentuan
  • Laporan iuran BPJS

Pengaturan Pajak

Centang Diperhitungkan dalam pajak (PPh 21) untuk komponen yang:

  • Termasuk penghasilan bruto karyawan
  • Akan dihitung dalam perhitungan PPh 21

Komponen yang umumnya kena pajak:

  • Gaji Pokok
  • Tunjangan Tetap (Transportasi, Makan, Jabatan)
  • Bonus, THR

Komponen yang tidak kena pajak:

  • Iuran BPJS (porsi karyawan maupun perusahaan)

Tips Penggunaan

  1. Gunakan komponen bawaan untuk standar Indonesia
  2. Buat komponen baru untuk kebutuhan khusus perusahaan
  3. Perhatikan urutan tampil untuk slip gaji yang rapi
  4. Jangan hapus komponen yang sudah digunakan, cukup nonaktifkan

Lihat Juga

7.3

Kalkulator BPJS

Pendahuluan

Kalkulator BPJS membantu menghitung iuran BPJS (Kesehatan dan Ketenagakerjaan) berdasarkan gaji karyawan. Fitur ini berguna untuk:

  • Estimasi biaya BPJS sebelum proses penggajian
  • Memahami pembagian iuran perusahaan dan karyawan
  • Memverifikasi perhitungan BPJS

Mengakses Kalkulator BPJS

  1. Klik menu Kalkulator BPJS di sidebar
  2. Halaman kalkulator akan ditampilkan

Cara Menggunakan

Input Data

FieldKeterangan
Gaji Pokok (Rp)Gaji pokok bulanan karyawan
Kelas Risiko JKKKelas risiko untuk BPJS Kecelakaan Kerja

Kelas Risiko JKK

KelasTingkat RisikoRateContoh Industri
1Sangat Rendah0.24%IT, Jasa, Perbankan
2Rendah0.54%Retail, Perdagangan
3Sedang0.89%Manufaktur Ringan
4Tinggi1.27%Konstruksi
5Sangat Tinggi1.74%Pertambangan

Langkah Perhitungan

  1. Masukkan Gaji Pokok karyawan
  2. Pilih Kelas Risiko JKK sesuai jenis usaha
  3. Klik tombol Hitung
  4. Hasil perhitungan akan ditampilkan

Memahami Hasil Perhitungan

Ringkasan

Tiga kartu ringkasan menampilkan:

  • Total Iuran Perusahaan: Jumlah yang ditanggung perusahaan
  • Total Potongan Karyawan: Jumlah yang dipotong dari gaji
  • Total Iuran BPJS: Gabungan perusahaan dan karyawan

Rincian per Program

ProgramPerusahaanKaryawanBatas Upah
BPJS Kesehatan4%1%Rp 12.000.000
BPJS JKK0.24%-1.74%-Tidak ada
BPJS JKM0.3%-Tidak ada
BPJS JHT3.7%2%Tidak ada
BPJS JP2%1%Rp 10.042.300

Batas Upah (Ceiling)

Untuk gaji yang melebihi batas upah:

  • BPJS Kesehatan: Iuran dihitung maksimal dari Rp 12.000.000
  • BPJS JP: Iuran dihitung maksimal dari Rp 10.042.300

Sistem akan menampilkan peringatan jika gaji melebihi batas upah.

Contoh Perhitungan

Gaji Rp 10.000.000 (Kelas Risiko 1)

ProgramPerusahaanKaryawan
BPJS KesehatanRp 400.000Rp 100.000
BPJS JKKRp 24.000-
BPJS JKMRp 30.000-
BPJS JHTRp 370.000Rp 200.000
BPJS JPRp 200.846Rp 100.423
TotalRp 1.024.846Rp 400.423

Gaji Rp 20.000.000 (Melebihi Batas)

ProgramPerusahaanKaryawanCatatan
BPJS KesehatanRp 480.000Rp 120.000Ceiling Rp 12.000.000
BPJS JKKRp 48.000-
BPJS JKMRp 60.000-
BPJS JHTRp 740.000Rp 400.000Tanpa ceiling
BPJS JPRp 200.846Rp 100.423Ceiling Rp 10.042.300

Keterangan Program BPJS

BPJS Kesehatan

Jaminan kesehatan untuk karyawan dan keluarga. Iuran 5% dari gaji (4% perusahaan, 1% karyawan).

BPJS JKK (Jaminan Kecelakaan Kerja)

Perlindungan terhadap risiko kecelakaan kerja. Sepenuhnya ditanggung perusahaan. Rate bervariasi berdasarkan tingkat risiko pekerjaan.

BPJS JKM (Jaminan Kematian)

Santunan kematian bukan akibat kecelakaan kerja. Sepenuhnya ditanggung perusahaan.

BPJS JHT (Jaminan Hari Tua)

Tabungan untuk masa pensiun. Iuran 5.7% (3.7% perusahaan, 2% karyawan). Tidak ada batas upah.

BPJS JP (Jaminan Pensiun)

Pensiun bulanan setelah usia pensiun. Iuran 3% (2% perusahaan, 1% karyawan). Ada batas upah yang disesuaikan setiap tahun.

Tips Penggunaan

  1. IT Services termasuk Kelas Risiko 1 (sangat rendah)
  2. Batas upah BPJS JP diperbarui setiap tahun oleh pemerintah
  3. Gunakan kalkulator ini untuk estimasi sebelum proses penggajian
  4. Hasil kalkulator dapat berbeda dari slip gaji jika ada komponen tambahan

Lihat Juga

7.4

Kalkulator PPh 21

Pendahuluan

Kalkulator PPh 21 membantu menghitung Pajak Penghasilan Pasal 21 bulanan berdasarkan gaji bruto karyawan. Fitur ini berguna untuk:

  • Estimasi PPh 21 sebelum proses penggajian
  • Memahami komponen perhitungan pajak penghasilan
  • Memverifikasi potongan PPh 21 di slip gaji

Mengakses Kalkulator PPh 21

  1. Klik menu Kalkulator PPh 21 di sidebar
  2. Halaman kalkulator akan ditampilkan

Cara Menggunakan

Input Data

FieldKeterangan
Gaji Bruto Bulanan (Rp)Gaji pokok + tunjangan + bonus
Status PTKPPenghasilan Tidak Kena Pajak berdasarkan status perkawinan
Memiliki NPWPCentang jika karyawan memiliki NPWP

Status PTKP

KodeKeteranganNilai Tahunan
TK/0Tidak Kawin tanpa tanggunganRp 54.000.000
TK/1Tidak Kawin 1 tanggunganRp 58.500.000
TK/2Tidak Kawin 2 tanggunganRp 63.000.000
TK/3Tidak Kawin 3 tanggunganRp 67.500.000
K/0Kawin tanpa tanggunganRp 58.500.000
K/1Kawin 1 tanggunganRp 63.000.000
K/2Kawin 2 tanggunganRp 67.500.000
K/3Kawin 3 tanggunganRp 72.000.000
K/I/0Kawin istri digabung tanpa tanggunganRp 112.500.000
K/I/1Kawin istri digabung 1 tanggunganRp 117.000.000
K/I/2Kawin istri digabung 2 tanggunganRp 121.500.000
K/I/3Kawin istri digabung 3 tanggunganRp 126.000.000

Langkah Perhitungan

  1. Masukkan Gaji Bruto Bulanan
  2. Pilih Status PTKP sesuai kondisi karyawan
  3. Centang Memiliki NPWP jika karyawan punya NPWP
  4. Klik tombol Hitung
  5. Hasil perhitungan akan ditampilkan

Memahami Hasil Perhitungan

Ringkasan

Empat kartu ringkasan menampilkan:

  • Gaji Bruto: Penghasilan kotor bulanan
  • PPh 21 Bulanan: Pajak yang harus dipotong
  • Potongan BPJS: Iuran BPJS bagian karyawan
  • Take Home Pay: Gaji bersih yang diterima

Alur Perhitungan

LangkahKomponenKeterangan
1Penghasilan BrutoGaji + Tunjangan + Bonus
2(-) Biaya Jabatan5% dari bruto, maks Rp 500.000/bulan
3(-) Iuran BPJSJHT 2% + JP 1% bagian karyawan
4= Penghasilan NetoBruto - Biaya Jabatan - BPJS
5× 12 bulanNeto Tahunan
6(-) PTKPSesuai status perkawinan
7= PKPPenghasilan Kena Pajak
8× Tarif ProgresifSesuai lapisan PKP
9= PPh 21 TahunanTotal pajak setahun
10÷ 12PPh 21 Bulanan

Tarif Pajak Progresif (PP 58/2023)

PKP TahunanTarif
Rp 0 - 60.000.0005%
Rp 60.000.001 - 250.000.00015%
Rp 250.000.001 - 500.000.00025%
Rp 500.000.001 - 5.000.000.00030%
> Rp 5.000.000.00035%

Contoh Perhitungan

Gaji Rp 10.000.000 (TK/0, punya NPWP)

KomponenBulananTahunan
Penghasilan BrutoRp 10.000.000Rp 120.000.000
Biaya Jabatan(Rp 500.000)(Rp 6.000.000)
BPJS (JHT+JP)(Rp 300.000)(Rp 3.600.000)
NetoRp 9.200.000Rp 110.400.000
PTKP TK/0-(Rp 54.000.000)
PKP-Rp 56.400.000
PPh 21 (5%)-Rp 2.820.000
PPh 21 BulananRp 235.000-

Gaji Rp 20.000.000 (K/2, punya NPWP)

KomponenBulananTahunan
Penghasilan BrutoRp 20.000.000Rp 240.000.000
Biaya Jabatan(Rp 500.000)(Rp 6.000.000)
BPJS (JHT+JP)(Rp 500.423)(Rp 6.005.076)
NetoRp 18.999.577Rp 227.994.924
PTKP K/2-(Rp 67.500.000)
PKP-Rp 160.494.924
PPh 21 (5%+15%)-Rp 18.074.239
PPh 21 BulananRp 1.506.187-

Karyawan Tanpa NPWP

Jika karyawan tidak memiliki NPWP:

  • PPh 21 dikenakan tarif 20% lebih tinggi
  • Sistem akan menampilkan peringatan
  • Contoh: PPh 21 normal Rp 235.000, tanpa NPWP menjadi Rp 282.000

Tarif Efektif

Kalkulator juga menampilkan Tarif Efektif, yaitu:

  • Persentase pajak terhadap penghasilan bruto
  • Rumus: (PPh 21 Tahunan / Bruto Tahunan) × 100%
  • Berguna untuk perbandingan beban pajak antar karyawan

Tips Penggunaan

  1. Status PTKP K/I digunakan jika penghasilan istri digabung dengan suami
  2. Biaya Jabatan maksimal Rp 6.000.000/tahun atau Rp 500.000/bulan
  3. BPJS JP memiliki ceiling Rp 10.042.300 (2025)
  4. Tanggungan maksimal yang diperhitungkan adalah 3 orang
  5. Hasil kalkulator adalah estimasi, slip gaji resmi mungkin berbeda

Lihat Juga

7.5

Proses Penggajian

Fitur payroll memungkinkan perhitungan gaji bulanan untuk semua karyawan aktif, lengkap dengan BPJS dan PPh 21.

Alur Kerja Payroll

Buat Payroll → Calculate → Approve → Post ke Jurnal

Status payroll:

  • Draft: Payroll baru dibuat, belum dikalkulasi
  • Calculated: Perhitungan selesai, siap review
  • Approved: Disetujui, siap posting
  • Posted: Jurnal sudah dibuat
  • Cancelled: Dibatalkan

Membuat Payroll Baru

  1. Klik menu Payroll > Daftar Payroll
  2. Klik tombol Buat Payroll Baru
  3. Isi form:
    • Periode: Format YYYY-MM (contoh: 2025-01)
    • Gaji Pokok: Jumlah gaji pokok untuk semua karyawan
    • Kelas Risiko JKK: Kelas risiko kecelakaan kerja (1-5)
  4. Klik Simpan & Hitung

Sistem akan otomatis:

  • Mengambil semua karyawan dengan status ACTIVE
  • Menghitung BPJS (Kesehatan, JKK, JKM, JHT, JP)
  • Menghitung PPh 21 berdasarkan status PTKP masing-masing karyawan
  • Menghitung total potongan dan gaji netto

Komponen Perhitungan

BPJS yang Dihitung

KomponenDitanggung PerusahaanDitanggung Karyawan
Kesehatan4%1%
JKK0.24% - 1.74% (sesuai kelas)-
JKM0.3%-
JHT3.7%2%
JP2%1%

PPh 21

PPh 21 dihitung dengan tarif progresif:

  • 5% untuk PKP 0 - 60 juta
  • 15% untuk PKP 60 juta - 250 juta
  • 25% untuk PKP 250 juta - 500 juta
  • 30% untuk PKP 500 juta - 5 miliar
  • 35% untuk PKP di atas 5 miliar

PTKP 2024:

  • TK/0: Rp 54.000.000
  • K/0: Rp 58.500.000
  • K/1: Rp 63.000.000
  • K/2: Rp 67.500.000
  • K/3: Rp 72.000.000

Detail Payroll

Halaman detail menampilkan:

Summary

  • Jumlah Karyawan: Total karyawan yang diproses
  • Total Bruto: Total gaji kotor
  • Total Potongan: BPJS karyawan + PPh 21
  • Total Neto: Gaji bersih yang dibayarkan

Rincian per Karyawan

Tabel yang menampilkan:

  • NIK dan Nama
  • Gaji Bruto
  • BPJS Karyawan
  • PPh 21
  • Total Potongan
  • Gaji Neto

Approve Payroll

Setelah review perhitungan:

  1. Buka halaman detail payroll
  2. Verifikasi jumlah dan perhitungan
  3. Klik tombol Approve

Setelah di-approve, payroll siap untuk di-posting ke jurnal.

Posting ke Jurnal

Posting akan membuat jurnal akuntansi:

  1. Dari halaman detail payroll yang sudah di-approve
  2. Klik tombol Post ke Jurnal
  3. Konfirmasi posting

Jurnal yang Dibuat

AkunPosisiJumlah
Beban GajiDebitTotal bruto
Beban BPJSDebitBPJS perusahaan
Hutang GajiKreditTotal neto
Hutang BPJSKreditTotal BPJS (perusahaan + karyawan)
Hutang PPh 21KreditTotal PPh 21

Setelah posting:

  • Status berubah menjadi Posted
  • Link ke transaksi ditampilkan
  • Payroll tidak dapat dibatalkan

Membatalkan Payroll

Payroll dapat dibatalkan selama belum di-posting:

  1. Buka halaman detail payroll
  2. Klik tombol Batalkan
  3. Konfirmasi pembatalan

Pembatalan tidak menghapus data, hanya mengubah status menjadi Cancelled.

Menghapus Payroll

Hanya payroll dengan status Draft yang dapat dihapus:

  1. Buka halaman detail payroll
  2. Klik tombol Hapus
  3. Konfirmasi penghapusan

Filter dan Pencarian

Di halaman daftar payroll:

  1. Gunakan dropdown Status untuk filter
  2. Pilih status: All, Draft, Calculated, Approved, Posted, Cancelled
  3. Klik periode untuk melihat detail

Laporan Payroll

Sistem menyediakan beberapa laporan untuk setiap payroll yang sudah dikalkulasi.

Mengakses Laporan

  1. Buka halaman detail payroll
  2. Klik tombol Export (dropdown)
  3. Pilih jenis laporan dan format (PDF/Excel)

Jenis Laporan

Rekap Gaji

Ringkasan gaji seluruh karyawan dalam satu periode:

  • NIK dan Nama
  • Gaji Bruto
  • BPJS Karyawan
  • PPh 21
  • Total Potongan
  • Gaji Neto

Laporan PPh 21

Laporan untuk pelaporan SPT Masa PPh 21:

  • Nama dan NPWP karyawan
  • Penghasilan Bruto
  • PPh 21 yang dipotong
  • Status PTKP

Laporan BPJS

Laporan iuran BPJS untuk penyetoran:

  • BPJS Kesehatan (perusahaan dan karyawan)
  • BPJS Ketenagakerjaan (JKK, JKM, JHT, JP)
  • Total iuran perusahaan dan karyawan

Slip Gaji

Slip gaji individual untuk setiap karyawan:

  1. Di tabel rincian karyawan, klik ikon download pada kolom Slip Gaji
  2. PDF akan terunduh dengan rincian:
    • Informasi karyawan
    • Pendapatan
    • Potongan (BPJS, PPh 21)
    • Gaji bersih

Bukti Potong 1721-A1

Bukti Potong PPh 21 (1721-A1) adalah dokumen tahunan yang wajib diberikan kepada karyawan.

Mengakses Bukti Potong

  1. Klik menu Payroll > Bukti Potong 1721-A1
  2. Pilih tahun pajak
  3. Klik Download PDF untuk karyawan yang diinginkan

Isi Bukti Potong

Dokumen berisi:

  • Identitas pemotong pajak (perusahaan)
  • Identitas penerima penghasilan (karyawan)
  • Penghasilan bruto setahun
  • Biaya jabatan (5%, maks Rp 6.000.000)
  • Iuran pensiun/JHT/JP
  • Penghasilan neto
  • PTKP
  • PKP
  • PPh 21 terutang dan yang telah dipotong

Waktu Pemberian

  • Bukti potong wajib diberikan paling lambat 1 bulan setelah tahun pajak berakhir
  • Karyawan menggunakan dokumen ini untuk SPT Tahunan PPh Orang Pribadi

Tips

Sebelum Memulai Payroll

  • Pastikan data karyawan sudah lengkap (NPWP, status PTKP)
  • Pastikan karyawan yang akan digaji berstatus Active
  • Tentukan kelas risiko JKK sesuai jenis usaha

Kelas Risiko JKK

KelasTarifContoh Jenis Usaha
10.24%Jasa IT, Konsultan
20.54%Retail, Kuliner
30.89%Manufaktur ringan
41.27%Konstruksi
51.74%Pertambangan

Pembayaran Gaji

Setelah posting:

  1. Transfer gaji ke rekening karyawan sesuai Total Neto
  2. Catat jurnal Transfer Bank untuk setiap pembayaran
  3. Setor BPJS dan PPh 21 sesuai jadwal

Lihat Juga

Tampilan Layar

Daftar Payroll
Daftar Payroll

Daftar payroll run dengan filter periode dan status

Detail Payroll
Detail Payroll

Detail payroll run dengan daftar karyawan dan perhitungan

Form Payroll
Form Payroll

Form untuk membuat payroll run baru

8.1

Kelola Pengguna

Fitur kelola pengguna memungkinkan administrator untuk mengatur akun pengguna dan hak akses dalam aplikasi.

Konsep Role-Based Access Control (RBAC)

Aplikasi menggunakan sistem kontrol akses berbasis role. Setiap pengguna dapat memiliki satu atau lebih role, dan setiap role memiliki kumpulan hak akses (permission) tertentu.

Daftar Role

RoleDeskripsiHak Akses
AdministratorAkses penuh termasuk manajemen penggunaSemua fitur + kelola pengguna
PemilikAkses semua fitur bisnisSemua fitur kecuali manajemen pengguna
AkuntanOperasi akuntansi dan laporanTransaksi, jurnal, laporan, pajak, payroll
StafAkses terbatas untuk operasi harianLihat transaksi, lihat laporan, buat transaksi
AuditorAkses baca-saja untuk auditLihat semua data dan laporan
KaryawanAkses slip gaji dan profil sendiriLihat slip gaji dan profil sendiri

Sistem Permission Aditif

Jika pengguna memiliki beberapa role, hak aksesnya adalah gabungan dari semua role yang dimiliki. Contoh:

  • Pengguna dengan role Akuntan + Auditor akan memiliki hak akses dari kedua role tersebut

Daftar Pengguna

Halaman daftar pengguna menampilkan semua pengguna yang terdaftar dalam sistem. Anda dapat:

  • Melihat username, nama lengkap, dan email pengguna
  • Melihat role yang dimiliki setiap pengguna dengan badge berwarna
  • Melihat status aktif/nonaktif pengguna
  • Mencari pengguna berdasarkan username, nama, atau email
  • Menambah pengguna baru

Filter dan Pencarian

Gunakan kolom pencarian untuk mencari pengguna berdasarkan:

  • Username
  • Nama lengkap
  • Email

Menambah Pengguna Baru

  1. Klik tombol Pengguna Baru di halaman daftar
  2. Isi informasi pengguna:
    • Username: Username unik untuk login (wajib)
    • Password: Password minimal 4 karakter (wajib untuk pengguna baru)
    • Nama Lengkap: Nama lengkap pengguna (wajib)
    • Email: Alamat email (opsional)
  3. Pilih minimal satu role dari daftar yang tersedia
  4. Klik Simpan untuk membuat pengguna

Mengedit Pengguna

  1. Klik link Detail pada baris pengguna yang ingin diedit
  2. Di halaman detail, klik tombol Edit
  3. Ubah informasi yang diperlukan
  4. Klik Simpan untuk menyimpan perubahan

Catatan: Password tidak ditampilkan saat mengedit. Untuk mengubah password, gunakan fitur Ubah Password.

Mengubah Password

  1. Buka halaman detail pengguna
  2. Klik tombol Ubah Password
  3. Masukkan password baru (minimal 4 karakter)
  4. Konfirmasi password baru
  5. Klik Simpan Password

Menonaktifkan/Mengaktifkan Pengguna

  1. Buka halaman detail pengguna
  2. Klik tombol Nonaktifkan (untuk pengguna aktif) atau Aktifkan (untuk pengguna nonaktif)

Pengguna yang dinonaktifkan tidak dapat login ke aplikasi tetapi datanya tetap tersimpan.

Menghapus Pengguna

  1. Buka halaman detail pengguna
  2. Klik tombol Hapus
  3. Konfirmasi penghapusan

Catatan: Anda tidak dapat menghapus akun sendiri.

Best Practices

  1. Prinsip Least Privilege: Berikan hanya role yang diperlukan untuk tugas pengguna
  2. Review Berkala: Periksa dan update role pengguna secara berkala
  3. Password Aman: Gunakan password yang kuat (minimal 4 karakter, disarankan kombinasi huruf, angka, dan simbol)
  4. Nonaktifkan Pengguna: Nonaktifkan pengguna yang sudah tidak aktif daripada menghapus untuk keperluan audit

Tampilan Layar

Daftar Pengguna
Daftar Pengguna

Daftar pengguna dengan filter dan pencarian

Form Pengguna
Form Pengguna

Form untuk menambah atau mengubah pengguna

Detail Pengguna
Detail Pengguna

Detail pengguna dengan role dan hak akses

8.2

Layanan Mandiri

Fitur layanan mandiri memungkinkan karyawan untuk mengakses slip gaji, bukti potong PPh 21, dan informasi profil mereka sendiri.

Prasyarat

Untuk mengakses fitur layanan mandiri, akun pengguna Anda harus dikaitkan dengan data karyawan oleh administrator.

Slip Gaji Saya

Halaman ini menampilkan daftar slip gaji Anda yang sudah di-posting.

Cara Mengakses

  1. Klik menu Slip Gaji Saya di sidebar
  2. Pilih tahun dari dropdown untuk melihat slip gaji tahun tertentu
  3. Klik Download PDF untuk mengunduh slip gaji dalam format PDF

Informasi yang Ditampilkan

  • Periode gaji (bulan dan tahun)
  • Gaji bruto
  • Total potongan
  • Gaji neto (take home pay)

Bukti Potong PPh 21

Halaman ini menampilkan bukti potong PPh 21 (formulir 1721-A1) untuk keperluan pelaporan SPT Tahunan.

Cara Mengakses

  1. Klik menu Bukti Potong Saya di sidebar
  2. Pilih tahun dari dropdown
  3. Jika ada data payroll untuk tahun tersebut, klik Download PDF untuk mengunduh bukti potong

Informasi dalam Bukti Potong

  • Data identitas karyawan (nama, NIK/NPWP)
  • Penghasilan bruto setahun
  • Total potongan BPJS karyawan
  • PPh 21 yang dipotong
  • Penghasilan neto

Catatan: Bukti potong ini digunakan untuk melaporkan SPT Tahunan PPh Orang Pribadi.

Profil Saya

Halaman ini menampilkan informasi profil karyawan Anda.

Informasi yang Ditampilkan

Informasi Pribadi (Read Only):

  • NIK Karyawan
  • Nama lengkap
  • Email
  • NIK KTP
  • NPWP

Informasi Kepegawaian (Read Only):

  • Jabatan
  • Departemen
  • Tipe kepegawaian
  • Tanggal mulai kerja
  • Status PTKP

Kontak (Dapat Diedit):

  • Nomor telepon
  • Alamat

Rekening Bank (Dapat Diedit):

  • Nama bank
  • Nomor rekening
  • Nama pemilik rekening

BPJS (Read Only):

  • Nomor BPJS Kesehatan
  • Nomor BPJS Ketenagakerjaan

Mengedit Profil

  1. Di halaman Profil Saya, klik link Edit di bagian Kontak atau Rekening Bank
  2. Ubah informasi yang diperlukan
  3. Klik Simpan Perubahan

Catatan: Anda hanya dapat mengubah informasi kontak dan rekening bank. Untuk mengubah data lain, silakan hubungi administrator.

Menghubungkan Akun dengan Data Karyawan

Administrator dapat menghubungkan akun pengguna dengan data karyawan melalui halaman edit karyawan:

  1. Buka Karyawan > pilih karyawan
  2. Klik Edit
  3. Di bagian Akun Pengguna (Self-Service), pilih akun pengguna dari dropdown
  4. Klik Simpan

Setelah dikaitkan, pengguna akan dapat mengakses fitur layanan mandiri.

Tampilan Layar

Slip Gaji Saya
Slip Gaji Saya

Daftar slip gaji karyawan

Bukti Potong Saya
Bukti Potong Saya

Bukti potong PPh 21 (1721-A1)

Profil Saya
Profil Saya

Informasi profil karyawan

8.3

Kebijakan Data

Ringkasan

Aplikasi ini menyimpan data keuangan Anda sesuai dengan ketentuan perpajakan Indonesia. Dokumen ini menjelaskan berapa lama data disimpan dan bagaimana data dikelola.

Dasar Hukum

Berdasarkan UU No. 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum Perpajakan (KUP), catatan keuangan wajib disimpan selama 10 tahun sejak akhir tahun pajak.

Periode Penyimpanan

Data Keuangan (10 Tahun)

Data berikut disimpan selama 10 tahun dan tidak dapat dihapus:

Jenis DataKeterangan
TransaksiSemua transaksi pendapatan dan pengeluaran
JurnalSemua entri jurnal (termasuk yang di-void)
InvoiceFaktur dan bukti penagihan
Laporan PajakPPN, PPh 21, PPh 23, dll
Bukti Potong1721-A1 dan bukti potong lainnya
Data PayrollGaji, potongan, dan tunjangan karyawan
Dokumen PendukungScan nota, kwitansi, dan bukti transaksi

Data Klien dan Proyek (10 Tahun)

Jenis DataKeterangan
Data KlienNama, alamat, NPWP klien
Data ProyekInformasi proyek dan milestone
KontrakDokumen kontrak yang diunggah

Data Karyawan (10 Tahun Setelah Berhenti)

Jenis DataKeterangan
Data PribadiNIK, NPWP, alamat
Riwayat GajiSlip gaji dan komponen
BPJSNomor dan kontribusi BPJS

Data Operasional (Dapat Dihapus)

Jenis DataPeriodeKeterangan
Log Aktivitas2 tahunRiwayat login dan perubahan
Draft Telegram90 hariStruk yang belum diproses

Penghapusan Data

Soft Delete (Default)

Ketika Anda menghapus data melalui aplikasi:

  • Data tidak benar-benar dihapus dari database
  • Data ditandai sebagai "dihapus" dan disembunyikan dari tampilan
  • Data masih dapat dipulihkan jika diperlukan
  • Ini memastikan jejak audit tetap lengkap

Hard Delete

Penghapusan permanen TIDAK tersedia melalui aplikasi untuk data keuangan. Ini sesuai dengan ketentuan perpajakan yang mewajibkan penyimpanan 10 tahun.

Backup Data

Jadwal Backup

Tipe BackupRetensi
Harian7 hari terakhir
Mingguan4 minggu terakhir
Bulanan12 bulan terakhir
Tahunan10 tahun

Lokasi Backup

Backup disimpan di lokasi terpisah dari server utama untuk keamanan data.

Ekspor Data

Anda dapat mengekspor data Anda kapan saja:

Per Laporan

  1. Buka halaman laporan yang diinginkan
  2. Klik tombol Export PDF atau Export Excel

Ekspor Lengkap

Untuk mengekspor seluruh data perusahaan:

  1. Buka Pengaturan > Ekspor Data
  2. Pilih periode yang diinginkan
  3. Klik Ekspor Semua
  4. Unduh file ZIP yang berisi semua data

Hak Anda

Akses Data

Anda dapat melihat semua data Anda melalui aplikasi.

Koreksi Data

  • Data profil dapat diubah melalui menu Profil
  • Data keuangan yang sudah diposting tidak dapat diubah (harus void dan buat baru)

Penghapusan Data

  • Data keuangan dalam periode 10 tahun tidak dapat dihapus (kewajiban hukum)
  • Data di luar periode retensi dapat diajukan untuk penghapusan

Keamanan Data

Enkripsi

  • Koneksi ke aplikasi menggunakan HTTPS (enkripsi dalam transit)
  • Backup dienkripsi saat disimpan

Akses Terbatas

  • Setiap pengguna hanya dapat mengakses data sesuai role-nya
  • Aktivitas pengguna dicatat dalam log audit

Kontak

Untuk pertanyaan tentang data Anda, hubungi administrator sistem.

Pembaruan Kebijakan

VersiTanggalPerubahan
1.0November 2024Kebijakan awal
8.4

Ekspor Data

Ringkasan

Fitur ekspor data memungkinkan Anda mengunduh seluruh data perusahaan dalam format ZIP. Fitur ini tersedia untuk memenuhi:

  • Kewajiban perpajakan (penyimpanan data 10 tahun - UU No. 28/2007)
  • Portabilitas data (hak akses data sesuai PP 50/2022 PDPJP)
  • Backup tambahan di luar sistem

Mengakses Fitur Ekspor

  1. Buka menu Pengaturan dari sidebar
  2. Scroll ke bagian Pengaturan Lainnya
  3. Klik Ekspor Data

Halaman Ekspor Data

Halaman ekspor data menampilkan:

Statistik Data

Ringkasan jumlah data yang akan diekspor:

KategoriKeterangan
Akun (COA)Jumlah akun di Chart of Accounts
JurnalJumlah jurnal entry
TransaksiJumlah transaksi
KlienJumlah data klien
ProyekJumlah proyek
InvoiceJumlah invoice
KaryawanJumlah karyawan
PayrollJumlah payroll run
DokumenJumlah file dokumen

Isi File Ekspor

File ZIP yang diunduh berisi:

FileIsi
chart_of_accounts.csvDaftar akun (COA)
journal_entries.csvSemua jurnal termasuk yang void
transactions.csvSemua transaksi
clients.csvData klien
projects.csvData proyek
invoices.csvSemua invoice
employees.csvData karyawan
payroll_runs.csvRiwayat payroll
payroll_details.csvDetail slip gaji
audit_logs.csvLog aktivitas
documents/File dokumen lampiran
MANIFEST.mdMetadata ekspor

Cara Mengekspor Data

  1. Buka halaman Ekspor Data (lihat langkah di atas)
  2. Review statistik data yang akan diekspor
  3. Klik tombol Ekspor Semua Data
  4. Tunggu proses ekspor selesai
  5. File ZIP akan terunduh otomatis

Format File CSV

Semua file CSV menggunakan:

  • Encoding: UTF-8
  • Delimiter: Koma (,)
  • Quote character: Petik ganda (")
  • Header: Baris pertama adalah nama kolom

File Manifest

File MANIFEST.md berisi:

  • Tanggal ekspor
  • Informasi perusahaan (nama, NPWP)
  • Jumlah record per kategori

Tips dan Catatan

  1. Waktu proses: Ekspor data besar dapat memakan waktu beberapa menit
  2. Ukuran file: Tergantung jumlah data dan dokumen
  3. Backup rutin: Disarankan ekspor bulanan sebagai backup tambahan
  4. Penyimpanan: Simpan file ekspor di lokasi terpisah dari server

Lihat Juga

9.1

Glosarium

Istilah Akuntansi

A

Akumulasi Amortisasi Kontra akun aset tak berwujud yang mencatat total amortisasi sejak aset diperoleh.

Amortisasi Proses pengalokasian biaya aset tak berwujud atau beban dibayar dimuka secara bertahap ke periode-periode yang menerima manfaat.

Aset Sumber daya yang dimiliki perusahaan yang memiliki nilai ekonomi. Contoh: kas, piutang, peralatan.

Aset Tak Berwujud Aset non-fisik yang memiliki nilai ekonomi jangka panjang. Contoh: website, software, hak paten.

B

Beban Pengeluaran yang terjadi dalam rangka menghasilkan pendapatan. Contoh: beban gaji, beban sewa.

Beban Dibayar Dimuka Pembayaran yang dilakukan di muka untuk jasa atau barang yang akan diterima di masa depan. Contoh: asuransi, sewa.

Buku Besar Kumpulan semua akun yang mencatat setiap transaksi secara kronologis.

D

Debit Sisi kiri dalam pencatatan akuntansi. Menambah aset dan beban, mengurangi kewajiban dan pendapatan.

DPP (Dasar Pengenaan Pajak) Nilai yang menjadi dasar perhitungan pajak. Untuk PPN, DPP adalah harga sebelum pajak.

Draft Status transaksi atau dokumen yang tersimpan tapi belum final/diposting.

E

Ekuitas Hak pemilik atas aset perusahaan setelah dikurangi kewajiban. Ekuitas = Aset - Kewajiban.

F

Faktur Pajak Dokumen bukti pungutan PPN yang dibuat oleh PKP saat menyerahkan BKP/JKP.

J

Jurnal Catatan kronologis transaksi keuangan dengan format debit dan kredit.

Jurnal Penyesuaian Jurnal yang dibuat di akhir periode untuk menyesuaikan saldo akun. Contoh: amortisasi, penyusutan.

K

Kas Uang tunai dan setara kas yang dimiliki perusahaan.

Kewajiban Hutang perusahaan kepada pihak lain. Contoh: hutang usaha, hutang pajak.

Kredit Sisi kanan dalam pencatatan akuntansi. Menambah kewajiban dan pendapatan, mengurangi aset dan beban.

L

Laba Bersih Selisih antara total pendapatan dan total beban dalam suatu periode.

Laba Kotor Pendapatan dikurangi biaya langsung, sebelum dikurangi beban operasional.

Laporan Laba Rugi Laporan keuangan yang menunjukkan pendapatan dan beban selama periode tertentu.

M

Margin Persentase laba terhadap pendapatan. Margin = (Laba / Pendapatan) × 100%.

Milestone Tahapan penting dalam proyek yang menandai pencapaian tertentu.

N

Neraca Laporan posisi keuangan yang menunjukkan aset, kewajiban, dan ekuitas pada tanggal tertentu.

Neraca Saldo Daftar semua akun beserta saldo debit dan kredit untuk memvalidasi keseimbangan pembukuan.

NTPN (Nomor Transaksi Penerimaan Negara) Nomor bukti penerimaan negara yang diterbitkan saat penyetoran pajak.

P

Pendapatan Penerimaan dari aktivitas utama bisnis. Contoh: pendapatan jasa, penjualan.

Pendapatan Akrual Pendapatan yang sudah menjadi hak perusahaan tapi belum diterima pembayarannya.

Pendapatan Diterima Dimuka Pembayaran yang diterima sebelum jasa/barang diserahkan. Dicatat sebagai kewajiban.

Piutang Hak perusahaan atas uang dari pelanggan yang belum diterima.

Posting Proses memindahkan transaksi dari status draft menjadi final dan mempengaruhi saldo akun.

PPN (Pajak Pertambahan Nilai) Pajak yang dikenakan atas penyerahan barang/jasa kena pajak. Tarif standar 11%.

PPN Keluaran PPN yang dipungut dari penjualan. Dicatat sebagai hutang pajak.

PPN Masukan PPN yang dibayar pada pembelian. Dapat dikreditkan dengan PPN Keluaran.

PPh (Pajak Penghasilan) Pajak atas penghasilan. PPh 21 untuk karyawan, PPh 23 untuk jasa, PPh 4(2) untuk final.

R

Revenue Recognition Prinsip akuntansi yang menentukan kapan pendapatan diakui dalam laporan keuangan.

S

Saldo Berjalan Saldo akun yang terus diperbarui setiap kali ada transaksi.

SPT (Surat Pemberitahuan) Surat yang digunakan untuk melaporkan perhitungan dan pembayaran pajak.

T

Template Jurnal Pola pencatatan yang sudah dikonfigurasi untuk mempermudah pencatatan transaksi berulang.

Termin Pembayaran Jadwal pembayaran yang disepakati dalam kontrak, biasanya terkait dengan milestone proyek.

Transaksi Aktivitas keuangan yang dicatat dalam sistem akuntansi.

V

Void Pembatalan transaksi yang sudah diposting. Menghasilkan jurnal reversal otomatis.

Singkatan

SingkatanKepanjangan
BKPBarang Kena Pajak
COAChart of Accounts (Bagan Akun)
DPPDasar Pengenaan Pajak
JKPJasa Kena Pajak
KPIKey Performance Indicator
NPWPNomor Pokok Wajib Pajak
NTPNNomor Transaksi Penerimaan Negara
PDFPortable Document Format
PKPPengusaha Kena Pajak
PPNPajak Pertambahan Nilai
PPhPajak Penghasilan
PSAKPernyataan Standar Akuntansi Keuangan
SPTSurat Pemberitahuan
UKMUsaha Kecil dan Menengah

Rumus Dasar

Persamaan Akuntansi

Aset = Kewajiban + Ekuitas

Laba Bersih

Laba = Pendapatan - Beban

PPN

PPN = DPP × 11%
DPP = Harga Inklusif / 1.11

PPh 23

PPh 23 = DPP × 2%

Margin Laba

Margin = (Laba / Pendapatan) × 100%

ROI (Return on Investment)

ROI = (Laba / Biaya) × 100%

Lihat Juga

9.2

Referensi Akun

Daftar akun standar yang tersedia dalam aplikasi. Akun dikelompokkan berdasarkan tipe dan sub-tipe.

Struktur Kode Akun

KodeTipeSaldo Normal
1.x.xxAsetDebit
2.x.xxKewajibanKredit
3.x.xxEkuitasKredit
4.x.xxPendapatanKredit
5.x.xxBebanDebit

1. Aset (Assets)

1.1 Aset Lancar (Current Assets)

KodeNama AkunKeterangan
1.1.01Kas KecilUang tunai di tangan
1.1.02Kas BesarKas operasional
1.1.10Bank BCARekening Bank BCA
1.1.11Bank MandiriRekening Bank Mandiri
1.1.12Bank BNIRekening Bank BNI
1.1.15DepositoDeposito berjangka
1.1.20Piutang UsahaTagihan ke pelanggan
1.1.21Piutang KaryawanPinjaman ke karyawan
1.1.25PPN MasukanPPN yang dapat dikreditkan
1.1.30Sewa Dibayar DimukaSewa yang belum jatuh tempo
1.1.31Asuransi Dibayar DimukaPremi yang belum jatuh tempo
1.1.35PerlengkapanPerlengkapan kantor

1.2 Aset Tetap (Fixed Assets)

KodeNama AkunKeterangan
1.2.01Peralatan KantorKomputer, printer, dll
1.2.02Akum. Penyusutan PeralatanKontra akun peralatan
1.2.05KendaraanKendaraan operasional
1.2.06Akum. Penyusutan KendaraanKontra akun kendaraan

1.3 Aset Tak Berwujud (Intangible Assets)

KodeNama AkunKeterangan
1.3.01WebsiteBiaya pengembangan website
1.3.02Akum. Amortisasi WebsiteKontra akun website
1.3.05SoftwareLisensi software
1.3.06Akum. Amortisasi SoftwareKontra akun software

2. Kewajiban (Liabilities)

2.1 Kewajiban Lancar (Current Liabilities)

KodeNama AkunKeterangan
2.1.01Hutang UsahaHutang ke vendor/supplier
2.1.02Hutang GajiGaji yang belum dibayar
2.1.03Hutang PPNPPN yang harus disetor
2.1.07Hutang Gaji (Payroll)Gaji neto dari payroll bulanan
2.1.08Hutang BPJSIuran BPJS yang belum disetor
2.1.10Pendapatan Diterima DimukaPembayaran dimuka dari klien
2.1.20Hutang PPh 21PPh 21 yang dipotong
2.1.21Hutang PPh 23PPh 23 yang dipotong
2.1.22Hutang PPh 4(2)PPh final yang dipotong
2.1.23Hutang PPh 25Angsuran PPh bulanan
2.1.24Hutang PPh 29PPh kurang bayar tahunan

2.2 Kewajiban Jangka Panjang (Long-term Liabilities)

KodeNama AkunKeterangan
2.2.01Hutang BankPinjaman bank jangka panjang
2.2.05Hutang LeasingHutang sewa guna usaha

3. Ekuitas (Equity)

KodeNama AkunKeterangan
3.1.01ModalModal awal pemilik
3.1.02Modal DisetorTambahan modal dari pemilik
3.2.01Laba DitahanAkumulasi laba tahun lalu
3.2.02Laba Tahun BerjalanLaba periode berjalan
3.3.01PrivePengambilan oleh pemilik

4. Pendapatan (Revenue)

4.1 Pendapatan Operasional

KodeNama AkunKeterangan
4.1.01Pendapatan JasaPendapatan dari jasa utama
4.1.02Pendapatan KonsultasiPendapatan konsultasi
4.1.05Pendapatan MaintenancePendapatan maintenance/retainer

4.2 Pendapatan Lain-lain

KodeNama AkunKeterangan
4.2.01Pendapatan BungaBunga deposito/tabungan
4.2.02Pendapatan Lain-lainPendapatan di luar operasional

5. Beban (Expenses)

5.1 Beban Operasional

KodeNama AkunKeterangan
5.1.01Beban GajiGaji karyawan tetap
5.1.02Beban SewaSewa kantor/gedung
5.1.03Beban ListrikTagihan listrik
5.1.04Beban AirTagihan air
5.1.05Beban TeleponTagihan telepon
5.1.06Beban InternetTagihan internet
5.1.10Beban ATKAlat tulis kantor
5.1.11Beban BPJSKontribusi BPJS perusahaan
5.1.12Beban PerlengkapanPerlengkapan kantor
5.1.15Beban TransportasiTransport dan perjalanan
5.1.16Beban ParkirBiaya parkir
5.1.20Beban MakanMakan karyawan/meeting

5.2 Beban Profesional

KodeNama AkunKeterangan
5.2.01Beban Jasa ProfesionalJasa konsultan/freelancer
5.2.02Beban Jasa HukumJasa notaris/pengacara
5.2.03Beban Jasa AkuntanJasa akuntan/audit
5.2.05Beban SoftwareSubscription software
5.2.06Beban HostingHosting dan domain

5.3 Beban Administrasi

KodeNama AkunKeterangan
5.3.01Beban Administrasi BankBiaya admin bank
5.3.02Beban MateraiBea materai
5.3.05Beban AsuransiPremi asuransi

5.4 Beban Penyusutan & Amortisasi

KodeNama AkunKeterangan
5.4.01Beban PenyusutanPenyusutan aset tetap
5.4.02Beban AmortisasiAmortisasi aset tak berwujud

Cara Menambah Akun

Jika akun yang Anda butuhkan tidak ada dalam daftar:

  1. Tentukan tipe akun (Aset/Kewajiban/Ekuitas/Pendapatan/Beban)
  2. Tentukan sub-tipe yang sesuai
  3. Buat kode akun mengikuti struktur yang ada
  4. Lihat Setup Awal untuk panduan menambah akun

Lihat Juga

Tampilan Layar

Daftar Akun
Daftar Akun

Daftar semua akun dalam bagan akun

9.3

Referensi Template

Daftar template jurnal bawaan yang tersedia dalam aplikasi. Template dikelompokkan berdasarkan kategori.

Cara Menggunakan Template

  1. Klik menu Transaksi > Transaksi Baru
  2. Pilih template yang sesuai
  3. Isi form transaksi
  4. Periksa Preview Jurnal
  5. Simpan Draft atau Posting

Pendapatan (Revenue)

Pendapatan Jasa

TemplateJurnalKapan Digunakan
Pendapatan JasaDr. Bank / Cr. Pendapatan JasaTerima pembayaran jasa tanpa PPN
Pendapatan Jasa dengan PPNDr. Bank / Cr. Hutang PPN / Cr. Pendapatan JasaTerima pembayaran jasa dengan PPN

Formula Pendapatan dengan PPN:

Bank (Dr)         = amount
Hutang PPN (Cr)   = amount * 0.11 / 1.11
Pendapatan (Cr)   = amount / 1.11

Penerimaan Lainnya

TemplateJurnalKapan Digunakan
Pendapatan BungaDr. Bank / Cr. Pendapatan BungaTerima bunga deposito/tabungan
Terima DP ProyekDr. Bank / Cr. Pendapatan Diterima DimukaTerima down payment proyek
Terima Pelunasan PiutangDr. Bank / Cr. Piutang UsahaKlien membayar piutang

Pengeluaran (Expenses)

Beban Utilitas

TemplateJurnalKapan Digunakan
Beban ListrikDr. Beban Listrik / Cr. BankBayar tagihan listrik
Beban AirDr. Beban Air / Cr. BankBayar tagihan air
Beban TeleponDr. Beban Telepon / Cr. BankBayar tagihan telepon
Beban InternetDr. Beban Internet / Cr. BankBayar tagihan internet

Beban Operasional

TemplateJurnalKapan Digunakan
Beban GajiDr. Beban Gaji / Cr. BankBayar gaji karyawan
Beban ATKDr. Beban ATK / Cr. KasBeli alat tulis kantor
Beban TransportasiDr. Beban Transport / Cr. KasBiaya transport
Beban MakanDr. Beban Makan / Cr. KasMakan meeting/karyawan

Beban dengan PPN

TemplateJurnalKapan Digunakan
Pembelian dengan PPNDr. Beban / Dr. PPN Masukan / Cr. BankBeli barang/jasa dengan faktur pajak
Beban SoftwareDr. Beban Software / Dr. PPN Masukan / Cr. BankSubscription dengan PPN

Formula Pembelian dengan PPN:

Beban (Dr)        = amount / 1.11
PPN Masukan (Dr)  = amount * 0.11 / 1.11
Bank (Cr)         = amount

Beban dengan PPh 23

TemplateJurnalKapan Digunakan
Pembayaran Jasa (PPh 23)Dr. Beban Jasa / Cr. Bank / Cr. Hutang PPh 23Bayar vendor jasa dengan potong PPh

Formula dengan PPh 23:

Beban Jasa (Dr)    = amount
Bank (Cr)          = amount * 0.98
Hutang PPh 23 (Cr) = amount * 0.02

Beban dengan PPN + PPh 23

TemplateJurnalKapan Digunakan
Pembayaran Jasa (PPN + PPh 23)Dr. Beban / Dr. PPN Masukan / Cr. Bank / Cr. Hutang PPh 23Bayar vendor dengan PPN dan PPh 23

Formula dengan PPN + PPh 23:

DPP = amount / 1.11

Beban Jasa (Dr)    = DPP
PPN Masukan (Dr)   = amount - DPP
Bank (Cr)          = amount - (DPP * 0.02)
Hutang PPh 23 (Cr) = DPP * 0.02

Beban Sewa

TemplateJurnalKapan Digunakan
Bayar SewaDr. Beban Sewa / Cr. BankBayar sewa bulanan
Bayar Sewa DimukaDr. Sewa Dibayar Dimuka / Cr. BankBayar sewa untuk beberapa bulan
Bayar Sewa (PPh 4(2))Dr. Beban Sewa / Cr. Bank / Cr. Hutang PPh 4(2)Bayar sewa gedung dengan PPh final

Transfer

TemplateJurnalKapan Digunakan
Transfer KasDr. Bank Tujuan / Cr. Bank SumberTransfer antar rekening
Isi Kas KecilDr. Kas Kecil / Cr. BankTarik tunai untuk kas kecil
Setor BankDr. Bank / Cr. KasSetor uang tunai ke bank

Penyetoran Pajak

TemplateJurnalKapan Digunakan
Setor PPNDr. Hutang PPN / Cr. BankSetor PPN kurang bayar
Setor PPh 21Dr. Hutang PPh 21 / Cr. BankSetor PPh 21 karyawan
Setor PPh 23Dr. Hutang PPh 23 / Cr. BankSetor PPh 23 vendor
Setor PPh 25Dr. Hutang PPh 25 / Cr. BankSetor angsuran PPh

Payroll (Sistem)

TemplateJurnalKapan Digunakan
Post Gaji BulananDr. Beban Gaji / Dr. Beban BPJS / Cr. Hutang Gaji / Cr. Hutang BPJS / Cr. Hutang PPh 21Posting hasil payroll bulanan

Formula Post Gaji Bulanan:

Beban Gaji (Dr)     = grossSalary    (total gaji bruto)
Beban BPJS (Dr)     = companyBpjs    (kontribusi BPJS perusahaan)
Hutang Gaji (Cr)    = netPay         (gaji neto yang dibayarkan)
Hutang BPJS (Cr)    = totalBpjs      (BPJS perusahaan + karyawan)
Hutang PPh 21 (Cr)  = pph21          (PPh 21 yang dipotong)

Template ini menggunakan variabel yang disuplai oleh modul Payroll, bukan input user. Lihat Proses Penggajian untuk detail.

Formula yang Sering Digunakan

Formula Dasar

FormulaHasilContoh (amount=11.100.000)
amountNilai input11.100.000
amount * 0.11PPN 11%1.221.000
amount / 1.11DPP dari inklusif10.000.000
amount * 0.11 / 1.11PPN dari inklusif1.100.000
amount * 0.02PPh 23 (2%)222.000
amount * 0.98Nett setelah PPh 2310.878.000
amount * 0.10PPh 4(2) (10%)1.110.000

Formula Kondisional

kondisi ? nilai_jika_benar : nilai_jika_salah

Contoh PPh 23 dengan threshold Rp 2.000.000:

amount > 2000000 ? amount * 0.02 : 0

Variabel Referensi

VariabelArti
amountJumlah yang diinput user
ppnHasil perhitungan PPN (jika ada di baris sebelumnya)
dppHasil perhitungan DPP (jika ada di baris sebelumnya)

Variabel Extended (Multi-Variable)

Sistem formula mendukung variabel custom yang disuplai oleh modul eksternal. Ini memungkinkan template digunakan untuk skenario kompleks seperti payroll.

Variabel Payroll:

VariabelArti
grossSalaryTotal gaji bruto
companyBpjsKontribusi BPJS perusahaan
totalBpjsTotal BPJS (perusahaan + karyawan)
pph21PPh 21 yang dipotong
netPayGaji neto yang dibayarkan

Variabel extended hanya tersedia saat template dipanggil dari modul yang menyediakan variabel tersebut. Untuk template transaksi manual, gunakan variabel standar (amount, ppn, dpp).

Membuat Template Kustom

Jika template yang Anda butuhkan tidak ada:

  1. Klik menu Template > Template Baru
  2. Atau duplikat template yang mirip dan modifikasi
  3. Lihat Kelola Template untuk panduan lengkap

Lihat Juga

Tampilan Layar

Daftar Template
Daftar Template

Daftar template jurnal dengan kategori dan pencarian